duda is mine : 18

9.1K 808 50
                                    

"Aaa aban."

"Gemes, abang gemes huh."

Christy terus merengek, saat cakra, abangnya itu terus menjahili dirinya. Cakra yang merasa gemas dengan sang adik tidak henti-hentinya mencium, memeluk dan juga mencubit pelan pipi gembul milik adiknya itu.

"Yayah, aban anggu kityy." Adu christy, pada christian yang baru saja keluar dari kamar yang terdapat disana.

"Jangan di ganggu, adiknya bang." Ucap christian, berjalan menuju sofa.

"Abang gemes ayah, adek gemesin soalnya." Balas cakra, tertawa. Christian yang mendengarnya, tersenyum melihat keakraban mereka.

"Hai."

Kedua anak itu sama-sama kompak, menoleh kearah chika yang baru saja keluar dari kamar yang tadi christian juga keluar dari kamar yang sama.

"Bunda?" Kaget mereka, saat melihat chika yang secara tiba-tiba ada disini.

"Hai abang, hai adek." Sapa chika, mendekati bangsal milik christy.

"K-kok, bunda bisa disini? Kapan bunda datengnya?" Tanya cakra.

"Tadi pas kalian tidur." Jawab chika. Ia sedikit canggung, dan takut anak-anak itu tidak mau bertemu dengannya.

"Undaa." Panggil christy, merentangkan kedua tangannya pada chika. Chika segera membalas pelukan itu.

"Bunda kemana aja sih, kok gak pulang pulang. Kita kan nunggu bunda." Protes cakra, pada chika.

"Maaf sayang, tapi kalian semua baik baik aja kan?" Tanya chika.

"Adek sakit demam berdarah bunda, abang juga waktu itu sakit, ayah juga sakit. Semuanya sakit, ayah ngurusin kita sendirian. Bunda gak ada." Jawab cakra, bercerita.

Chika tersenyum kecut, mendengar cerita cakra. Dirinya sudah menyakiti mereka semua, mulai dari dirinya yang salah paham, kemudian meninggalkan mereka, bahkan merasa dirinya paling tersakiti padahal ia yang paling banyak menyakiti hati mereka.

"Maafin bunda ya, baru dateng hari ini." Ucap chika, mengusap kepala cakra dan christy bergantian.

"Bunda, kok bunda baru kesini? Abang kira, bunda lupa sama kita." Tanya cakra, membuat chika tertohok.

"Enggak mungkin bunda lupa dong, maaf ya bunda baru ketemu lagi sama kalian." Ucap chika, tersenyum.

"Bunda habis nangis?" Tanya cakra, menyentuh wajah chika. Chika menyentuh tangan cakra yang ada di wajahnya.

"Bunda gapapa." Jawab chika.

"Tapi kok, bunda matanya sembab." Tanya cakra, masih belum puas.

"Ayah, bunda habis nangis." Adu cakra.

Christian hanya menoleh sekilas, dan kembali fokus dengan lamunannya. Ia tidak habis fikir dengan apa yang sudah terjadi barusan, ia sudah melewati perdebatan panjang dengan chika dan mengambil keputusan bahwa mereka mungkin tidak jadi berpisah atau mungkin mereka menunggu anak-anak itu lahir terlebih dahulu. Karna percuma, perceraian tidak akan bisa berlanjut jika chika dalam keadaan mengandung.

"Huft... bisa-bisanya." Batin christian.

Christian tahu bahwa itu anaknya, dan mereka berdua memang sudah hubungan suami istri, dan sudah pasti anak-anak itu adalah anak dari chika dan juga dirinya. Dan mereka tanggung jawab dirinya sebagai kepala keluarga.

Chika melirik sekilas kearah christian yang tampak diam tanpa berniat untuk bergabung bersama mereka. Chika tahu, berat menjadi christian, suaminya itu selama ini sudah tersiksa dengan semua kesalahpahaman yang laki-laki itu alami. Christian berjuang sendiri, disaat semuanya sama sekali tidak mempercayainya. Bahkan keluarganya sendiri pun begitu.

DUDA IS MINE [CH2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang