Hari ini kelas XI MIPA 1 sedang pelajaran olahraga. Murid-murid berbaris di lapangan sambil melakukan pemanasan. Setelah melakukan pemanasan, Pak Johan mulai menerangkan materi permainan bola basket. Mulai dari dribbling, passing, dan shooting. Ketika Pak Johan sedang menjelaskan materi, ada seorang murid yang menghampirinya. Pak Johan dan murid tersebut sedikit berbincang, kemudian murid tersebut pergi.
"Karena minggu lalu kalian sudah belajar cara men dribbling dan passing, sekarang kalian akan belajar cara shooting yang benar."
"El tolong ajarkan caranya kepada teman-teman kamu. Bapak ada urusan dulu, nanti akan Bapak tes satu persatu."
"Baik Pak." Jawab El menganggukkan kepalanya.
"Cewek sama cowok dipisah. Untuk cowok, kalian diajarin sama Adi. Sedangkan gue sama Aksa ngajarin cewek-ceweknya." Jelas El.
"Buat barisan dulu." Ujar Aksa kepada murid perempuan.
Satu persatu murid perempuan melakukan gerakan shooting dan hampir semua berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring.
"Yang belum siapa aja?" Semua murid perempuan langsung menghadap ke arah Lia yang berada di barisan belakang.
"Tinggal aku?" Tanya Lia sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, cepat sana." Flora mendorong tubuh Lia ke depan.
"Aku gak usah aja ya?" Pinta Lia kepada El.
"Memangnya kamu mau gak dapat nilai?" Flora dan Aksa terkejut ketika mendengar El menyebut Lia kamu.
Lia menggeleng pelan. "Tapi aku takut." Jawab Lia menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jari tangannya.
"Kamu gak usah takut, aku gak akan ngebiarin kamu terluka." El mengelus rambut Lia lembut.
"Sekarang kamu lihat aku dulu, setelah itu baru kamu praktikkan."
Lia melihat El yang akan melakukan gerakan shooting. El melempar bola basket itu ke arah ring dan langsung masuk ke dalam ring. Murid-murid yang melihatnya pun bertepuk tangan.
"Sekarang giliran kamu." El menyerahkan bola basket kepada Lia.
Lia mencoba mempraktekkan seperti yang dilakukan El tadi.
"Tangan kamu salah."
Lia mencoba memperbaikinya tetapi tetap saja salah. Akhirnya El membantu Lia dengan berdiri di belakang. El memperbaiki letak tangan Lia yang salah. "Harusnya tangan kamu kayak gini."
Lia menolehkan kepalanya menatap El. Mereka saling berpandangan, mata mereka bertemu dan tanpa sadar bibir keduanya terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman. El langsung mengalihkan pandangannya.
"Sekarang lempar bolanya." Setelah mendengar aba-aba dari El, Lia langsung melempar bola basket itu. Berhasil. Bola itu masuk ke dalam ring.
"Hore! Bolanya masuk." El tersenyum tipis melihat tingkat Lia yang sedang bertepuk tangan seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again (Completed)
Teen FictionBagaimana jadinya jika seseorang dari masa lalu kembali datang, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan menerimanya kembali ataukah mengusirnya dari hidupmu selama-lamanya? Kehidupan Michael Gabriel Hienze yang awalnya tenang kembali terusik setel...