Di sebuah kamar, terdapat seorang gadis dengan pakaian tidurnya sedang belajar. Saat sedang fokus belajar tiba-tiba ponsel gadis itu berbunyi pertanda ada notifikasi yang masuk. Gadis itu pun mengambil ponselnya dan ternyata Flora mengirim pesan kepadanya.Flora : Gue udah baikan sama kak Ethan.
Flora : Ternyata perempuan yang kita lihat kemarin di gramedia itu sepupunya.
Lia : Kan, aku bilang apa. Untung aja kamu dengarin penjelasan kak Ethan.
Flora : Thanks ya udah ngasih gue saran.
Lia : Iya sama-sama, aku senang kalau kamu bahagia.
Kegiatan Lia terhenti ketika mendengar suara pintu kamarnya dibuka. Gadis itu langung menolehkan kepalanya ke arah pintu. Lia tersenyum ketika melihat ibunya menghampiri dirinya sambil membawa segelas susu.
"Minum susu dulu." Ujar Mama Ziva sambil menyerahkan gelas itu kepada Lia.
Lia meminum susu pemberian ibunya hingga habis lalu memberikan gelas kosong itu kepada ibunya kembali. "Makasih, Ma."
"Iya."
"Kamu belajarnya jangan terlalu malam, besok kan masih sekolah." Wanita itu mengelus puncak kepala anaknya penuh kasih sayang.
Lia mengangguk. "Sebentar lagi juga selesai kok."
"Mama ke bawah lagi ya, kalau butuh sesuatu panggil aja."
"Iya." Ucap Lia sambil tersenyum ke arah ibunya.
Lia melanjutkan kembali belajarnya yang sempat tertunda. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Gadis itu membereskan peralatan belajarnya lalu berjalan menuju kasur. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan mematikan lampu. Ia memejamkan matanya dan tidak lama setelah itu Lia tertidur.
*****
Cuaca pagi ini sangat cerah. Seorang pria baru saja menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan. Pria itu duduk di salah satu kursi yang masih kosong. Ia beserta kedua orang tunya pun sarapan bersama.
"Kamu ajak Lia ke sini lagi dong. Bunda kangen sama dia."
"Ayah juga pengin lihat Lia, terakhir kali dia main ke sini ayah lagi gak ada di rumah."
"Iya, nanti kalau ada waktu El pasti ajak Lia ke sini."
"Perkataan kamu Bunda pegang. Awas aja kalau Lia gak di ajak main ke sini." El menanggapi hanya dengan anggukan kepala.
"El berangkat sekolah dulu." Ucap El setelah menyelesikan sarapannya.
"Hati-hati di jalannya." Pesan Bunda Vio.
El pergi ke sekolah menggunakan motor sport kesayangannya. Laki-laki itu melajukan motornya dengan kecepatan sedang. El memberhentikan motornya di depan sebuah rumah. Di sana sudah ada seorang gadis yang sedang menunggunya. Gadis itu adalah Lia. Setelah kejadian di gudang waktu itu, El memutuskan untuk berangkat dan pulang sekolah bersama Lia.
"Maaf lama." Ucap El kepada Lia.
"Enggak kok, aku juga baru nunggunya." Lia memegang pundak El untuk membantunya naik ke atas motor pria itu yang sangat tinggi bagi gadis itu.
"Tutupin kaki kamu pakai jaket yang ada di tas aku." Gadis itu menuruti perkataan El lalu menutupi kakinya menggunakan jaket yang ia ambil dari tas El.
El mulai melajukan motornya membelah jalanan menuju ke sekolah.
"Minggu ini kamu sibuk gak?" Tanya El memulai pembicaraan.
"Apa?" Teriak Lia tidak mendengar perkataan El karena suara motor yang berisik.
"Minggu ini kamu sibuk gak?" El mengulangi pertanyaannya dengan volume suara yang dinaikkan agar bisa didengar oleh Lia.
"Enggak, kenapa gitu?"
"Bunda mau kamu main ke rumah."
"Iya, boleh." Jawab Lia.
Tidak terasa motor El sudah memasuki area sekolah. Laki-laki itu memberhentikan motornya di parkiran sekolah. Di sana sudah ada Adi dan Aksa yang menunggu El.
"Yuk ke kelas." Ajak Lia kepada yang lainnya.
"Kamu duluan, aku ada urusan dulu sama mereka." Jawab El yang dijawab anggukan kepala oleh Lia.
"Kalau gitu aku duluan ya." Pamit Lia lalu berjalan menjauhi mereka menuju kelas.
"Lo kenapa?" Tanya El ketika melihat raut wajah Adi yang lesu tidak seperti biasanya.
"Gue lagi berantem sama Nasya." Jawab Adi jujur.
"Lo buat kesalahan?"
Adi mengangguk lesu. "Gue lupa kalau kemarin tanggal jadian gue sama Nasya."
"Wah parah, bisa-bisanya lo lupa tanggal jadian lo sama dia." Aksa menatap sahabatnya tak percaya.
"Kalian juga tahu kalau beberapa hari ini gue kurang istirahat dan sepulang sekolah kemarin gue langsung istirahat di rumah." El dan Aksa mengangguk membenarkan perkataan Adi.
Beberapa hari kebelakang Adi memang sangat sibuk. Setelah pulang sekolah ia harus ke rumah sakit untuk menemani ibunya yang sedang dirawat karena ayahnya sedang ada pekerjaan diluar kota. Pagi kemarin ibunya baru pulang dari rumah sakit sehingga saat pulang sekolah Adi bisa istirahat di rumah.
"Jelasin ke dia pelan-pelan, gue yakin dia pasti ngerti."
"Thanks, El."
"Kita ke kelas sekarang sebentar lagi bel masuk bunyi." Ujar Aksa kepada sahabat-sahabatnya. El, Adi, dan Aksa berjalan menuju kelas.
*****
Di rooftop sekolah terdapat tiga pemuda sedang berbincang-bincang sambil melihat pemandangan langit. Ketiga pemuda itu adalah El, Adi, dan Aksa.
"Gue perhatikan lo semakin dekat sama Lia, berangkat sama pulang sekolah juga bareng."
"Kenapa?" Tanya El kepada Adi.
"Lo mau serius lagi sama dia?" El mengangguk yakin tidak seperti sebelum-sebelumnya.
"Gue penasaran sama satu hal." Ujar Aksa tiba-tiba.
"Apa?" Tanya Adi penasaran.
"Sebenarnya alasan lo putus sama Lia dulu apa? Sampai saat ini kita gak ada yang tahu alasannya apa."
"Gue gak tahu. Waktu itu dia tiba-tiba mutusin gue tanpa ngasih penjelasan." Jawab El jujur.
"Kenapa sekarang gak coba lo tanyain ke dia, memangnya lo gak penasaran?" Lanjut Aksa.
"Penasaran pasti, tapi gue gak mau ngungkit-ngungkit masa lalu lagi."
"Gimana kalau dia mutusin lo karena orang lain?" Tanya Adi dengan hati-hati.
El terdiam sebentar. "Apa pun kebenarannya nanti, kalau saat itu dia mempunyai perasaan sama gue, gue akan berusaha untuk tidak peduli walaupun itu membuat gue kecewa." Adi dan Aksa hanya diam mendengar jawaban dari El.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again (Completed)
Teen FictionBagaimana jadinya jika seseorang dari masa lalu kembali datang, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan menerimanya kembali ataukah mengusirnya dari hidupmu selama-lamanya? Kehidupan Michael Gabriel Hienze yang awalnya tenang kembali terusik setel...