"Bunda ambil dedek zaf bun."
"Bun, gendong adeknya bun."
Dua anak kembar, gevan dan gavin secara kompak meminta agar chika mau menggendong sepupu kecil mereka, yang saat ini berusia 2 bulan.
"Bunda, gendong bun." Ucap gevan.
"Kalau mau liat, liat aja van. Kenapa jadi bunda disuruh gendong deh." Ucap chika, karna dua kembar itu tidak bisa diam dan terus merengek seperti itu.
"Ah gak mau bun, bunda gendong adeknya. Gevan mau main sama zaf." Ucap gevan, ia ingin chika menggendong baby zaf. Supaya dirinya bisa lebih dekat
"Kamu juga mau vin?" Tanya chika.
"Coba gendong bun." Ucap gavin.
Chika segera meminta izin pada ashel, dan menggendong baby zaf. Hari ini, ashel dan zee sedang bertamu di rumah christian juga chika. Sontak kedatangan mereka, disambut baik oleh keponakan mereka.
"Nih, sini liat adeknya." Ucap chika, saat sudah mengambil zaf dari ashel.
"Zaf umurnya berapa mom?" Tanya gevan, yang sudah duduk di lantai supaya bisa bermain dengan zaf juga.
"2 bulan, kemarin baru banget bisa tengkurep. Lucu deh." Jawab ashel.
"Emang udah boleh tengkurep?" Tanya gavin, chika dan ashel mengangguk.
"Tiap-tiap bayi itu, perkembangannya beda-beda vin. Tapi biasanya emang untuk anak bayi, ada yang umur 3 bulan udah bisa tengkurep, bahkan ada yang lebih muda lagi udah bisa." Jelas chika, sambil mengusap pipi zaf.
"Oh gitu, lucu." Ucap gavin, chika terkekeh melihat putra bungsunya itu terlihat antusias dengan baby zaf.
"Buat lagi bun." Ucap gevan.
"Enggak ah, orang udah 4." Tolak chika.
"Ya gapapa, satu lagi bun. Biar jadi 5." Ucap gevan lagi, dirinya memang ingin sekali memiliki adik lagi.
"Kan anak bunda cuma 2, aku sama gavin. Abang sama cici kan anak ibu." Ucap gevan, chika segera bergeleng.
"Anak bunda itu ada 4, mau abang atau cici bukan anak kandung bunda. Tapi mereka tetep anak bunda." Koreksi chika, saat mendengar ucapan gevan.
Ashel yang mendengarnya tersenyum, ia adalah saksi dari semua yang sudah sahabatnya itu alami. Sahabat yang kini, berubah menjadi saudari ipar. Ashel adalah saksi sejak chika yang dulu bercerita sambil mengeluh saat dirinya tahu akan di jodohkan oleh seorang duda, chika yang bercerita tentang rasanya mengurus dua anak sekaligus disaat kuliah, chika yang bercerita saat konflik menerpa rumah tangga mereka karna salah faham, dan semua tentang chika, ashel sudah faham. Dan ashel bangga
"Kenapa senyum-senyum?" Tanya chika, melirik aneh kearah ashel.
"Gapapa, btw kitty mana chik? Kok gak keliatan sama cakra juga." Tanya ashel.
"Di kamar, cakra juga. Cakra jatah liburnya sisa seminggu lagi, dia udah mulai packing buat balik ke malang." Jawab chika, menoleh kearah ashel.
"Loh cepet banget." Ucap ashel, rasanya baru saja anak itu libur kemarin.
"Rumah sepi lagi deh." Ucap chika, setiap cakra pergi dirinya menjadi mellow
"Yaudah, buat lagi chik. Biar rame." Ucap ashel, ditatap sinis chika.
"Tuh kan, apa gevan bilang. Punya adek lagi dong bun." Ucap gevan.
"Enggak ada, jangan kompor ya shel. Bisa perang ketiga, kalau gue ngisi lagi. Lupa, keponakan lo itu sampai kabur dari rumah karna ngira gue hamil." Ucap chika, ia tidak mau sampai hal itu terjadi lagi. Baru salah paham saja, sudah seperti itu. Bagaimana jika dirinya benar hamil?
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA IS MINE [CH2]
Random"APA?! YANG BENER AJA!" "mamiii, yang bener aja. masa chika mau dijodohin sama duda." "duda anak dua pulak. chika gak mau mami." **** "Udah?" "Apanya?" "Udah bisa jatuh cinta sama saya?" "Udah hehe, love you mas duda."