Saat ini El sedang berada di rooftop sekolah ditemani dengan kedua sahabatnya. Adi dan Aksa menghela napas lelah melihat kondisi sahabatnya saat ini. Jika sudah seperti ini mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Mereka jadi teringat dengan kejadian tiga tahun lalu saat El ditinggalkan oleh Lia. Saat itu El benar-benar terpuruk, bahkan orang tuanya juga sudah menyerah menghadapi El yang dingin bagai kutub selatan yang tak tersentuh.
Kini kejadian itu terulang kembali serasa menonton film yang sama. Namun bisakan mereka meminta agar akhir dari cerita ini tidak sama. Adi dan Aksa ingin akhir cerita percintaan sahabatnya kali ini happy ending.
Di setiap suatu hubungan pasti ada saja hambatan atau cobaannya tapi mereka berharap El dan Lia bisa melewati itu semua. Mungkin untuk mewujudkan itu semua tidak mudah, namun tidak ada salahnya kan mereka berharap yang terbaik bagi sahabatnya.
"Murid baru itu laki-laki yang gue maksud."
"Bukannya lo bilang waktu itu dia pake helm?"
"Walau gue gak ngelihat secara jelas, tapi gue yakin itu dia. Dari postur tubuh dan bola matanya itu persis seperti pria yang gue lihat di halte."
Kruk...kruk...
Perut Aksa berbunyi lumayan keras. Perutnya sudah sangat kelaparan minta untuk diisi. Laki-laki itu berdiri dari duduknya dan mengajak sahabatnya untuk makan siang.
"Mau ikut ke kantin gak?"
"Gue gak dulu."
"Kalau lo?" Tanya Aksa kepada Adi. Laki-laki itu mengangguk sebagai jawaban.
"Gue sama Aksa ke kantin dulu." El menanggapi dengan berdeham kecil.
Setelah kepergian kedua sahabatnya, kini El sendirian di rooftop. Ia mulai mengeluarkan sebungkus rokok dari saku jaketnya. E langsung menyalakan rokok. Pria itu mulai menghisap rokok dan menghembuskan asap rokok ke langit-langit.
Pikirannya saat ini benar-benar kacau, El mengacak rambutnya frustasi. Kenapa banyak sekali cobaan yang menghampiri dirinya.
*****
Di kantin sekolah, Lia dan Flora sedang asyik bercengkrama sambil memakan makanan mereka. Tak lama kemudian ketenangan mereka terusik karena datangnya Raga yang kini duduk di samping Lia.
"Kalian makan apa?" Tanya Raga basa basi.
"Lo punya mata kan, lihat aja sendiri pakai kedua mata lo." Jawab Flora sinis. Entah kenapa setiap kali melihat Raga bawaannya Flora selalu ingin sinis.
"Gue gak minta jawaban lo." Balas Raga tak kalah sinis.
Lia menghela napas pasrah melihat perdebatan antara Flora dan Raga kembali. Apakah hidupnya tidak bisa tenang sehari saja tanpa mendengar perdebatan Flora dan Raga ketika di sekolah. Sungguh Lia ingin menghilang saja rasanya. Apalagi saat ini gadis itu sedang mengalami masalah mengenai percintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again (Completed)
Teen FictionBagaimana jadinya jika seseorang dari masa lalu kembali datang, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan menerimanya kembali ataukah mengusirnya dari hidupmu selama-lamanya? Kehidupan Michael Gabriel Hienze yang awalnya tenang kembali terusik setel...