#33. hari ini

2.1K 220 10
                                    

"k kok kak??" Tanya Christy sedikit kebingungan di dalam sana.

Gadis itu hanya menatap lekat Christy, mungkin kalau bisa di deskripsi kan, dari ujung rambut sampai jempol kaki tidak ada yang ia lewati.

Merasa belum ada jawaban, Christy kembali bertanya.

"K kamu siapa?" Tanya nya.

"Kenalin, adik kak Florian! Freya!" Ucap nya dengan senyuman.

Christy terkejut mendengar hal itu, adik?

"A adik?"

"Ya, selamat datang di rumah ku!" Ucap nya masih dengan senyuman.

Christy semakin terkejut, kalau ini rumah freya, berarti rumah flora juga, jadi selama ini?

"K kenapa kalian j jahat?" Tanya Christy.

"Jahat?"

"T tolong lepasin aku" lirih nya.

Freya menoleh kearah kanan dan kiri ruangan itu, terlihat masih tertata rapi di dalam sana, jelas bahwa selamat hampir 1 minggu itu Christy hanya berdiam di kasur, karena yang terlihat di pijak oleh manusia hanya kasurnya saja.

"Freya!! Jangan berinteraksi dengannya!!!"

Teriakan itu membuat keduanya tersentak kaget.

"Ah iya yah! Maaf aku hanya mengantarkan makanannya saja" ucap freya kemudian menutup kembali pintu itu dari luar.

"Eh t tunguu.."

Brak....

Christy hanya pasrah ketika pintu kecil itu tertutup.

"Hiks...lepasin aku tolong..."

Sedangkan di luar, setelah freya menutup pintu kecil itu, terdengar suara samar dari dalam, freya sebenarnya mendengar nya, tetapi apa daya?

"Jangan kamu berinteraksi dengan dia!" Ucap Vino.

"Maaf yah, aku hanya kasian kepadanya, beberapa hari ayah kurung di kamar itu, dia tidak pernah pergi dari kasur kecuali mengambil makan, dia juga tidak terkena sinar matahari, padahal semua manusia butuh sinar matahari, ayah sama aja menyiksa orang" tutur freya.

"Diam!! Tau apa kamu? Lagian juga ayah kasih makan? Biarkan saja! Jangan kamu ulang!" Tegas Vino.

Freya hanya menunduk mendengar perkataan ayahnya.

Vino pergi meninggalkan Freya sendiri di ruangan itu.

Freya menatap pintu ruangan tempat dimana Christy berada, tatapan rasa kasian yang ada di binarnya sekarang.

"Maaf"

Freya pergi meninggalkan tempat itu, kini hanya ada beberapa penjaga di sana.

***

Sementara di kamar besar keluarga Harland Mahara itu, Shani tak henti-henti nya berdoa agar anak bungsu nya segera di temukan, air matanya selalu menetes ketika ia mengingat-ingat moment bersama anak terakhir nya itu.

"Hiks..mas, adek gimana keadaannya sekarang ya? Hiks.."

Gracio yang paham akan kondisi istrinya, ia mengelus-elus puncak kepala sang istri.

"Kamu jangan sedih terus ya, aku yakin dedek baik-baik saja!" Ucap gracio menenangkan.

"T tapi mas?"

"Kita tunggu hasilnya saja, udah ga kurang-kurang aku menyuruh semua bawahan untuk mencari informasi dedek" ucap gracio yang sepertinya ia juga pasrah.

Z.A.C (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang