"Kalau ada rasa yang engga bisa dijelaskan, itu saat aku dan kamu tanpa status lalu lihat kamu sama orang lain."
- Zalwa Teodora Eugenia️Sektor 3
Zalwa dalam posisi siap, menunggu waktu teman cowoknya yang lain untuk mengoper bola atau melakukan umpan. Kelasnya saat ini jam kosong, tentu itu hal yang paling membahagiakan disaat semua tugas dan materi mulai menyerang para mahasiswa. Sebenarnya mereka diberi tugas, tapi tidak memakai deadline. Alhasil disinilah Zalwa bersama beberapa teman cowoknya bermain basket.
Yang membuat para teman kelasnya tercengang, Zalwa bahkan mampu bertanding dengan anak cowok. Terbukti timnya sekarang memimpin padahal jika dari segi kekuatan mereka lebih minim.
Pertandingan sekarang three vs three. Di mana Zalwa cewek sendiri di timnya. Zalwa melawan tim Jeno. Score mereka terpaut 6 point, lumayan bisa dikejar, namun tidak akan Zalwa biarkan. Sehingga kala bola ia dapatkan Zalwa langsung menunjukan aksinya.
Zalwa melewati mereka bersusah payah meski tatapannya tampak tenang sekali. Para penonton tercengang bagaimana stamina Zalwa seperti melampaui para pemain cowok. Bahkan dengan lihai Zalwa melakukan gerakan ankle break yang menipu semuanya, bahkan teman timnya. Tak ayal si primadona basket putri Tritan Sudan ini bukan kaleng-kaleng. Kehebatannya bahkan pernah membuat coach timnya ternganga heran.
Tentu saja karena ia adalah Zalwa Teodora Eugenia. Si manly, cetar membahana.
Jangan hujat Zalwa manteman, dia memang gila.
Hingga berkat kerja sama tim Zalwa—meski cewek itu lebih berperan banyak, karena mempertahankan bola sekaligus memberikan komando lewat isyarat—timnya keluar sebagai pemenang. Banyak penonton yang bersorak kegirangan akan aksi laganya. Bahkan tidak sedikit yang mengabadikannya entah lewat sosial media mana.
Suasana ini sudah lama tidak Zalwa rasakan. Teriakan haru penonton yang semakin mengobarkan semangat pada Zalwa untuk terus bertanding. Zalwa sangat senang ketika orang lain tersenyum dan ikut bahagia atas kemenangannya— alasam Zalwa bermain basket selain karena hobi. Untuk itu, basket adalah sederet kebahagiaannya yang mati-matian ia pertahankan.
"Lu serius cewek?" ucap salah satu timnya yang beralih menepuk bahu Zalwa kagum, "gue penggemar lu."
"Anjay, Zalwa yang ketceh gitu, loh." Zalwa menampilkan senyum songongnya.
"Lu engga cantik, tapi lu cool abis, sih." Zalwa melotot setelah cowok itu mengatakannya. Dia memang paling lemes mulutnya dan tidak suka difilter kata-katanya.
"Lu—"
Perkataan Zalwa tidak selesai karena tiba-tiba Jeno datang dan menariknya ke belakang tubuh Jeno. Setelah itu cowok bermata tegas itu menatap tidak suka pada kawan kelasnya. Perkataannya tadi pada Zalwa cukup kasar, Jeno tidak suka ada yang berlaku kasar pada gadis ini.
"Mulut lu keterlaluan, minta maaf sebelum gue gampar." Jeno tidak main-main mengancamnya. Bahkan sebelah tangan Jeno telah menggenggam tangan Zalwa yang keringetan.
Sontak Zalwa melotot kembali karena tingkah Jeno.
"Y-Ya sory, gue engga maksud gitu."
"Engga papa, engga usah diambil hati—"
"ZALWA!"
Ada ajah yang potong omongan Zalwa, si empu jelas kesel sampai mencak di tempat. Walau rasa senangnya lebih dominan ketika mendengar suara yang familiyer itu. Tapi senyum Zalwa hilang seketika saat mendapatkan Ikawa yang menghampirinya dengan wajah memerah padam seperti orang hendak marah. Sontak saja genggamannya pada tangan Jeno mengerat tanpa Zalwa sadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sektor 3
Teen FictionMereka hanya sekumpulan mahasiswa biasa yang tinggal di asrama suatu universitas, sektor 3. Wilayah asrama mereka berada di sektor 3. Asrama yang terdiri dari 3 gedung yang didesain berbentuk U. Serba tiga jadi yah, ish, ish. Tenang, isinya makhluk...