"Pada tempat tertinggi gedung, tak memilik atap yang mampu melindungi, bahkan hanya ada setapak semen datar yang akan panas jika matahari berdiri tegak di langit sana. Namun siapa sangka tempat itu, selalu menjadi tempat ternyaman bagi mereka yang hancur."
Sektor 3
Beberapa bulan di asrama ini Ikawa baru mengetahui kalau gedungnya memiliki Rooftop. Mungkin lain kali ia akan melukis di sana. Mengingat ia juga sering sekali pergi ke Rooftop Tritan Sudan untuk menghilangkan penatnya.
"Moya~ Moya~."
"Kumat!"
"Umm, Vrano Onii-chan."
"Geli bangsat!"
Dan seperti biasa, kamar 1 dengan penghuninya yang beragam. Kalau Ikawa sedang bekutat dengan gadgetnya guna menyelesaikan pekerjaannya, sementara Rian dengan kelakuannya mengganggu Vrano yang asik main game.
Sedangkan A'a mereka masih keluar untuk mencari makan malam. Padahal Ikawa suduh bilang untuk makan di dapur saja. Namun Fawaz bilang lagi ingin makan mie ayam dan martabak.
"Abang Plano main sama aku yuk," goda Rian semakin menjadi, bahkan dengan sengaja mengelus dagu Vrano sensual.
"Aishh, gue tendang, nih."
Rian langsung melipir ke ranjang Ikawa tak lupa tawa renyahnya menggema. Rian dengan kurang ajarnya menghempas tubuh ke ranjang Ikawa sehingga menciptakan guncangan yang sangat mengganggu.
Ikawa menatapnya tajam. "Jangan banyak tingkah!"
"Galak lo kayak Cia!"
Ikawa menghela napas kesal. Dengan gerakan kilat ia menggerakan kakinya, menendang Rian kuat hingga lelaki itu tersungkur di lantai. Ikawa tidak peduli suara memekikan itu berasal dari Rian yang penting ia bisa tenang.
"ANJING IKAWA SIALAN LO!!" teriak Rian seraya mengelus keningnya yang terpantuk kuat dengan lantai. Hanya keningnya saja dan lutut yang tidak selamat. Sisanya Rian mampu mengantisipasi.
Vrano tidak luput melihatnya, tertawa puas bahkan memberikan tepuk tangan pada Ikawa.
"Bagus, bagus."
"Anjing kalian!"
"Kasian," ujar Vrano dengan kekehannya.
"Akhh, bangsul asli. Sakit nih!" Rian sedikit kesusahan bangkit karena nyeri pada lututnya.
Ikawa ini memang tidak tanggung-tanggung menendangnya. Sadis sekali dia.
"Tega lo sama sahabat sendiri!" sungut Rian sampai memasang wajah terlukanya.
Ikawa berdecak, seharusnya ia bukan menendang saja. Melainkan mencekiknya juga agar Rian bisa diam selamanya.
Irisnya terfokus pada pesan yang dikirimkan oleh seseorang. Ia tertegun, lalu mengirimkan balasan dengan cepat. Ikawa setelahnya bangun dan mengambil jaketnya.
"Mau ke mana?" tanya Rian melupakan kekesalannya itu.
"Mau belajar di Rooftop." Ikawa membawa tasnya juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sektor 3
Teen FictionMereka hanya sekumpulan mahasiswa biasa yang tinggal di asrama suatu universitas, sektor 3. Wilayah asrama mereka berada di sektor 3. Asrama yang terdiri dari 3 gedung yang didesain berbentuk U. Serba tiga jadi yah, ish, ish. Tenang, isinya makhluk...