duda is mine : 28

7.2K 704 19
                                    

"Huft.. yaudah, gini aja. Tahu bulatnya di bagi-bagiin aja ke tetangga, ini kan banyak banget. Gak mungkin juga makan tahu bulat 100." Jawab chika, kemudian berjalan kearah laci untuk melihat sesuatu

"Yah, bunda gak punya plastik. Gavin atau Gevan, bunda minta tolong beliin plastik untuk bungkusin tahu bulat. Nanti duitnya, bunda kasih." Ucap chika

"Berdua aja bun, belinya." Jawab Gevan, mengambil kunci motornya.

"Aku ikut-"

"Kamu dirumah sama bunda, adek adeknya aja yang beli. Kamu ganti baju dulu sana, habis itu bantu bunda buat bungkus-bungkus." Ucap chika, menepuk pelan kepala christy. Christy segera menuju kamarnya dilantai atas.

"Yaudah, beli dulu ya bun."

"Iya hati-hati ya."

Selagi menunggu anak-anaknya, chika memilih untuk duduk di sofa. Ia memijit kepalanya, yang sudah frustasi dengan kelakuan putri keduanya itu.

"Anak mu, bener-bener mas." Gumam chika, melihat tisu dan tahu bulat diatas meja ruang tamu mereka.

Christy yang sudah selesai berganti baju, segera turun dan kebetulan juga Gavin dan Gevan sudah kembali membawa plastik untuk membungkus tahu bulat untuk dibagikan.

"Karna ada 100 tahu, masing-masing kantong isinya 10. Jadi, yang dapet ada 10 an rumah." Intrupsi chika.

"Loh kok dibagiin semua bun? Aku gak bisa makan tahu bulat dong?" Protes christy, pada bundanya itu.

"Yaudah ambil 5 aja, jangan banyak banyak, nanti batuk. Jangan lupa ambilnya pakai sarung tangan plastik atau pakai tusukan biar higenis." Ucap chika, yang mulai memasukan tahu bulat kedalam kantung. Dan disusul oleh anak-anaknya yang ikut bantu.

Sebenarnya hanya Gavin dan Gevan, karna kenyataannya. Christy, si pelaku justru sibuk menonton televisi tanpa membantu dan merasa bersalah dengan tingkahnya yang membuat pusing bunda dan kedua adiknya itu.

"Dia yang betingkah, kita yang ribet." Ucap Gevan, melihat cicinya yang justru asyik menonton kartun televisi.

"Biarin, nanti biar dia yang bagiin." Ucap chika, fokus membungkus.

"Bun?" Panggil Gavin.

"Kenapa vin?" Tanya chika.

"Itu cici bisa di tuker tambah aja gak? Banyak banget tingkahnya, capek." Keluh Gavin, sedangkan chika tertawa mendengar keluhan Gavin.

"Gak tau bunda juga." Chika tertawa.

"Cici itu persis ayah, maunya nolong orang. Tapi kalau ayah emang beneran bantu dan dia gak terbebani, kalau cici dia niat bantu malah ngebebanin dirinya sendiri, terutama kita." Ucap Gevan, menggelengkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong soal ayah, ayah katanya pulang cepet. Sana kalian aduin kelakuan dia hari ini." Usul chika

"Ah percuma bun, cici itu anak ayah banget. Nanti yang ada aku sama Gavin yang diomelin ayah." Jawab Gevan, karna memang christy itu merupakan anak kesayangan dari christian, terlebih perempuan satu satunya.

"Hahaha, bener juga. Dasar anak ayah." Ucap chika, tertawa pelan.

"Dek, udah nih tinggal bagiin sayang." Panggil chika, christy segera menghampiri

"Jangan jauh-jauh, yang deket-deket aja. Pokoknya yang di deket sini, jangan kemana-mana loh ya." Ucap chika, memberi kantung itu pada christy untuk dibagikan pada tetangga.

"Oke, bunda. Aku bagiin dulu ya." Ucap christy, menenteng kantung berisi tahu bulat itu untuk ia bagikan.

"Eh tunggu." Panggil Gavin, menghentikan langkah kaki christy.

DUDA IS MINE [CH2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang