Kamar 22: Dua Pasangan, Beda Cerita (Bag 1)

26 2 0
                                    

"Tapi gue serius, liat lo pertama kali bikin gue jatuh cinta. Iris lu itu kayak sorot hal yang bikin pengen gue bahagiain lu. Lu ... Engga pernah punya temen tulus bukan? Ayo berteman sama gue, nanti gue kasih liat lu langit cerah."
- Rian

Sektor 3

Satu hal yang dirasakan Kia ketika di kelas.

Biasa.

Yah, seperti saat SMA, Kia merasakan hal biasa seperti suasana lumrah dalam kelas. Meski ada yang berbeda, sih. Kalau kelasnya dulu pasti akan terus menganggungkan dia dan bahkan melebihkan namanya terutama yang anak Xian. Kalau sekarang mereka hanya heboh di awal dan seterusnya hanya jahil biasa, ala kadarnya. Seperti ....

"Aishh model lewat, paragoy dulu dong, bestie!" Itu si Kona, cowok humoris banyak tingkah yang otaknya mesum. Mempersilahkan Kia lewat dengan gaya ala penyambut di restoran ternama.

Kia dengan wajah jutek alaminya hanya lewat begitu saja, tanpa mau mengindahkan, malas.

Apalagi tonernya diambil Nini.

Sialan.

Perubahan ekspresi Kia jelas disadari kawan yang sepertinya akan jadi kawan dekat Kia selama berkuliah disini. Soalnya Kia merasa gadis pendiam ini tidak seperti teman-temannya yang fake itu. Malah reaksinya tergolong biasa dan tidak peduli. Orangnya juga engga ribet.

"Kenapa?" Zaya menaikan bride kacamatanya. Tatapannya terlihat lugu, tidak cuek. Hanya saja Zaya ini pendiam. Beruntungnya Kia duduk bersebelahan dengan Zaya.

Kia hanya menggeleng dan menaruh tasnya di meja. Lalu menatap arah depan dengan pandangan bosan. Karena Zaya juga terlihat sibuk dengan bukunya, Kia memilih mendengarkan lagu dengan earphone.

Matanya sedikit berpendar, mendapati beberapa kelompok bermain cewek yang tampak asik mengobrol. Bisa saja Kia ikut obrolan high mereka, tapi Kia tidak tertarik dan merasa tidak bisa sefrekuensi. Meski ia juga suka gosip dengan Shopee dan Zalwa. Namun spek gosipnya dengan kelompok cewek itu jauh beda.

Mereka juga mainnya glowing, gengs. Meski Kia model, dia juga engga segitunya bahas yang glowing. Lagipula dari awal kelas, kelompok bermain cewek yang digandang berisikan anak seleb dan holkay itu, seperti membuat batasan pada anak lain. Seakan grup mereka, yah hanya mereka. Anak lain cuman lewat, tapi Kia tidak peduli. Biarkan saja, bukannya circel gitu sudah biasa?

Mungkin mereka sama-sama paham skincare, gosip, kadang berbicara cowok, bahkan ngomongin soal belanja atau jalan ke Mall. Hanya saja cara mereka menikmati itu letak perbedaannya. Antara Kia dan grup cewek itu, memiliki cara yang berbeda untuk menikmatinya. Lagipula grup sosialita itu pernah sekali mengajaknya berbicara dan diawal pembicaraan saja Kia merasa tidak nyaman.

Karena yah, ia jadi bernostalgia saat SMA. Dimana ia terus menjadi topik.

Dan sekali lagi, mereka mendekati Kia.

Grup itu berisikan empat orang. Rachel, Asyta, Gina, dan Endora. Ingat bukan Endorse yah. Gaya mereka juga high. Dan hmm, baju mereka cukup ketat.

Rachel yang mengajak Kia ngobrol duluan. "Heii, lu engga mau ikut jalan nih? Kita mau ke Mall, cari make up yang launching kemarin. Kalau engga salah model-model juga suka pake, Lis. Ayo dong, lu ikut."

Sektor 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang