Kamar 2: Kamar 1

49 8 0
                                    

"Hello guys disini Rian dimari, kaga ada Rian? Ya gue engga dimari, cihuyy!"

Apalagi yang bisa Ikawa lakukan selain menghela napas kasar sambil mengelus dadanya tabah dengan sikap sahabatnya ini. Padahal lorong asrama ramai tapi tidak menghalangi Rian melakukan tingkah engga waras dan buayanya. Engga terhitung sudah berapa gadis yang digoda Rian selama mereka jalan.

Emang sudah jadi rutinitas Rian menambah perserikatan asrama putri di ponselnya. Rian bahkan diam-diam punya banyak pacar dan gebetan padahal dia ini selebgram, tapi berani banget kasih janji manis ke banyak cewek, engga takut dapet karma ini bocah satu.

"Eh kak Tika hallo, semalam gimana perutnya udah enakan?"

Gila Rian emang, ketua asrama putri pun dia pepet. Ikawa ingat banget baru semalam Rian mepetin tuh kating sampai akhirnya mereka chattingan, bahkan Rian yang tau Tika lagi sakit perut langsung pasang mode pacar materialnya. Ia beliin obat pereda nyeri haid dan beberapa coklat terus dikasih ke cewek itu, beneran kayak yang udah khatam emang.

Tika senyum malu. "Udah Yan, makasih ya."

Rian ngukir senyum manisnya. "Engga masalah Kak, aku engga mau lihat Kakak kesakitan."

"Bisa aja kamu." Tika menabok pelan bahu Rian.

"Beneran tau, jangan sakit lagi ya?" Rian masang muka seriusnya.

Dalam hati Ikawa mengumpat kesal, benci banget dia kalau terjebak ditengah aksi buayanya Rian. Kalau kata Ikawa kenapa engga sekalian ditabok kenceng aja ini bocah biar sadar. Tapi sepertinya mustahil juga.

"Gue kira kalian kemana rupanya si Rian lagi ngardus."

Rian melirik cowok dengan perawakan tengil itu sinis. "Ssshh Vrano diem lu!"

Vrano cuman cekikikan. "Heran, ngardus lo rajin amat kayak shalat wajib."

"Giliran shalat bolong," sindir Ikawa.

Rian rasanya ingin nenggelamin para teman kamarnya ini. Mereka engga bisa gitu jaga lisan di depan calon gebetan Rian, kalau mereka terus nyindirin yang ada Tika bisa ilfeel sama dia. Meskipun yang ke duanya bilang benar sih, tapi engga usah ngomong depan Tika juga dong.

"Kak maaf ya Rian duluan." Pas balik badan belakangin Tika, Rian langsung pelototin dua kawannya ini seraya merangkul mereka menuju ruang santai. Niatnya mau nongkrong setelah lelah beresin kamar kemarin, apalagi besok mereka udah ospek prodi.

"Lagian kenceng amat sih mepetnya, ketua asramaloh, engga takut dimarahin A'a?" ujar Vrano terdengar menakuti.

Rian baru ingat dengan Fawaz. "Sssttt cukup kalian aja yang tau sahabat, kip sicret."

"Bacot."

"Wa lo jangan kayak tailah."

"Lo tai."

Vrano ngakak mendengarnya, dua sahabat ini dari awal masuk kamar gemar banget saling adu bacot. Ia yang baru kenal mereka saja sangat menikmati aksi saling hujat ke duanya apalagi Ikawa yang mulutnya terdeteksi sangat pedas.

"Lo berdua mau beli apa?" tanya Vrano setelah mereka sampai di ruang santai atau biasa anak asrama nyebutnya Ruas, "btw sahabat gue juga mau gabung sini."

Sektor 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang