Seperti yang terjadi sebelumnya, Flora menunggu Seoeang Zean di taman dekat perumahan itu.
Mungkin memang flora harus menunggu terlebih dahulu, karena belum ada kemunculan batang hidung kakak pertama dari Christy.
Setelah mungkin beberapa menit menunggu, terlihat mobil hitam memasuki pekarangan taman.
Pintu itu terbuka terlihat amarah yang membara dari sang pengemudi mobil itu yang tak lain adalah Zean.
"Bangsat!!!!"
Bugh!!
Bugh!!!
Bughh!!!!!
Baru saja sampai di tempat perjanjian, zean telah menghadiahkan tiga pukulan mentah kepada Flora.
"Bajingan!!"
Zean menarik kerah baju flora dengan kasar, flora hanya bisa menerima apa yang baginya pantas di terima olehnya.
"Bang sabar!!" Aldo menahan kemurkaan abangnya itu, bagaimana tidak? Kalau aldo membiarkannya bisa saja flora mati di tangan Abang nya itu.
Zean hanya mengikuti arahan adiknya, dia harus bisa menggontrol emosinya, karena bisa saja flora adalah jembatan untuk mengetahui dimana Christy sekarang.
"Awss...." Flora mulai merintis kesakitan.
"Sekarang apa tujuan lo ngajak gua sama abang gua kesini?" Tanya aldo.
"Se..sebelumnya, gua m mau minta maaf terlebih dahulu atas...ulah ayah gua" ucap flora terbata-bata.
"Dan gua kesini, mau memberi tahu sesuatu" lanjut flora sambil memegangi bagian rahangnya yang terkena pukulan seorang zean.
"Apa?" Kini zean mulai membuka suaranya lagi.
"Gua juga nggak setuju dengan perlakuan ayah gua, jujur gua emang pada awalnya, disuruh ayah gua buat deketin Christy agar bisa menculiknya diam-diam, tapi gua ngerasa bahwa hal itu nggak bener, jadi gua berusaha mengulur waktu agar rencananya gagal, gua selalu berusaha buat menggagalkan rencananya, waktu bang aldo sama Christy di kejar sekelompok orang di jalan sepi waktu itu, yah..gua yang ngebantu kalian buat mengundurkan suruhan ayah gua, gua bukan bermaksud untuk sombong agar mendapat simpati dari kalian, hahaha tidak, gua bukan orang yang kayak gitu, gua hanya ingin meyakinkan kalian, bahwa gua juga menentang perbuatan ayah gua ini!" Jelas flora panjang lebar.
Zean dan Aldo hanya bisa memahami setiap kalimat flora, zean juga merasa bersalah akan tindakan nya menghajar seorang flora, karena jujur ia baru tau bahwa yang menyelamatkan kedua adiknya saat itu adalah flora, entah bagaimana nasib keduanya ketika flora tidak datang menyelamatkan adik-adiknya kala itu.
"Jadi?" Tanya aldo.
"Gua mau ngajak kalian semua untuk ikut bantu gua buat jemput Christy!" Titah flora.
Keduanya kompak menoleh, tatapan keduanya bertemu, terlihat tatapan saling bertanya.
"Terus kita mau gimana? Jelasin aja dimana tempat bajingan ayah lo! Biar polisi yang urus! Kita nggak bisa apa-apa!" Tegas Zean.
Benar, mungkin mereka harus berpasrah kepada polisi.
"Bener! Beritahu dimana tempat Christy di sembunyikan, dan biar polisi yang mengurus nya!" Imbuh aldo.
Seperti dugaan flora, ketika ia memberitahu rencananya kepada kedua kakak Christy, jelas mereka lebih memilih untuk menyerahkan semuanya kepada polisi biar lebih jelas keberhasilan nya.
"Tapi...."
"Tapi apa??" Sentak Zean mulai emosi.
"Dengan terang-terangan menggunakan jasa polisi, belum tentu keselamatan Christy terjamin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Z.A.C (End)
RandomTiga anak keluarga kayaraya se Indonesia, anak dari bapak Gracio Harlan Mahara, dan Ibu Shani Indira Putri, memiliki 3 anak, dua laki-laki dan satu perempuan, tak luput dari kecantikan dan kegantengan paras ayah dan ibunya, anak-anak mereka juga tak...