El mengendarai motornya di atas kecepatan rata-rata. Ia melajukan motornya tak tentu arah. Setelah sekitar tiga puluh menit laki-laki itu tak punya tujuan. Kini ia memberhentikan motornya di depan sebuah rumah.
Tak lama kemudian seorang pemuda membuka pintu. Pemuda itu terkejut melihat kehadiran sahabatnya dengan wajah yang terlihat menyedihkan.
"Ayo masuk." Ajak Aksa mempersilahkan sahabatnya masuk.
Kini kedua pria itu berada di dalam sebuah kamar.
"Ada rokok gak?"
Sudah Aksa duga pria di hadapannya ini pasti sedang mempunyai masalah. Terbukti dengan permintaannya barusan. Setahunya El sudah tak lagi mengonsumsi rokok setelah kembali bersama Lia, tapi sekarang laki-laki itu meminta benda tersebut kepadanya.
"Bentar gue ambil dulu."
Aksa menyerahkan sebungkus rokok yang sudah dia buka kepada El. Laki-laki itu menerima rokok yang diberikan oleh sahabatnya.
El mengambil satu batang rokok lalu menyelipkan pada mulutnya. Dia mulai menghisap rokok itu dan menghembuskan asap rokok dengan santai. Hembusan asap yang keluar dari mulutnya berterbangan di sekitar tubuh laki-laki itu.
Melihat hal tersebut Aksa mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Adi agar segera datang ke rumahnya. Tak lama setelah Aksa menghubungi sahabatnya, Adi pun datang dengan wajah yang terlihat panik.
"Dia baik-baik aja kan?" Tanya Adi kepada Aksa yang membukakan pintu.
"Lo lihat aja di atas." Jawab Aksa setelah menutup pintu rumahnya.
Adi dan Aksa berjalan menuju kamar Aksa yang berada di lantai dua. Begitu Adi membuka pintu kamar sahabatnya, ia sangat terkejut melihat El yang terlihat tidak baik-baik saja.
"Dari tadi dia gak berhenti ngerokok, mungkin ini udah batang ke empat."
"Masalah Lia?" Bisik Adi. Aksa mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.
"El."
Laki-laki itu membalikkan tubuhnya ke arah sumber suara. Ternyata yang memanggilnya barusan adalah Adi. Pantas saja tadi Aksa izin untuk ke bawah sebentar, ternyata karena sahabat yang satunya lagi datang.
El mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya 'apa'. Adi dan Aksa menghampiri El dan duduk di samping laki-laki itu.
"Lo kenapa?" Tanya Adi.
El yang ditanya hanya diam. Dirinya malah asyik menghisap batang nikotin itu daripada menjawab pertanyaan sahabatnya. Adi menghela napas kasar melihat tidak ada respon dari El.
"Kalau ada masalah lo bisa cerita sama kita. Lo gak akan bisa menyelesaikan masalah kalau lo melampiaskannya dengan cara merokok."
"Adi benar, kalau lo cerita siapa tahu kita bisa bantu lo nyelesaiin masalahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again (Completed)
Teen FictionBagaimana jadinya jika seseorang dari masa lalu kembali datang, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan menerimanya kembali ataukah mengusirnya dari hidupmu selama-lamanya? Kehidupan Michael Gabriel Hienze yang awalnya tenang kembali terusik setel...