Setelah Lia mengirimkan pesan kepada El tadi, laki-laki itu bergegas untuk menuju ke tempat yang dimaksud oleh Lia. El tiba di cafe terlebih dahulu dan tak berselang lama Lia pun datang. Saat ini suasana di cafe cukup ramai.
Semenjak mereka berdua tiba di cafe sampai minuman yang mereka pesan datang, tidak ada salah satu pun yang memulai pembicaraan. Melihat gadis di hadapannya hanya diam, El berinisiatif untuk memulai pembicaraan karena sejujurnya dia sangat penasaran dengan apa yang ingin disampaikan oleh gadis di hadapannya.
"Kamu mau bicarain apa?" Tanya El menatap gadis di hadapannya.
Lia menghebuskan napasnya kasar. "Aku mau kasih kamu jawaban soal pertanyaan kamu semalam."
"Jadi jawaban kamu apa?" El menatap Lia dengan tatapan penuh harapan.
"Sebelum aku ngasih kamu jawaban, aku mau jujur mengenai alasan aku mutusin kamu dulu." Gadis itu menghentikan pekertaannya sejenak.
"Sebenarnya... aku mutusin kamu waktu itu karena perasaan aku tiba-tiba berubah saat aku ketemu sama cinta pertama aku dulu."
"Jadi kamu mutusin aku karena dia?" Pria itu menatap Lia dengan tatapan kecewa. Laki-laki itu sangat mengenal betul mengenai cinta pertama gadis di hadapannya. Namun dia tidak menyangka bahwa gadis yang dia cintai menghianati cintanya karena cinta pertama gadis itu.
"Aku bisa jelasin. Aku tahu aku salah, saat itu perasaan aku benar-benar bimbang, aku gak tahu harus melakukan apa. Dan yang ada dipikiran aku saat itu cuman satu, aku takut aku akan semakin menyakiti perasaan kamu kalau seandainya kita masih bersama. Aku gak mau menjalin hubungan dengan perasaan aku yang bimbang, jadi aku memutuskan buat putus sama kamu." Setelah mengungkapkan isi pikirannya kepada El, gadis itu menundukkan kepalanya takut menatap laki-laki di hadapannya.
El menghembuskan napasnya kasar ketika mendengar perkataan Lia. Dia harus melakukan apa sekarang? Jika kalian bertanya bagaimana perasaannya sekarang, tentu saja kecewa. Tapi dia mencoba untuk memendam rasa kecewanya. El meraih tangan gadis di hadapannya dan menggenggam tangan gadis itu erat.
Lia terkejut saat melihat respon El, dia kira laki-laki itu akan marah. "El." Panggil Lia pelan melihat laki-laki itu tersenyum tipis ke arahnya.
"Terus perasaan kamu sekarang gimana?"
"Aku gak tahu." Gadis itu menggelang pelan.
El menghela napas. "Kamu masih ada perasaan buat dia?"
"Aku juga gak tahu." Lagi-lagi jawaban gadis itu membuat El kecewa.
El mengacak rambutnya frustasi. Dia menahan emosinya yang sebentar lagi akan meledak jika terus-menerus tidak ada jawaban yang pasti dari gadis di hadapannya. "Jadi jawaban kamu mengenai pertanyaan aku semalam apa?"
"Aku... aku gak bisa nerima kamu." Jawab Lia pada akhirnya.
"Maaf." Hanya satu kata itu yang bisa Lia ucapkan kepada El.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again (Completed)
Roman pour AdolescentsBagaimana jadinya jika seseorang dari masa lalu kembali datang, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan menerimanya kembali ataukah mengusirnya dari hidupmu selama-lamanya? Kehidupan Michael Gabriel Hienze yang awalnya tenang kembali terusik setel...