Saat ini El, Lia, Flora, Adi, dan Aksa sedang berada di kantin sekolah. Mereka sedang menghabiskan waktu istirahat mereka dengan mengisi perut mereka yang kelaparan.
"Gue masih gak percaya kaki lo udah sembuh." Ujar Adi menatap kaki El yang sudah tidak diperban.
"Gue mau bilang makasih sama orang yang udah ngehina lo, berkat mereka lo mempunyai motivasi yang kuat untuk sembuh." El mengangguk setuju dengan perkataan Aksa.
"Kalau tahu dengan cara menghina lo bisa membuat lo termotivasi untuk bisa jalan lagi pasti udah gue lakuin dari dulu." Sahut Flora.
"Mau mie ayam kamu dong." Pinta Lia dengan nada memohon.
"Ambil aja." Lia tersenyum antusias. Gadis itu langsung mengambil sumpit dan mulai melahap mie ayam milik El dengan nikmat.
"Enak." Ucap Lia ketika sudah menelan mie ayam milik El.
"Habisin aja sama kamu."
"Serius?" Tanya Lia dengan wajah yang berbinar-binar.
"Iya." El tersenyum tipis melihat gadisnya makan mie ayam itu dengan lahap. Tangan kanannya terulur mengelus rambut Lia lembut.
"Bisa gak sehari aja gak usah mesra-mesraan di depan gue." Ujar Aksa kesal melihat keromantisan di hadapannya ini.
"Makanya punya pacar." Balas El.
"Gue gak tertarik buat pacaran, gue mau fokus belajar dulu."
"Gak usah sok mau fokus belajar kalau setiap di kelas aja gak pernah merhatiin guru nerangin materi."
"Benar banget, bilang aja kalau lo gak laku." Ucap Flora setuju dengan perkataan Adi.
"Kata siapa gue gak laku? Kalau gue mau detik ini juga gue bisa punya pacar tapi gue lagi gak mau pacaran aja."
"Aku percaya sama kamu." Aksa tersenyum bangga ketika Lia memihaknya.
"Kamu kan playboy nya SMA Nusa Bangsa." Seketika senyumannya Aksa luntur saat mendengar perkataan Lia.
El, Flora, dan Aksa tertawa mendengar perkataan Lia. Apalagi ketika melihat ekspresi Aksa yang sedang menahan kesal membuat mereka semakin ingin tertawa.
"Besok kan libur gimana kalau kita main ke dufan?" Usul Adi kepada teman-temannya.
"Boleh tuh, nanti gue ajak kak Ethan."
"Sorry, tapi gue gak bisa. Gue ada acara keluarga."
"Kalau kalian gimana?"
"Gue terserah Lia, kalau dia ikut gue juga ikut."
"Aku ikut." Jawab Lia.
"Besok kumpul di rumah El." Ujar Adi yang ditanggapi anggukan kepala oleh yang lainnya.
Mereka berbincang-bincang mengenai kegiatan yang akan mereka lakukan saat di dufan nanti. Di tengah-tangah obrolan mereka, tiba-tiba ada seorang pria menghampiri meja mereka.
"Kamu Lia kan?" Tanya laki-laki itu.
"Iya, ada apa?"
"Disuruh Bu Rani ke ruang guru."
"Makasih infonya." Laki-laki itu mengangguk lalu pergi meninggalkan kantin.
"Aku ke ruang guru dulu." Pamit Lia kepada yang lainnya.
"Aku ikut." Ujar El lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan sambil merangkul Lia menuju ruang guru.
"Aku masuk ke dalam dulu." Ucap Lia ketika sudah berada di depan ruang guru.
"Ayo, aku temanin ke dalamnya."
El dan Lia masuk ke dalam ruangan tersebut dan berjalan menuju meja Bu Rani.
"Loh kaki kamu sudah sembuh El?" Tanya Bu Rani ketika melihat kondisi kaki El.
"Sudah Bu." Jawab El.
"Saya ikut senang mendengarnya."
"Kalian silahkan duduk."
El dan Lia pun duduk di kursi yang ada di sana.
"Ada apa ya ibu memanggil saya ke sini?" Tanya gadis itu sopan.
"Ini mengenai nilai ulangan biologi kamu minggu lalu."
"Kalau boleh tahu, memangnya nilai Lia berapa Bu?" Tanya El penasaran.
Bu Rani menghembuskan napas berat.
"Lia mendapatkan nilai lima puluh."
"Lima puluh?" Laki-laki itu terkejut kala mendengar nilai ulangan biologi gadisnya.
Bu Rani mengangguk. "Sebenarnya ibu juga cukup terkejut ketika mengetahu nilai kamu yang dibawah kkm. Tidak biasanya kamu mendapatkan nilai yang rendah."
"Apa kamu mempunyai masalah sehingga membuat kamu tidak konsentrasi saat ulangan?"
"Tidak ada Bu, ini murni kecerobohan saya karena kurang belajar."
"Yasudah kalau begitu, untuk kali ini saya masih bisa memberi kamu toleransi. Tapi ingat, lain kali jangan diulangin lagi. Kalau kamu terus seperti ini bisa-bisa peringkat kamu menurun."
"Baik Bu, terimakasih."
"Sekarang kalian boleh kembali ke kelas sebentar lagi bel masuk berdering."
"Kalau begitu kita permisi Bu." Bu Rani menganggukkan kepalanya mempersilahkan mereka pergi.
Saat mereka sudah berada di luar ruangan, El langsung mengambil kedua tangan Lia.
"Aku minta maaf."
Lia mengernyit bingung saat El tiba-tiba minta maaf kepadanya. "Minta maaf untuk apa?"
"Kamu pasti gak fokus ulangan karena waktu itu aku gak ada kabar kan?"
"Enggak, ini murni kesalahan aku." Lia tidak suka saat El menyalahkan dirinya sendiri.
"Gara-gara aku nilai ulangan kamu jadi turun." El menatap gadis di hadapannya dengan tatapan bersalah.
"Kamu gak salah, ini bukan salah kamu jadi kamu gak perlu minta maaf sama aku." Ucap Lia dengan nada lembut.
"Tapi..."
"Aku gak mau mendengar kamu menyalahkan diri kamu sendiri lagi."
"Lebih baik sekarang kita ke kelas." El tidak lagi mengeluarkan suaranya. Laki-laki itu berjalan mengikuti Lia menuju kelas.
*****
Malam harinya saat Lia sedang belajar di dalam kamar. Tiba-tiba ponselnya berdering pertanda ada notifikasi yang masuk. Gadis itu mengambil ponselnya lalu mengecek notifikasi tersebut. Ternyata notifikasi tersebut berasal dari aplikasi instagram.
Raga_G.
Pesan aku yang kemarin kenapa gak dibalas?
Aku rindu masa-masa kita bersama dulu
Aku ingin ketemu kamu
Mata gadis itu memanas, ia meremas ponsel yang di genggamnya. Untuk apa laki-laki itu kembali menghubunginya? Ia mulai merasa takut jika suatu saat nanti mereka akan bertemu lagi. Ia tidak mau hubungannya dengan El kembali berantakan karena kehadiran laki-laki itu.
Dalam hati Lia berdoa, semoga saja hubungannya dengan El akan baik-baik saja. Walaupun ada cobaan yang menghampiri hubungan mereka, gadis itu berdoa agar mereka bisa melewati segala rintangan itu.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again (Completed)
Teen FictionBagaimana jadinya jika seseorang dari masa lalu kembali datang, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan menerimanya kembali ataukah mengusirnya dari hidupmu selama-lamanya? Kehidupan Michael Gabriel Hienze yang awalnya tenang kembali terusik setel...