Di Rumah Sakit

200 29 2
                                    

Lia langsung mengambil ponselnya yang terjatuh, lalu berlari meninggalkan kantin tanpa menghiraukan perkataan Flora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lia langsung mengambil ponselnya yang terjatuh, lalu berlari meninggalkan kantin tanpa menghiraukan perkataan Flora. Di jalan, ia bertabrakan dengan El yang sepertinya baru selesai berlatih basket.

"Maaf." Ucap Lia tanpa melihat ke arah El.

"Kamu kenapa?" El menahan pergelangan tangan Lia.

"Papa kecelakaan." Jawab Lia dengan air mata yang terus mengalir.

"Aku antar ke rumah sakit sekarang." Lia menganggukkan kepalanya.

Setelah izin kepada guru yang bertugas, Lia dan El bergegas pergi menuju rumah sakit tempat papanya dirawat. El menjalankan motornya dengan cepat tetapi ia juga tetap mementingkan keselamatan mereka. Sekitar lima belas menit, akhirnya mereka tiba di rumah sakit yang dituju.

Lia langsung turun dari motor dan berlari masuk ke dalam rumah sakit. El mengikuti Lia dari belakang. Di depan sebuh ruangan terdapat seorang wanita yang sedang menangis. Lia langsung menghampiri wanita itu dan memeluknya.

"Keadaan papa gimana?" Tanya Lia.

"Papa kamu masih diperiksa sama dokter."

"Papa pasti baik-baik aja kan ma?"

Mama Ziva menghapus air mata anaknya. "Papa pasti baik-baik aja, kamu gak usah khawatir."

"Lia enggak mau papa kenapa-napa." Mama Ziva mengelus rambut anaknya lembut.

Tak lama pintu ruangan tersebut terbuka dan muncullah seorang dokter 

"Bagaimana keadaan suami saya dok?" Tanya Mama Ziva menghampiri dokter tersebut.

"Pasien baik-baik saja kondisinya tidak terlalu serius. Benturan dikepala nya tidak teralalu keras dan hanya mengalami luka ditubuhnya akibat pecahan kaca."

"Terimakasih dok."

"Baiklah, kalau begitu saya permisi."

Mama Ziva, Lia, dan El masuk ke dalam ruangan. Lia berjalan ke arah Papa Aldo lalu memeluknya erat.

"Papa." Lia menangis dalam pelukan papanya.

"Kenapa nangis hm? Papa kan baik-baik aja." Papa Aldo mengelus rambut anaknya.

Lia menatap papanya dengan mata yang berkaca-kaca. Papa Aldo menghapus air mata di wajah cantik anaknya.

"Udah ya jangan nangis terus, nanti wajah cantiknya hilang." Bujuk Papa Aldo memandang anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Lia udah coba berhenti menangis, tapi air matanya gak mau berhenti keluar." Ucap Lia terbata-bata. Karena saking gemasnya, Papa Aldo mencubit pipi anaknya pelan.

Papa Aldo mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan. Matanya menangkap sosok wanita yang merupakan belahan jiwanya sedang tersenyum manis ke arahnya. Awalnya tidak ada yang aneh. Tapi saat ia melirik ke arah dekat pintu ruangan, di sana terdapat seorang pemuda yang sedang berdiri.

Meet Again (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang