El Menjauh

97 13 0
                                    

Sudah satu minggu lamanya El dan Lia tidak saling berbincang, bahkan untuk sekedar saling menyapa pun tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah satu minggu lamanya El dan Lia tidak saling berbincang, bahkan untuk sekedar saling menyapa pun tidak. Selama satu minggu itu, El benar-benar menjauhi Lia. Laki-laki itu berubah drastis. 

Saat ini kelas 11 IPA 1 sedang pelajaran olahraga. Murid-murid berkumpul di lapangan. Mereka sedang melakukan pemanasan dengan Adi yang memimpin. Sesudah melakukan pemanasan, murid-murid diminta untuk berkelilingan lapangan selama lima putaran.

Satu putaran, dua putaran, saat ketiga putaran tiba-tiba kaki Lia terkilir. Gadis itu meringis kesakitan sambil memegang pergelangan kakinya yang terkilir. Pak Johan beserta beberapa murid lainnya menghampiri Lia khawatir. 

"Bagian mana yang sakit?" Tanya Pak Johan kepada Lia.

Gadis itu menunjukkan bagian yang sakit dengan telapak tangannya. Pak Johan langsung mengurut pergelangan kaki Lia yang terkilir. Lia berteriak kesakitan. Air mata gadis itu menetes tanpa permisi. 

"Sudah selesai, coba kamu gerakkan kaki kamu." Lia menuruti perkataan gurunya dan mencoba menggerakkan kakinya perlahan. Kakinya memang sudah tidak sakit seperti semula, tapi tetap saja rasa sakit itu masih ada.

"Terimakasih Pak." 

"Iya sama-sama, sekarang kamu jangan dulu ikut olahraga terlebih dahulu. Kamu boleh istirahat di UKS." 

"Ayo, gue antar ke UKS!" Ajak Flora kepada Lia.

Lia mengangguk. Flora meletakkan tangan Lia pada pundaknya, kemudian memapah gadis itu menuju UKS. Namun sebelum mereka pergi, mata Lia dan El tak sengaja berpapasan. Tetapi El langsung membuang wajahnya ke arah lain. Lia tersenyum masam saat menyadari hal tersebut.

"Lo tiduran dulu aja di sini, nanti gue balik lagi." Ucap Flora ketika sudah berada di UKS.

Bukannya menjawab perkataan Flora, gadis itu malah menangis membuat Flora seketika panik. "Lo kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Flora cemas.

Lia menggeleng pelan sambil menghapus air matanya. "Terus kenapa lo nangis?"

"Sekarang El cuek." Flora mengernyit bingung. Namun tak lama kemudian dia mengerti maksud Lia.

"Bukannya itu kemauan lo? Lo sendiri yang udah buat El pergi menjauhi lo." Gadis itu menundukkan kepalanya kala mendengar perkataan sahabatnya.

Flora menghela napas berat. "Lo gak bisa egois, lo gak bisa minta El untuk tetap berada di sisi lo setelah perkataan lo ke dia waktu itu. El juga punya hati, saat ini hati dia pasti terluka." Flora menjeda perkataannya sejenak.

 "Coba lo bayangin, gimana seandainya lo ada di posisi dia? El udah berbaik hati untuk menerima semua masa lalu kalian, tapi lo malah nyakitin hati dia lagi dengan alasan lo takut nyakitin dia? Lo sadar gak sih, semua yang lo lakuin sekarang udah bikin dia sakit hati? Dan sekarang, lo merasa sakit hati saat El nyuekin lo? Gak logis tahu gak! Lo harus sadar, sakit hati yang lo alamin sekarang gak akan sesakit hati El waktu lo nolak dia. Kalau gue ada diposisi El sekarang, mungkin gue akan pindah ke luar kota karena gak mau ketemu sama lo." Ucap Flora mengeluarkan semua pikiran yang ada di dalam kepalanya. Dia tidak bisa lagi menahan semuanya. Flora ingin gadis di hadapannya ini sadar dengan perasaannya sendiri. Jika memang Lia tidak bisa menerima El, harusnya gadis itu bisa menerima konsekuensinya. 

Meet Again (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang