Hari ini adalah jadwal El melakukan konsultasi ke rumah sakit. Ia ditemani oleh Lia. Saat ini, ia sedang diperiksa oleh dokter.
"Kira-kira butuh berapa lama kaki saya bisa sembuh?" Tanya El.
"Melihat perkembangan kamu yang lumayan cepat, kira-kira membutuhkan waktu dua minggu lagi agar kaki kamu bisa sembuh total." Jelas sang dokter ketika selesai memeriksa keadaan El.
"Selama itu saya harap kamu tidak melakukan hal-hal berat yang menggunakan kaki sebelah kanan kamu terlebih dahulu. Saya harap kamu jangan dulu bermain basket." El mengangguk mengerti.
"Kalau begitu kita permisi dok." Ucap Lia menuntun El pergi dari ruangan itu.
"Mau langsung pulang atau mampir ke suatu tempat dulu?"
"Kita ke taman kompleks dulu gimana?"
"Boleh, apa sih yang enggak buat kamu." Ucap El mengelus rambut Lia lembut.
Mereka pergi menuju taman yang ada di daerah perumahan El menggunakan taksi. Setibanya di sana, mereka langsung menuju salah satu kursi yang sudah disediakan di taman.
"Kamu gak apa-apa kan?"
"Memangnya aku kenapa?" Tanya balik El, laki-laki itu tidak mengerti maksud dari pertanyaan Lia.
"Kamu gak apa-apa kalau gak ikut lomba basket?" Tanya gadis itu hati-hati takut membuat El sedih.
"Mau jawaban bohong atau jujur?"
"Mmm... coba jawaban bohong dulu."
"Aku baik-baik aja, lain kali kan masih bisa ikut lomba."
"Kalau jujur?" Tanya Lia ragu.
El menghela napas kasar. "Jujur aku merasa sedih karena gak bisa ikut lomba. Selama beberapa bulan terakhir, aku udah latihan bersama anak-anak yang lainnya untuk lomba nanti. Tapi... ternyata aku gak bisa ikut."
"Kamu boleh sedih, tapi jangan berlarut-larut ya. Aku gak suka kalau melihat kamu sedih kayak gini."
"Mmm... gimana kalau aku beli es krim biar mood kamu kembali membaik?" El terkekeh mendengar penuturan dari kekasihnya. Tapi ia pun mengangguk menyetujui usulan Lia.
"Aku beli es krim di sana dulu ya." Gadis itu berjalan menuju salah satu penjual es krim yang ada di sana.
Sambil menunggu Lia membeli es krim, laki-laki itu mengedarkan pandangan ke seluruh taman. Sudah lama ia tidak ke sini, terakhir kali sekitar tiga bulan lalu. Pandangan laki-laki itu tertuju pada seorang anak yang baru saja jatuh. El pun bergegas menghampiri anak kecil itu yang sedang menangis.
El langsung membantu anak kecil itu. "Ada yang luka gak?" Anak kecil itu menggeleng.
"Namanya siapa?"
"Leza." Jawab anak itu cadel sambil tersendu-sendu karena menangis.
"Reza?" Tanya El memastikan. Anak laki-laki itu mengangguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again (Completed)
Ficção AdolescenteBagaimana jadinya jika seseorang dari masa lalu kembali datang, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan menerimanya kembali ataukah mengusirnya dari hidupmu selama-lamanya? Kehidupan Michael Gabriel Hienze yang awalnya tenang kembali terusik setel...