Kini para polisi sudah datang di kediaman Vino Sebastian, yang memang sudah di call oleh chika dan freya sebelumnya.
Tok...tok...tok
"Polisi!"
Zean yang mendengar itu segera membuka pintu tersebut, terlihat beberapa petugas polisi sudah bersiap menangkap vino.
"Ini pak?" Tanya polisi itu.
"Iya, dia pelaku penculikan adik saya, dan sudah di rencanakan, dan dia juga menembak adik saya! Jadi tolong pak, tegak kan keadilan!" Pinta zean kepada petinggi polisi itu.
"Baik, kami akan proses!" Ucap polisi itu.
Vino hanya bisa pasrah, ia di bawa ke mobil polisi itu, bukannya merasa sedih, tetapi raut muka vino kini terlihat senang.
Zean yang melihat itu, semakin emosi, ia segera menggebrak mobil yang membawa Vino.
Brak!!!
"BAJINGAN!!!!"
"ehh!! Pak! Jangan!! Santai!!" Ucap polisi menenangkan zean.
Chika dan freya yang berada di sana pun mencoba menenangkannya.
"Sabar zi!" Titah chika merangkul pundak kekasihnya.
"Kalo sampai terjadi apa-apa dengan adik gua!! Gua pastiin lo matii!!" Ucapnya dingin dan tegas, dengan mata tepat mengarah ke arah Vino.
Bukannya takut, dia malah tersenyum, benar-benar seorang penjahat.
Mobil polisi itu sudah pergi dari kediaman vino, terlihat hanya sisa freya, Zean, dan chika di sana.
"Mana mobilnya Chika?" Tanya Zean kepada chika.
"Itu di sana!" Chika menunjuk mobil hitam yang di dalam nya ada marsha dan ashel.
"Kita cepat ke rumah sakit!" Ucap zean.
"Tunggu!"
Mereka berdua terhenti ketika melihat seseorang yang menghentikan nya, yakni freya.
"A aku minta maaf atas k kelakuan ayah ku!"
Zean hanya melirik freya dengan tatapan yang sulit di artikan, ia kembali berlari kearah mobil itu.
Chika merasa kasihan terhadap freya, ia tau rasanya seperti apa hancurnya seorang anak perempuan ketika kehilangan ayahnya, walau hanya di dalam penjara, tapi tetap saja ia tidak bisa bertemu dalam jangka waktu yang lama.
"Maaf kan dia ya, emang suka gitu kalau emosi, makasih bantuannya!" Ucap Chika sebelum kembali menyusul Zean kedalam mobil.
Mereka berdua memasuki mobil van itu, dengan zean yang mengendarai mobil itu.
Sementara ashel dan marsha hanya bisa melihat kearah cctv pun sangat panik, mereka terpikir oleh kondisi Christy.
"Kak zee? Gimana Christy?" Tanya marsha.
"Di larikan di rumah sakit, kita kesana sekarang!" Ucap zean melajukan mobilnya dengan cepat.
"Astaga!!" Gumam ashel.
Mobil itu melaju pesat, karena tempat kediaman Vino itu agak berada di dalam hutan, jadinya mereka memerlukan beberapa waktu untuk sampai ke rumah sakit.
Di rumah sakit, aldo hanya bisa mondar-mandir di depan pintu ruang IGD, ia hanya bisa berharap bahwa adiknya ini tidak apa-apa.
"Aldo!!" Terlihat Sang ibunda berlari mendekati nya.
"Mah!" Aldo pun memeluk Shani.
Mereka tak bisa menahan air matanya, menangis mendengar kabar anak bungsunya tertembak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z.A.C (End)
RandomTiga anak keluarga kayaraya se Indonesia, anak dari bapak Gracio Harlan Mahara, dan Ibu Shani Indira Putri, memiliki 3 anak, dua laki-laki dan satu perempuan, tak luput dari kecantikan dan kegantengan paras ayah dan ibunya, anak-anak mereka juga tak...