"Makan yang banyak, jangan sampai kosong. Biar bisa fokus belajarnya."
"Siap bunda."
Chika tersenyum melihat mereka semua makan dengan lahap, melihat mereka senang membuat chika juga ikut senang
"Lahap-lahap banget." Batin chika, ia merasa senang karna mereka semua suka dengan masakannya hari ini.
"Ini mau?" Tanya cakra, ia memberikan makanannya pada piring christy.
"Aku masih ada." Tolak christy
"Kok dikit banget sayang, ini bunda masakin kesukaan kamu loh." Ucap chika, menaruh ayam di piring christy
"Makan yang banyak, harus keisi perutnya." Ucap christian, karna ia hanya melihat christy mengaduk ngaduk makanannya, tidak berminat.
"Gak selera." Balas christy.
"Kenapa kok gitu? Makananya gak enak ya?" Tanya chika, ia berfikir masakannya tidak enak.
"Enak kok bun, gevan aja habis." Ucap gevan, menunjukan piringnya.
"Di makan dek, nanti di marah sama tuhan loh buang-buang makanan." Ucap cakra, menasihati adiknya.
"Ya." Balas christy, mulai memakan makanannya. Ia tidak berbohong, ia sama sekali tidak memiliki nafsu makan
Chika tersenyum lega, melihat christy yang mulai memakan makanannya. Ia hanya khawatir jika anak-anaknya tidak tercukupi makanannya. Apalagi ia tahu christy punya riwayat lambung.
"Nanti malem, bunda masakin yang bisa buat kamu mood lagi." Ucap chika, yang ikut menghabiskan makannya.
"Bunda gavin udah selesai." Ucap gavin, berhasil menyelesaikan sarapan paginya hari ini.
"Udah? Taro belakang vin." Ucap chika, gavin segera menaruhnya di belakang.
"Gevan juga udah." Ucap gevan, ia ikut menyusul gavin ke belakang.
"Nah itu habis." Ucap christian, melihat christy yang sudah selesai sarapan.
"Ayow awyah nanthi tewlat." Ucap christy, dengan mulut penuh.
"Taro dulu piringnya." Ucap chika.
"Sekalian dek, makasih." Ucap cakra, menumpuk piringnya dengan christy.
"Oke." Balas christy.
Sesudahnya, mereka sama-sama bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
"Udah? Gaada yang ketinggalan?" Tanya chika, sambil memasukkan bekal untuk gevan dan juga gavin.
"Aman bunda." Kompak si kembar.
Chika menoleh kearah christy yang sama sekali tidak bersemangat, ia pun mendekat untuk bertanya padanya.
"Kenapa sih, kok dari tadi diem aja?" Tanya chika, mendekat kearah christy.
"Gapapa." Balas christy, tanpa menoleh kearah chika yang mengajaknya untuk berbicara. Ia memilih untuk memasang tali sepatu miliknya.
"Masa sih?" Tanya chika tidak percaya. Lagipula, tidak biasanya seperti ini. Ia pun mengecek suhu kening christy.
"Gak panas." Gumam chika.
"Aku gapapa bunda, bunda sana ah." Ucap christy, melepaskan tangan chika dari keningnya itu. Chika sedikit terkejut saat christy menolaknya.
"Bekelnya jangan lupa di bawa." Ucap chika, memberikan bekal itu.
"Makasih." Balas christy, ia segera berjalan menyusul christian diluar.
"Kamu belum sal- kenapa sih anak itu?" Bingung chika, bahkan anak itu sama sekali tidak mencium tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA IS MINE [CH2]
Random"APA?! YANG BENER AJA!" "mamiii, yang bener aja. masa chika mau dijodohin sama duda." "duda anak dua pulak. chika gak mau mami." **** "Udah?" "Apanya?" "Udah bisa jatuh cinta sama saya?" "Udah hehe, love you mas duda."