Kangen El

44 6 0
                                    

Setelah Lia pergi meninggalkan Raga, kini gadis itu sedang berada di rooftop sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Lia pergi meninggalkan Raga, kini gadis itu sedang berada di rooftop sekolah. Sebelum ia ke rooftop, ia sudah mengabari sahabatnya terlebih dahulu agar tidak mencarinya. Ia memutuskan untuk membolos sampai pulang nanti. Ini pertama kalinya ia bolos pembelajaran. 

Lia menatap langit dengan pandangan kosong. Tiba-tiba ia rindu kepada El. Sudah hampir seminggu ia tidak bertemu dengan kekasihnya. Bahkan untuk sekedar saling bertukar kabar saja susah. Ia mengerti kenapa El jarang memberikan kabar kepadanya itu pasti karena laki-laki itu sibuk dengan perlombaannya.

Gadis itu mengeluarkan ponselnya lalu mengirim pesan kepada El. Ia tahu pesannya tidak mungkin dibalas sekarang oleh El, tapi ia tetap melakukannya. Rasa rindunya kepada El sudah begitu dalam. 

Ia ingin sekali hari cepat berganti dengan besok. Karena besok merupakan jadwal kepulangan El bersama dengan tim basket SMA Nusa Bangsa.

Lia membaringkan tubuhnya di atas sofa yang berada di sana. Saat ini tubuhnya membutuhkan istirahat. Ia memejamkan matanya dan tak lama kemudian gadis itu pun tertidur.

*****

Di suatu lapangan baru saja terjadi perlombaan basket. Perlombaan itu dimenangkan oleh tim basket dari SMA Nusa Bangsa. Sesi pembagian kalung medali untuk sang juara pertama pun dilakukan. 

Senyuman mengembang dari seluruh tim basket SMA Nusa Bangsa. Akhirnya perjuangan mereka selama beberapa bulan kebelakang ini tidak sia-sia. Sekarang mereka bisa kembali ke sekolah dengan kepala tegak.

"Selamat untuk kalian semua." Ucap Pak Johan menghampiri murid-muridnya.

"Terimakasih Pak." Balas El.

"Sekarang kalian boleh istirahat , besok kita pulang." Seluruh tim basket menganggukkan kepalanya serempak.

"Lo mau ikut yang lain jalan-jalan gak?" Tanya Adi kepada El.

"Boleh, sekalian gue mau beli oleh-oleh." 

El dan anggota tim basket lainnya pergi menuju suatu tempat. Namun sebelum mereka pergi, laki-laki itu terlebih dahulu mengecek ponselnya. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas saat melihat pesan dari gadis yang ia cintai. Ia langsung membalas pesan tersebut.

To My love :

I miss you too.

Aku minta maaf, tapi sepertinya besok aku gak jadi pulang.

Dirinya berencana untuk membuat kejutan untuk gadisnya. Ia tak sabar menunggu hari esok tiba. Ia ingin cepat-cepat bertemu dengan gadisnya.

*****

Seorang gadis terbangun dari tidurnya.

"Jam berapa sekarang?" Gumam gadis itu menatap sekeliling.

Ia kemudian mengecek ponselnya. Ternyata sekarang sudah jam empat sore. Ia tersenyum lebar kala melihat ada pesan dari El. Namun setelah membacanya kedua sudut bibirnya kembali turun.

Gadis itu memutuskan untuk kembali ke kelas karena bel pulang sekolah pasti sudah berdering. Saat ia sampai di depan kelas, di sana sudah ada Flora bersama Ethan.

"Kenapa kamu belum pulang?" Tanya Lia bingung.

"Gue nunggu lo dulu baru pulang."

"Aku gak apa-apa kalian bisa pulang duluan."

"Tapi..."

"Udah sana duluan kasian kak Ethan udah nungguin kamu."

Flora menghela napas berat. "Yaudah kalau gitu aku pergi duluan." 

Lia menanggapi dengan anggukan kepala. Setelah kepergian Flora dan Ethan, ia masuk ke dalam kelas yang sudah kosong lalu mengambil tasnya. Lia berjalan menuju gerbang sekolah seorang diri.

"Lia!" Panggil seseorang saat dirinya melewati parkiran sekolah.

Ia menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Ternyata yang memanggilnya barusan adalah Raga. Gadis itu tak menghiraukan panggilan Raga dan terus berjalan sampai gerbang sekolah.

"Pulang bareng sama aku."

Lagi-lagi Lia tak menanggapi perkataan Raga.

"Ayo naik!"

"Aku mohon, tinggalin aku sendiri."

"Lebih baik kamu pulang bareng aku, lagain rumah kita berseberangan."

"Aku bilang tinggalin aku sendiri!" 

"Oke-oke, kamu gak usah marah."

"Aku pergi duluan." Raga pergi menggunakan motor sportnya meninggalkan area sekolah.

Lia menghembuskan napasnya kasar. Ia kembali melanjutkan langkahnya. Gadis itu memutuskan jalan-jalan sebentar untuk menenangkan pikirannya. Saat di tengah perjalanan tiba-tiba ada beberapa orang asing yang menghalangi jalannya.

"Halo cantik." Ucap salah satu diantara mereka.

Lia menatap mereka dengan tatapan datarnya. Ia berusaha untuk tidak menghiraukan preman-preman itu.

"Sombong banget gak mau ngerespon kita."

"Pegang dia!" Suruh seorang preman yang sepertinya ketua dari mereka.

Gadis itu langsung memberontak saat kedua tangannya ditahan oleh preman-preman itu.

"Lepas!"

"Lepasin aku!" Sekuat apa pun ia mencoba memberontak namun kekuatannya tak sebanding dengan preman-preman itu.

"Diam!" Bentak preman itu kepada Lia.

Air mata gadis itu menetes membasahi wajahnya. Tubuhnya bergetar ketakutan. Dalam hati ia terus berdoa agar ada seseorang yang menolongnya. Lia memejamkan matanya takut.

Bugh...bugh...

Suara pukulan terdengar di pendengaran Lia. Perlahan ia membuka matanya. Betapa terkejutnya dia saat melihat preman-preman itu sudah tumbang. 

Lebih terkejutnya lagi ternyata pria yang menolongnya adalah Raga. Laki-laki itu terus melayangkan pukulan kepada para preman-preman itu. 

"PERGI!" Bentak Raga kepada preman-preman yang sudah ia habisi.

Setelah mendengar teriakan dari Raga, preman-preman itu langsung lari pergi meninggalkan tempat tersebut. Raga membalikkan badannya dan berjalan ke arah Lia.

"Kamu baik-baik aja? Ada yang luka gak?" Tanya Raga beruntun mengecek seluruh tubuh gadis di hadapannya.

Lia menepis tangan Raga. "Aku baik-baik aja."

"Sebelumnya makasih." Gadis itu menghapus air matanya lalu pergi dari sana.

Raga menyusul Lia lalu menahan pergelangan tangannya. 

"Aku antar pulang!" 

"Aku bisa pulang sendiri."

"Kamu mau kejadian kayak barusan terulang lagi?" Lia terdiam mendengar penuturan Raga.

"Ikut aku!" Raga menarik pergelangan tangan Lia, membawa gadis itu menuju motor miliknya.

"Aku gak bisa." Tolaknya keras kepala.

Langkah kaki pemuda itu terhenti. Ia membalikkan badannya menghadap Lia. Raga mengeluarkan ponselnya lalu memesan kendaraan online. Tak membutuhkan waktu lama, kendaraan yang ia pesan pun datang.

"Kamu bisa pulang naik kendaraan itu, ongkosnya udah aku bayar."

Raga membuka pintu mobil mempersilahkan Lia untuk masuk ke dalam. Awalnya gadis itu diam tak merespon Raga namun setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya juga menerima kebaikan dari laki-laki itu.

Raga kembali menutup pintu mobil saat Lia sudah duduk di dalam mobil. Mobil yang ditumpangi oleh Lia pun melaju. Selepas kepergian Lia, Raga naik ke atas motornya lalu melajukan motornya dengan kecepatan normal.

#TBC

Meet Again (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang