Kamar 4 sudah biasa rusuh, yang engga biasa dan langka itu kalau mereka kalem semua tanpa ada ribut.
Itu mustahil.
Zalwa adalah biang onarnya dengan Shopee patnernya, kelemotan otaknya itu yang menyebalkan. Lalu ada Kia yang semakin membuat suasana ricuh dilengkapi kalimat pedas. Inara turut ikut memecah suasana dengan keluguan dan kalimat nyelekitnya yang ia ultimatum diajarin sama Zalwa. Lalu Nina dan Felicia mulai frustasi mencegah kelakuan mereka.
Walau Felicia adalah ternormal di sini.
Setidaknya itu yang dipikirkan BKN TokPen ft. Kamar 4 tentang penghuninya, sejauh itulah yang menjadi ikonik kamar 4 bagi penghuni asrama lain bahkan penghuni kamarnya sendiri.
Tapi sekarang lihatlah, bahkan tidak ada yang menduga hari ini akan datang dan menunjukan sisi lain kamar 4 yang aneh. Penghuninya tidak menyangka.
Zalwa tau, hubungannya dengan teman masa kecilnya ini terhitung lama. Hingga detik ini tentu saja mereka berbagi banyak hal sampai ke aib-aib sendiri. Tapi sekarang Zalwa merasa aneh.
Kia dan Shopee melongo, kartu remi yang mereka mainkan tidak menarik lagi. Kia sampai meletakan kartunya, Shopee turut membereskan tanpa sedikit pun teralih pada kawan kamarnya yang ternormal.
Nina terbangun, itu cukup mengagetkan diikuti Inara yang hampir terjatuh dari kursi meja belajarnya, berjengkit kaget ketika pintu kamar mereka didobrak sangat keras, Felicia muncul dengan ekspresi wajah yang jelek menurut Zalwa.
Terlihat panik, takut, dan pasrah. Tumben sekali si cuek ini nunjukin muka seperti itu. Biasanya keadaan apapun Felicia akan tenang.
Itulah yang buat Zalwa heran, beserta 4 BKN TokPen lainnya yang memperhatikan Felicia masuk dan mendekati lemarinya. Mengeluarkan tas, mengambil beberapa potong pakaiannya. Gerakan Felicia sangat terburu-buru, pakaiannya tak beraturan ditaruhnya di dalam tas.
Mereka saling pandang bingung, sampai Zalwa mutusin mendekat bersamaan Kia juga. Sisanya diam di tempat memperhatikan heran.
"Napa lo?"
"Zal beresin pakaian." Felicia tidak menjawab Kia, membuat panik mereka.
Ini Felicia marah sampai mau minggat ceritanya? Sampai ngajak Zalwa. Sontak Kia natap Shopee, layangin tatapan menuduh. Di balas Shopee heboh dengan gelengan kepala, balas nuduh Kia namun jelas Kia menyangkal.
Ini aneh, Felicia ternormal di kamar. Selalu tenang dalam situasi apapun. Tapi sekarang terlihat seperti buronan yang tertangkap basah.
"Bentar woi, lo napa jadi kemasin baju woi!" Zalwa berusaha narik tas selempang Felicia. Namun gadis ini menyentak Zalwa balik, natap Zalwa cemas buat mereka makin kebingungan dan takut.
"Cepetan! Urgent!" Felicia geram sampai dorong Zalwa yang halangin jalan. Satu tasnya telah siap, selempangnya terisi segala macam peralatan lainnya. Tas ransel kuliahnya pun telah terisi penuh.
Felicia menoleh ke Zalwa yang ngebug, cukup geram, Felicia memutuskan melangkah ke lemari Zalwa. Ambil beberapa setelan Zalwa dan memasukannya ke tas yang ia temui di dekat lemari. Memasukan asal, jalan lagi ke Zalwa buat kasih tas itu kasar.
"Kita harus ngungsi dulu."
"Hah?"
Bukan Zalwa, itu Shopee yang engga konek sama semuanya.
Felicia angkut semua tasnya. Ngelihat jam di ponselnya, makin ketar-ketir. Ngelihat semua teman kamarnya panik.
"Ini beneran urgen, gue sama Zalwa harus ngungsi dulu secepatnya. Penjelasannya nanti ajah—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sektor 3
Teen FictionMereka hanya sekumpulan mahasiswa biasa yang tinggal di asrama suatu universitas, sektor 3. Wilayah asrama mereka berada di sektor 3. Asrama yang terdiri dari 3 gedung yang didesain berbentuk U. Serba tiga jadi yah, ish, ish. Tenang, isinya makhluk...