Main di Rumah El

80 14 0
                                    

Di sebuah rumah, seorang laki-laki baru saja turun dari kamarnya lengkap dengan seragam sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah rumah, seorang laki-laki baru saja turun dari kamarnya lengkap dengan seragam sekolah. Laki-laki itu menghampiri kedua orang tuanya yang berada di meja makan dan duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Loh, kamu ngapain pakai seragam sekolah?" Tanya seorang wanita.

"Ya mau sekolah lah Bun, masa mau ke pasar kan gak mungkin."

"Enggak! Kamu gak boleh dulu sekolah." Bunda Vio menentang ucapan anaknya.

"El udah ketinggalan banyak pelajaran, masa gak sekolah lagi?"

"Kamu itu baru pulang dari rumah sakit, besok saja sekolahnya."

"Tapi..."

"Ayah tahu alasan kamu pergi ke sekolah bukan karena pelajaran tapi karena mau ketemu Lia kan?" Tebak Ayah Calvin tepat sasaran.

El menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum malu karena ketahuan oleh sang ayah. Bunda Vio menggelengkan kepalanya melihat tingkah putranya. 

"Dasar remaja bucin."

"Bunda sirik aja, yang udah tua diam aja deh."

"Kamu mulai berani ya sama Bunda." El menatap ibunya cuek.

"Aww sakit Bun, telinga El pasti merah ini." Laki-laki itu mengusap telinganya yang terkena cubitan dari sang ibu.

"Ayah lihat tuh Bunda bikin telinga El kesakitan." Bunda Vio melotot tak terima mendengar perkata

"Salah kamu duluan ya udah ngejek Bunda."

"Terima kenyataan aja apa susahnya sih Bun?"

Ayah Calvin menghela napas lelah melihat pertengkaran antara istri dan anaknya. Semenjak anaknya berpacaran dengan Lia, Albert menjadi lebih ekspresif dan terbuka. Tak jarang laki-laki itu beradu perkataan dengan ibunya seperti barusan. Tapi Ayah Calvin senang melihat perubahan pada diri putranya, ia merasa keluarganya menjadi lebih hidup.

"Sudah-sudah lebih baik sekarang kita sarapan, Ayah tidak mau telat pergi bekerja gara-gara pertengkaran kalian."

"El, kamu besok saja sekolahnya. Untuk hari ini Ayah sudah izin kepada guru kalau kamu tidak bisa masuk." Laki-laki itu mengangguk menuruti perkataan ayahnya.

*****

Lia baru saja tiba di dalam kelas, ia langsung menghampiri Flora.

"Pagi." Sapa gadis itu.

"Pagi." Jawab Flora.

Tatapan Flora beralih menatap ke arah pergelangan tangan sahabatnya. Tumben sekali gadis di hadapannya ini pakai jam tangan dan jam tangan tersebut terlihat baru.

"Jam tangan baru?" Lia melirik sekilas ke arah jam tangannya lalu mengangguk.

"Di kasih El."

"Serius lo?" Tanya Flora tak percaya karena jam tangan itu harganya cukup mahal.

Meet Again (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang