Siang yang panas berganti menjadi malam yang dingin. Matahari yang awalnya menyinari bumi kini berubah menjadi rembulan yang bersinar di malam hari. Saat ini murid-murid SMA Nusa Bangsa sedang berkumpul untuk melaksanakan kegiatan mencari jejak. Murid-murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama memulai pencarian jejak.Setelah beberapa menit, kelompok kedua pun memulai pencarian jejak. Seterusnya seperti itu hingga kelompok terakhir. Lia berada pada kelompok terakhir bersama dengan Aksa dan beberapa murid lainnya. Lia berjalan di samping Aksa karena hanya Aksa lah satu-satunya yang gadis itu kenal. Mereka berada pada barisan paling belakang.
Suasana mencekam terasa dengan begitu jelas. Dalam hati Lia berdoa agar tidak bertemu dengan makhluk-makhluk halus. Gadis itu paling tidak menyukai dengan hal-hal yang berbau horor. Jika dirinya disuruh memilih untuk menonton film bergenre psikopat atau hantu. Dia seratus persen yakin akan memilih film dengan genre psikopat. Menurutnya lebih baik menonton film dengan genre psikopat daripada horor.
"Lia!" Panggil Aksa membuat Lia menoleh ke arahnya.
"Iya, ada apa?"
"Sebenarnya dulu lo kenapa mutusin El?" Tanya Aksa penasaran.
"Mmm... aku..." Lia bingung harus bilang apa kepada Aksa. Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada Aksa.
"Maaf, aku gak bisa bilang alasannnya sama kamu."
"Kenapa? Bukan karena orang ketiga kan?"
Deg...
Lia tertegun. Gadis itu tidak bisa berkata-kata. Melihat Lia yang terdiam, Aksa menjadi kesal sendiri. Dia pun pergi duluan meninggalkan Lia.
Lia tersadar ketika Aksa pergi meninggalkannya. Gadis itu pun bergegas menyusul Aksa, namun baru beberapa langkah tiba-tiba saja tali sepatunya lepas. Lia berjongkok untuk membenarkan tali sepatunya. Saat selesai mengikat tali sepatu, Lia sudah tidak menemukan keberadaan Aksa. Dia langsung berlari menelusuri jalan dengan senter di tangannya berharap akan bertemu dengan anggota kelompoknya.
Gadis itu terhenti ketika melihat ada dua jalan di hadapannya. "Aku harus jalan lewat mana?"
Lia memutuskan untuk memilih jalan sebelah kiri. Dia terus menelusuri jalan itu. Sudah sekitar lima belas menit Lia berjalan, tetapi dia masih belum menemukan anggota kelompoknya. Gadis itu mulai panik. Suasana di hutan itu begitu sunyi, bahkan suara-suara hewan pun tidak ada. Dirinya takut setengah mati.
"Apa aku tersesat?" Gumam Lia dengan mata yang sudah memerah, berair.
"Tolong!" Teriak Lia meminta pertolongan.
"Tolong! Aku takut." Air mata gadis itu mulai menetes membasahi wajah mulusnya. Lia terus-terusan berteriak meminta tolong.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again (Completed)
Teen FictionBagaimana jadinya jika seseorang dari masa lalu kembali datang, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan menerimanya kembali ataukah mengusirnya dari hidupmu selama-lamanya? Kehidupan Michael Gabriel Hienze yang awalnya tenang kembali terusik setel...