"Ibu, cakra mau ibu."
Christian menghela nafasnya, cakra anak itu sejak tadi merengek pada christian untuk mempertemukan dirinya dengan ibu dari anak itu. Masalahnya, christian dengan mantan istrinya itu sudah lost kontak selama 3 tahun terakhir ini. Jadi, ia tidak tahu dimana keberadaan wanita itu.
"Ayah gak tau ibu dimana, nanti coba ayah telfon ibu. Siapa tau masih aktif nomor lama nya ya." Jawab christian.
"Cakra mau ibu." Cakra memejamkan matanya, kepalanya terasa pusing. Memang sejak kemarin kondisi anak itu sedikit lemah, dan mereka hari ini juga pergi kerumah sakit untuk berobat
"Iyaa, nanti ayah bilangin ibu kalau cakra kangen. Tidur dulu aja ya nak, kita pulang sekarang." Ucap christian, ia memakaikan sabuk pengaman pada cakra yang ada di samping dirinya.
Sepanjang perjalanan christian terus berfikir keras, bagaimana caranya untuk mempertemukan putranya dengan ibu kandungnya. Seingatnya, mantan istrinya itu tidak tinggal di jakarta, melainkan di kota lain sesuai kemauan suami wanita itu. Jikalau nomor itu tidak bisa christian hubungi, harus dengan cara apalagi dirinya menghubungi mantan istrinya itu.
Christian paham, bahwa cakra sangat merindukan ibu kandungnya. Cakra sempat merasakan kasih sayang ibu sampai usianya menginjak 4 tahun, christy lah yang sama sekali tidak merasakan bertemu dengan ibunya.
Sesampainya di rumah, ia melihat chika dan putrinya yang sedang asyik bermain. Padahal ini sudah pukul 10 malam, namun anak itu masih terlihat aktif bahkan belum mengantuk.
"Kami pulang." Ucap christian. Ia menggendong tubuh cakra, karna cakra tertidur di dalam mobil.
"Cakra kenapa mas?" Tanya chika.
"Demam, tadi saya bawa periksa. Disuruh rawat, tapi gak mau anaknya. Nangis-nangis." Jawab christian, ia menaiki tangga menuju kamar cakra.
Disusul oleh chika dan juga christy, yang ikut mengantar cakra kedalam kamar anak-anak. Chika mengecek suhu tubuh cakra yang terasa panas, kemudian ia ambil plester penurun panas yang ada di kotak obat mereka.
"Dari kapan mas?" Tanya chika, sambil memakaikan plester pada cakra.
"Dari kemarin kayaknya, cuman anaknya gak mau ngomong. Bunda bilang, kalau dia kemarin lemes, pas di cek badannya panas. Yaudah, pas pulang saya langsung bawa periksa." Jawab christian, menatap kearah cakra.
"Aban akit?" Tanya christy, saat melihat abangnya dipakaikan plester. Karena anak itu sudah pernah seperti itu.
"Iyaa, abang sakit. Adek jangan deket deket abang dulu ya, nanti ketularan." Jawab chika, pada balita itu.
"Malam ini kamu tidur sama christy ya, saya tidur disini sama cakra." Ucap christian, mengusap kepala cakra.
Chika yang melihat christian merasa sendu seperti itu, menjadi tidak tega.
"Tidur bareng aja mas, nanti kasur kecil yang di kamar tamu, kita pinjem dulu disini. Biar sewaktu-waktu kamu butuh bantuan, aku bisa bantu. Nanti biar kamu tidur di atas, aku sama adek tidur di kasur satunya." Jawab chika, diangguki christian.
"Yaudah, nanti saya pindahin kasur kamar tamu, ke sini. Saya ganti baju dulu." Jawab christian, kemudian berjalan keluar kamar untuk berganti baju.
"Ayo bobo dek." Ucap chika, karna christy yang tidak kunjung tidur.
"Aban akit, aban." Ucap christy, menunjuk cakra yang terlelap. Anak itu sejak tadi mondar-mandir untuk melihat kondisi abangnya.
"Iyaa, abang sakit. Sini, adek jangan berisik nanti abang bangun." Panggil chika, anak itu menghampiri chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA IS MINE [CH2]
Random"APA?! YANG BENER AJA!" "mamiii, yang bener aja. masa chika mau dijodohin sama duda." "duda anak dua pulak. chika gak mau mami." **** "Udah?" "Apanya?" "Udah bisa jatuh cinta sama saya?" "Udah hehe, love you mas duda."