14 TAHUN KEMUDIAN.
"BUNDAA DECI GAK MAU BANGUN!"
"DIBANGUNIN MALAH NGOMEL BUN!"
"APAAN SIH LO BERDUA!"
"CHRISTY MAHARDIKA, BUNDA HITUNG SAMPAI 5. KAMU GAK BANGUN JUGA, ZOEY BUNDA BUANG YA!!"
"JANGANNNNN!"
Christy masih saja memeluk tubuh chika, sejak dulu ia terbiasa untuk bangun tidur harus memeluk tubuh bundanya itu. Dan sekarang, ia mencoba untuk mengumpulkan nyawanya sambil memeluk chika.
"Udah ya." Ucap chika, hendak melepas pelukan antara dirinya dan christy.
"Nanti duluuuu." Rengek christy.
"Bunda mau masak dek, nanti sarapannya telat kalau kelamaan." Bujuk chika.
Dek, bahkan sejak dulu dirinya selalu tetap menjadi dedek abadi keluarga mahardika. Mereka sengaja tidak menghilangkan panggilan dedek, dari dirinya. Bahkan adik kembarnya juga memanggilnya dengan sebutan deci, alias dedek cici. Gavin yang notabene anak bungsu pun, tidak bisa menggeser posisi manja christy di rumah.
"Bun, kakak laper." Ucap gevan, sambil mengusap perutnya terasa lapar.
"Cici nih, bunda mau masak gak di bolehin coba." Ucap chika, menunjuk christy yang masih memeluknya.
"Udah lah ci, laper nih." Rengek gevan.
"Vin." Ucap christy, merentangkan kedua tangannya pada adik bungsunya.
Gavin memutar bola matanya malas, jika sudah begitu. Itu artinya, cici nya itu minta untuk di peluk olehnya.
"Makanya, kalau tidur jangan malem." Dingin gavin, namun tetap membalas pelukan kakak perempuannya itu.
"Tidur jam berapa?" Tanya gavin.
"Jam 3." Balas christy.
"Ngapain tidur sampe jam segitu?" Tanya gavin, christy menggeleng.
"Gak bisa tidur." Balas christy. Gavin mengusap rambut christy, dan sesekali merapihkan rambut christy.
"Ih kok gavin doang yang di peluk, kok gevan enggak." Protes gevan, cemburu.
"Iri?" Tanya gavin, pada saudaranya. Ia semakin memeluk erat tubuh christy, untuk memanasi kembarannya itu.
"Enggak tuh, biasa aja." Balas gevan, ia tidak mau terlihat seperti cemburu.
"Yaudah, berarti biasa aja dong."
Balas gavin, tersenyum remeh."Berisik, dasar kulkas." Cibir gevan.
Ia tidak berbohong, gavin adalah satu satunya makhluk paling dingin di rumah keluarga mahardika. Ia irit bicara, berbanding terbalik dengan gevan yang senang berbicara. Namun, bila dengan keluarganya terutama pada bunda dan cicinya akan menjadi sosok yang perhatian dan lembut.
"Apasih van, berisik deh." Keluh christy, melihat gevan terus berbicara.
"Cici kok pilih kasih sih, gavin di peluk. Kok aku gak di peluk." Protes gevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA IS MINE [CH2]
Random"APA?! YANG BENER AJA!" "mamiii, yang bener aja. masa chika mau dijodohin sama duda." "duda anak dua pulak. chika gak mau mami." **** "Udah?" "Apanya?" "Udah bisa jatuh cinta sama saya?" "Udah hehe, love you mas duda."