"Masih pagi, udah nemplok aja."
Chika menggelengkan kepalanya, melihat cakra dan christy sudah duduk di sofa ruangtamu. Bahkan mereka berdua terlihat sangat lengket, dengan christy bersandar di bahu cakra.
"Dia tidur bunda." Balas cakra, chika segera mendekat dan benar saja ternyata christy tertidur bersandar di bahu cakra.
"Yaampun, kirain dah bangun. Bisa bisanya, taruh aja bang kepalanya. Daripada kamu pegel kayak gitu." Usul chika, melihat cakra yang setia untuk diam agar adiknya tidak terbangun.
"Barusan bunda, tadi abang duduk di sofa tiba-tiba christy nyamperin. Terus langsung nyender eh tidur." Ucap cakra
"Bener-bener kelakuan." Ucap chika.
"Ayah sama adek-adek ke halaman belakang, gak tau ngapain mereka."
Ucap cakra, pada chika."Pantesan, gaada suaranya." Balas chika, ia juga mencari mereka. Ia memutuskan untuk duduk di sofa.
"Kamu gimana kuliahnya sayang?" Tanya chika, duduk disamping cakra.
"Ya lumayan lah, walaupun awalnya susah buat nyesuain. Tapi sejauh ini aman kok, temen-temennya juga baik." Balas cakra, chika lega mendengarnya.
"Libur sampai kapan?" Tanya chika.
"Sebulan bunda, cakra mau liburan disini aja. Cakra juga berkabar sama ibu, ibu katanya mau kesini juga kalau misalnya jadi." Jawab cakra, pada chika
"Oh kamu masih berkabar sama ibu?" Tanya chika, cakra mengangguk.
"Masih, kadang juga ibu telfon cakra atau suka kirimin cakra sama kayak bunda sama ayah." Balas cakra.
"Syukur deh, jaga terus ya hubungan kamu sama ibu. Mau gimana pun kan, ibu flora ibu kandung kamu sama christy." Ucap chika, ia selalu mengajarkan anaknya untuk selalu hormat dan menghormati kepada mereka.
"Pasti bunda." Balas cakra.
"Rambutmu udah panjang bang, potong rambut nanti jangan lupa. Ayah sama kembar juga udah mulai panjang rambutnya." Ucap chika, menyeka rambut cakra yang sudah sampai mata
"Haha, iya bunda. Waktu itu mau potong lupa mulu." Cakra terkekeh.
"Nanti bunda bilang ayah." Ucap chika.
"Adek-adek gak ngerepotin bunda kan selama ini?" Tanya cakra, pada chika.
"Enggak kok bang, kalau misal nakal atau gimana enggak sih. Wajar bang, karna usia remaja itu lagi penasaran sama apa yang mereka rasain. Kamu juga dulu begitu." Jawab chika tersenyum
"Paling kitty aja nih, bunda sampai pusing kadang sama tingkahnya. Masuk Bk sih enggak ya, cuman walasnya tuh suka ngadu sama bunda. Kitty bawa zoey ke sekolah, dia bawa di dalem tas bang. Bener-bener deh." Adu chika, pada cakra.
"Bawa zoey ke sekolah?" Kaget cakra
"Iyaa bang,makanya itu. Bener-bener deh. Trus pernah bolos pelajaran, pernah manjat pohon kebun sekolah juga pernah walasnya kasih tau bunda." Balas chika, ia kembali memberitahu cakra.
"Yaampun, bener-bener bocah." Ucap cakra, menggeleng mendengarnya.
"Dia kangen banget sama kamu bang." Ucap chika, tersenyum menatap christy
"Emang iya bun?" Tanya cakra.
"Waktu itu pernah, dia kangen sama kamu. Bahkan sampai demam, bunda tawarin buat telfon kamu dianya gak mau. Malu katanya." Jawab chika.
"Dasar gengsian." Ejek cakra, menoleh kepada adiknya yang masih terlelap.
"Emang gengsi." Timpal chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA IS MINE [CH2]
Random"APA?! YANG BENER AJA!" "mamiii, yang bener aja. masa chika mau dijodohin sama duda." "duda anak dua pulak. chika gak mau mami." **** "Udah?" "Apanya?" "Udah bisa jatuh cinta sama saya?" "Udah hehe, love you mas duda."