#6. Kebencian

5K 367 16
                                    

Laki-laki bertubuh kekar itu menghempaskan ponselnya ke sofa dekat meja kerjanya.

"Bangsat!!"

Ia melemparkan badannya sendiri ke kursi dengan kasar.

"Gracio, gracio, gracio!!"

"Nama yang bikin kuping gua panas!!!"

Pria itu seperti memiliki dendam kesumat terhadap Gracio Harlan Mahara, sang pemilih perusahaan Harlan Company itu.

Tiba-tiba dua orang yang telah di suruh untuk menangkap anak-anak gracio tadi telah datang, dan memasuki ruangan itu.

"Hey kalian!"

Dua orang itu seperti sangat ketakutan, dimana ruangan itu sangat gelap, dengan pencahayaan yang memang di atur gelap oleh sang empu ruangan.

"I iya bos?"

Brak!!!

"Kalian tidak becus!! Masa nangkap anak kecil saja tidak bisa??"

"M maaf bos, dia bisa lolos karena kami terhadang kereta api bos"

Kemudian orang yang di panggil bos itu mendekat ke arah orang yang kini sedang ketakutan.

"Harusnya kalian berdua mati di tabrak kereta itu!"

"M maaf bos"

"Brian, dan kamu Alex!"

"Iya bos??" Ucap mereka serempak.

"Kalian di pecat!!"

"Tetapi bos?"

"Gada tapi-tapi, silahkan keluar dari perusahaan saya!"

Mereka mau tak mau mengikuti kata bos mereka, mereka telah kehilangan pekerjaan mereka.

"Hah" helaian nafas frustasi terdengar lagi.

Kemudian ia mengeluarkan ponsel nya dari saku baju itu, san seperti akan menghubungi seseorang yang mungkin adalah suruhan nya yang lain.

"Halo?"

"......."

"Gada apa-apa nak, kamu inget rencana papa?"

"......."

"Kamu besok masuk ke SMA 48Jakarta"

"......."

"Seperti yang papa bilang jauh-jauh hari"

"........"

"Bagus, anak pintar! Haha"

Telfon itu terputus, wajah bahagia terpancar di wajahnya, lebih ke muka licik, senyum licik terukir di wajahnya.

"Lihat saja kau Gracio Bangsat Harlan!"

****

Di malam hari, setelah makan malam, Zean menuruni tangga menuju ruang tamu, ia melihat adik bungsunya sedang menonton tv.

"Loh, toy kok nggak tidur??" Tanya Zean kepada Christy.

"Masih belum ngantuk kak" jawab Christy tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Udah jam setengah sembilan, masa nggak tidur?"

Christy tak menjawab, Zean mulai agak gemes dengan adik kecilnya ini, ia melepaskan colokan tv itu, dan membuat tv itu mati.

"Ihhhh kak zean!!!!!!" Teriak Christy menggelar di ruang tamu.

"Eh jangan teriak-teriak!!" Ucap Zean

Z.A.C (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang