Setelah hari dimana, mereka berdua mengobrol pada hari itu. Dan sekarang, mereka sudah memasuki tahap untuk mempersiapkan pernikahan mereka, pernikahan yang hanya akan dihadiri oleh para keluarga dan juga orang terdekat saja. Dan dilakukan secara privat, karena permintaan chika dan juga christian.
Dan sekarang chika berada di kantin kampusnya, ia sedang menunggu christian untuk menjemput dirinya. Karena mereka, akan pergi untuk fitting baju pernikahan.
"Oh iya!" Pekik chika, sambil memukul keningnya sedikit kencang. Ashel yang sedang bersama chika, mengerutkan keningnya kebingungan.
"Kenapa chik?" Tanya ashel.
"Gue lupa, gue kan gak punya nomor dia. Trus gimana, ngasih tau alamat kampus, dia kan gak tau kampus gue." Ucap chika, kebingungan.
Ia lupa, untuk meminta nomor telfon dari laki-laki itu, mereka memang tidak bertemu setelah seminggu ini. Karena orangtua mereka, yang akan mengurus, jadi mereka berdua hanya terima beres.
"Si bego." Cibir ashel, malas.
"Terus lo begimana?" Tanya ashel.
"Gimana ya, apa gue minta sama bunda shani aja kali ya. Bundanya, mas tian." Ucap chika, mencari kontak shani di ponselnya.
"Mas tian? Lo manggil dia mas?" Tanya ashel, saat mendengar chika memanggil calon suaminya dengan sebutan 'mas.'
"Ihiyy, udah manggil mas aja nih." Ejek ashel, terkekeh menggoda chika.
"Mas tian, ekhm, ekhm." Timpal ashel, semakin menggoda temannya itu.
"Apaan sih?" Protes chika, saat ashel terus saja mengejeknya.
"Katanya terpaksa, tapi udah manggil mas tuh gimana ceritanya chika? Ciee, udah jodoh banget nih." Goda ashel, yang membuat chika kesal karnanya.
"Ck, apaansih? Orang cuma manggil mas doang, emang salah?" Ketus chika, lagipula apa masalahnya dengan panggilan 'mas' toh juga banyak yang menggunakan sebutan itu.
"Ya gak salah sih, cuman..." goda ashel, sengaja melirik chika sambil terkekeh.
"Berisik." Kesal chika, memasang raut kesalnya. Ia yang tadinya, ingin mengirim pesan pada shani, mengurungkan niatnya karna kesal.
"Yaelah, gitu aja ngambek lo." Ucap ashel, mencoba untuk membujuk chika supaya tidak marah padanya.
"Diem deh ah, kesel gue. Awas lo shel, sampai bocor kemana-mana. Apalagi sama eli sama dey, saking aja nih mereka lagi rapat, coba kalau enggak. Pasti nambah parah." Ucap chika, karna sekarang ia hanya berdua saja bersama dengan ashel. Eli dan dey, sedang ada rapat organisasi, sehingga mereka tidak bisa ikut kumpul.
"Udah minta nomornya mas tian?" Tanya ashel, chika sontak menatap malas ashel.
"Ck, ngapain ngikutin manggil mas sih?" Protes chika, menatap malas temannya itu. Ashel terkekeh.
"Enak juga ternyata, manggil make mas." Jawab ashel, tanpa beban.
"Bodoamat." Jawab chika.
Ting!
Notifikasi tiba-tiba masuk kedalam ponsel milik chika, ada nomor tidak dikenal yang mengirim pesan dirinya.
"Siapa?" gumam chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA IS MINE [CH2]
Random"APA?! YANG BENER AJA!" "mamiii, yang bener aja. masa chika mau dijodohin sama duda." "duda anak dua pulak. chika gak mau mami." **** "Udah?" "Apanya?" "Udah bisa jatuh cinta sama saya?" "Udah hehe, love you mas duda."