El memberhentikan motornya di depan sebuah rumah. El menuntun Lia berjalan menuju pintu rumah. Lia membuka pintu rumahnya, lalu masuk ke dalam. Di dalam rumah ternyata sudah ada mamanya yang sudah menunggu Lia dengan raut wajah khawatir.
"Kamu kenapa?" Mama Ziva menghampiri anaknya cemas.
"Tadi Lia ke kunci di gudang sekolah." Jawab El mewakili Lia.
"El, tolong antarkan Lia menuju kamarnya ya?" El menanggapi dengan anggukan kepala.
El dan Lia berjalan perlahan menaiki tangga menuju kamar Lia. Ketika sudah di dalam kamar, El membantu Lia membaringkan tubuhnya secara perlahan di atas kasur. Tak lama kemudian datanglah Mama Ziva sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman.
"Makan dulu terus minum obat, setelah itu baru istirahat." Ucap Mama Ziva kepada anaknya. Lia menuruti perkataan mamanya, ia tidak mau membuat mamanya bertambah khawatir.
"El pamit pulang."
"Oh iya, makasih udah nganterin Lia."
"Sama-sama tan."
"Aku pulang ya." Pamit El kepada Lia.
"Hati-hati di jalannya." El mengangguk.
El pergi meninggalkan pekarangan rumah Lia menggunakan motornya. Pria itu melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata. Setelah beberapa menit diperjalanan, akhirnya El sampai di rumahnya. Ia memarkirkan motornya di garasi lalu turun dari motornya. Saat ia akan membuka pintu rumah, pintu tersebut tidak mau terbuka. El mengernyit bingung, tidak biasanya pintu rumahnya terkunci. Tiba-tiba ada sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.
Bunda : Bunda sama ayah lagi keluar, pintu rumah ada di tempat biasa.
El : Iya bun.
El menyimpan kembali ponselnya dalam saku. Ia menggeserkan pot bunga yang ada di sana dan mengambil kunci rumahnya. Setelah pintu rumahnya terbuka, ia langsung masuk ke dalam. El berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai atas.
El menyimpan tasnya di meja belajar, lalu bergegas menuju toilet untuk membersihkan tubuhnya yang lengket karena keringat. El langsung merebahkan tubuhnya di kasur sambil memainkan ponselnya ketika selesai bersih-bersih. El membuka grup obrolan yang berisikan dirinya, Adi dan Aksa.
Adi : Nasya ngehubungin gue katanya Lia gak bisa dihubungin, lo tahu dia kemana gak?
Aksa : Dia hilang?
Adi : Gue gak tau, makanya nanya.
Adi : @El
El : Dia tadi ke kunci di gudang, tapi sekarang udah ada di rumahnya.
Aksa : Waktu pulang sekolah tadi lo pergi ke gudang?
El : Iya.
El menyimpan kembali ponselnya di atas nakas samping kasur. Ia keluar dari kamarnya menuruni tangga menuju dapur. Pria itu membuka kulkas lalu mengambil air minum. El berjalan menuju ruang keluarga dan menyalakan televisi menunggu kedatangan kedua orang tuanya.
*****
Saat ini Lia dan Flora berada di gramedia. Mereka memilih-milih novel yang akan dibeli. Flora tak sengaja melihat Ethan sedang bersama seorang perempuan. Mata Flora mulai berkaca-kaca. Lia terkejut ketika melihat Flora yang akan menangis, ia langsung mengikuti arah pandang Flora. Lia membulatkan matanya terkejut ketika melihat pemandangan di hadapannya. Tak tahan melihat pemandangan itu, Flora langsung berlari meninggalkan Lia.
"Flora tunggu!" Teriak Lia.
Ethan menolehkan kepalanya ke sumber suara saat mendengar suara Lia memanggil nama Flora. "Flora." Gumam Ethan pelan.
Lia berhasil menahan pergelangan tangan Flora. Gadis itu langsung memeluk tubuh Lia. Lia membalas pelukan Flora sambil mengusap punggung Flora yang bergetar akibat isak tangisan. Lia menyetop sebuah taksi yang lewat, lalu mereka naik ke dalam taksi tersebut.
"Udah ya, jangan nangis terus."
"Kamu jangan dulu salah paham, siapa tahu itu sepupunya."
"Tapi gak biasanya dia gak bilang ke gue. Waktu sebelum pacaran aja dia selalu bilang kalau mau kemana-mana, tapi sekarang..." Flora tak kuasa melanjutkan perkataannya.
"Kamu harus dengarin penjelasan kak Ethan dulu, jangan langsung ngambil keputusan kayak gini." Saran Lia.
Flora diam tidak menjawab perkataan Lia. Suasana di mobil hening, tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Tak butuh waktu lama, taksi itu berhenti di sebuah rumah. Setelah membayar ongkos, mereka turun dari taksi itu lalu masuk ke dalam rumah. Lia dan Flora berjalan menuju kamar Flora yang ada di lantai atas.
*****
Semenjak kejadian kemarin, Flora terus menghindari Ethan. Bahkan ketika Ethan mengajaknya untuk ke kantin bersama, Flora langsung menolaknya dengan alasan akan pergi ke perpustakaan. Flora melipat tangannya dan menaruh kepalanya di atas meja.
"Huft... gue kangen kak Ethan."
"Kalau kamu kangen ya kamu samperin." Ucap seseorang dari belakang lalu duduk di depan Flora.
"Kenapa kamu enggak coba dengarin penjelasan kak Ethan dulu?" Tanya Lia sambil menatap sahabatnya.
"Gue takut penjelasan kak Ethan semakin gue sakit hati."
Lia memegang tangan Flora. "Aku ngerti, tapi kalau kamu gak coba buat dengarin penjelasan kak Ethan kamu gak akan tahu yang sebenarnya kayak gimana."
"Seandainya kak Ethan gak selingkuh dan kamu salah paham gimana? Terus kamu memutuskan untuk berpisah, apa nantinya kamu gak akan menyesal? Kalaupun benar kak Ethan selingkuh dan kamu memutuskan untuk berpisah, setidaknya kamu tidak akan menyesali keputusan kamu."
"Lo benar."
"Pulang sekolah nanti gue mau bicara sama kak Ethan."
"Mau aku temanin?"
"Enggak usah." Lia mengangguk mengerti.
"Aku nyari novel dulu buat aku baca."
Flora melihat jam melalui ponselnya. "Lima menit lagi juga masuk, apa enggak akan tanggung kalau baca sekarang?"
Lia menggeleng. "Bu Rani lagi keluar kota, jadi jamkos."
"Lo tahu dari siapa?"
"Grup kelas, makanya kalau ada pesan dari grup kelas itu dibaca." Flora yang mendengarnya tertawa canggung.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again (Completed)
Roman pour AdolescentsBagaimana jadinya jika seseorang dari masa lalu kembali datang, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan menerimanya kembali ataukah mengusirnya dari hidupmu selama-lamanya? Kehidupan Michael Gabriel Hienze yang awalnya tenang kembali terusik setel...