"Ayo mas tian, kita jemput sekarang."
"Gak bisa bun, ini udah malem."
"Gapapa, ayo sekarang aja. Aku udah gak sabar mau ketemu christy mas."
Chika terus menarik tangan christian, yang sedang bersandar di sofa. Setelah mendengar kabar bahwa mereka sudah mengetahui keberadaan christy. Christian segera mencabut laporan di kantor polisi, dan sekarang chika terus menarik tangannya. Istrinya itu sudah tidak sabar bertemu dengan putrinya.
"Udah malem bun, besok aja. Kalau kita kesana malam, nyampenya mungkin dini hari atau pagi. Besok aja kita jemput, flora bilang jemputnya sabtu atau ming-"
"Sabtu." Sela chika, ia sudah tidak mau mengulur waktu untuk bertemu dengan putrinya yang sudah tidak ia lihat dua hari belakangan ini.
"Yaudah, besok kita jemput dia. Kamu istirahat, jangan capek-capek." Ucap christian, mengajak chika berbaring.
Chika dan christian memutuskan untuk sama-sama berbaring, akhirnya chika bisa bernafas lega. Akhirnya ia tahu dimana keberadaan putri keduanya itu. Tapi, ia masih belum mengerti apa alasan anak itu memilih kabur.
"Mikirin apa lagi sih?" Tanya christian, saat melihat chika sedang melamun.
"Kira-kira, apa alasan adek kabur ya mas? Kalau misal emang dia mau ke rumah mbak flora, kan bisa izin dulu. Gak perlu kabur atau diem-diem dan bikin kita khawatir kayak gini." Tanya chika, menoleh kearah christian.
"Saya juga gak tahu, dari pas hari dia hilang aja. Pagi nya udah aneh, dia biasanya paling berisik ini diem aja, biasanya dia paling lahap ini juga diem aja malah diaduk-aduk doang makanannya." Ucap christian, berfikir.
"Atau aku ada salah ya mas? Dibanding kamu, adek kayak diemin aku. Kayak ngejauhin aku, bahkan waktu itu dia gak salim aku mas. Apa dia marah ya sama aku?" Tanya chika, khawatir.
"Ya gak mungkin lah, buat apa juga adek marah sama kamu." Ucap christian, ia tahu betul bagaimana manjanya christy pada chika.
"Ya tapi-"
"Sstt.. udah, gak usah di pikirin. Otak mu lama-lama meledak nanti, kalau kebanyakan mikir yang enggak enggak." Ucap christian, ia menarik selimut untuk menutupi mereka.
"Ih masih belum mau tidur mas." Tolak chika, membuka kembali selimutnya.
"Ini udah malem yessica, katanya besok mau jemput adek di-"
Tok tok tok
"Bundaa, ayahhh."
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar kamar, christian bangkit untuk melihat siapa yang mengetuk pintu.
"Ayah bunda, emang cici udah ketemu?" Tanya gevan, langsung masuk ke dalam
"Loh hei, kamu kan belum ayah izinin masuk ke dalam." Ucap christian.
"Cici udah ketemu?" Tanya gevan lagi, tanpa memperdulikan christian.
"Udah, cici di rumah ibu." Jawab chika.
"Dirumah ibu beneran bun?" Tanya gevan, akhirnya ia bisa bernafas lega.
"Iyaa, tadi ibu ngabarin kalau cici ada disana. Cici ada di bandung, besok kita jemput cici." Jawab chika, tersenyum.
"Beneran bun? Yess, gevan gak sabar mau ketemu cici." Ucap gevan, antusias
"Besok kita jemput cici." Ucap chika.
"Gevan seneng, bunda udah gak sedih lagi mikirin cici. Bunda dari kemarin sedih terus, nangis terus, gevan jadi ikut sedih liat bunda sedih." Ucap gevan. Chika entah kenapa merasa terharu mendengar ucapan gevan barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA IS MINE [CH2]
Random"APA?! YANG BENER AJA!" "mamiii, yang bener aja. masa chika mau dijodohin sama duda." "duda anak dua pulak. chika gak mau mami." **** "Udah?" "Apanya?" "Udah bisa jatuh cinta sama saya?" "Udah hehe, love you mas duda."