#3. Pemalakan

5.5K 406 10
                                    

Setelah selesai meminta tanda tangan kepada kakak kelas, Christy dan Muthe pergi ke ruang osis untuk mengumpulkan tugas mereka, kebetulan juga waktu sudah menunjukan pukul 12 lebih.

Tok...tok...tok

"Masuk"

Teriak orang dari dalam ruangan OSIS tersebut.

Ceklek!!

"Emm..kak Chika" ucap Christy membuat Chika mengalihkan pandangan dari buku yang ia baca.

"Eh, iya ada yang bisa di bantu?" Tanya Chika karena memang dia osis, jadi memang kebiasaan dia ada di ruang OSIS.

"Eh ini, mau ngumpulin tugas tadi pagi" ucap Christy.

"Oh tantangan MOS tadi ya? Sini kamu taruh sini aja" ucap Chika sambil menunjuk meja di depannya.

Muthe dan Christy memasuki ruangan OSIS itu, ya mungkin Christy tau kenapa osis betah di ruangannya, ruangan ini di fasilitas dengan AC, benar-benar sejuk di dalam sana.

"Eh, makasih ya kak, aku sama muthe pamit dulu" ucap Christy dan hanya mendapat anggukan dari Chika.

Setelah kedua adik kelas tadi pergi, Chika kembali mendudukan dirinya di kursi ruang osis tersebut

Setelah kedua adik kelas tadi pergi, Chika kembali mendudukan dirinya di kursi ruang osis tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi ruang Osis)

"Hah, cape juga, masih ada 2 hari lagi, semangat chik!!" Gumam Chika kepada dirinya sendiri.

Selang beberapa menit, Ada yang mengetok pintu ruang osis lagi, ntah mungkin adik kelas lagi?

"Masuk aja" ucap Chika dengan lemas.

Ceklek!

Chika hanya mendengar suara pintu terbuka, ia tak sedikitpun melihat siapa yang telah masuk di ruangan osis itu.

"Kok lemes banget, capek ya?"

Bukan suara adik kelas, melainkan suara laki-laki remaja seumurannya,Chika tersentak kaget mendengar suara itu, ia mendongak keatas, melihat siapa pemilik suara itu.

"Ih, zean, kok nggak ngomong mau kesini?" Ucap Chika ketika sudah mengetahui siapa yang telah mengeluarkan suara laki-laki tadi.

"Ya kalo aku ngomong bukan surprise dong?" Ucap Zean dan duduk di samping chika.

Chika kembali menjatuhkan kepalanya di meja, seraya dua tangannya di jadikan bantal.

"Kenapa hmm? Capek ya?" Tanya Zean dengan suara lembut.

Tak ada suara, hanya di balas dengan anggukan saja.

Z.A.C (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang