Kamar 39: Kenyataan

8 1 0
                                    

UKM Musik.

Bidang vokal adalah bidang yang diambil Shopee. Meski suaranya tidak terlalu bagus tapi ia memang niat menggeluti bidang ini.

Terinspirasi dari cinta pertamanya.

Azaz.

Omong-omong soal Azaz ia belum menanyakan secara spesifik pada Aziz tentang kembarannya itu. Shopee dibuat termangu ketika nama itu terucap dari bibir Aziz. Ia terkejut dan bingung harus merespon apa. Apakah Azaz yang dimaksud Aziz itu satu orang yang sama?

Entahlah.

"Baby girl."

Astaghfirullah.

Shopee menahan napas saat menemukan wajah Vrano berjarak sangat dekat dengan wajahnya. Mana ganteng banget. Iris tajamnya natap dia dalam sampai Shopee terbuai.

"Kenapa diem?"

Sebenarnya Shopee pengen banget kacangin Vrano. Tapi engga tau kenapa semua kelakuan Vrano yang kemarin seakan cuman angin lalu buat Shopee. Sekarang dia malah kasih atensi penuh ke Vrano yang emang sangat menarik perhatiannya.

Vrano tuh, ganteng banget.

"Malah bengong, are you okey?" ujar Vrano sambil miringin kepala melihat lebih dekat ciptaan tuhan di depannya.

Bibirnya, matanya, sorot lucu itu. Vrano tidak bohong itu sangat indah.

Vrano menjilat bibir bawahnya lalu tersenyum tipis. Padahal kemarin ia benar-benar risih tapi kenapa hanya melihat keberadaan Shopee dan memperhatikan kegiatan kecilnya, Vrano jadi tertarik untuk mendekat.

"Jangan gitu," lirih Shopee.

"Kenapa?"

Shopee tidak kuat lama-lama berdekatan langsung memundurkan kursinya. "Ganteng banget."

Vrano tertawa dan menjauhkan wajahnya. Masih memperhatikan Shopee. "Segitunya lo sama gue?"

"Iya nih, tapi sayang mas pacar engga minat banget sama gue—ups, lupa bukan siapa-siapa. Mana bibirnya dah, bekasan lagi."

Vrano terkekeh dengan iris menyipit sensual. "Yeah, lu bukan siapa-siapa."

Kan, baru juga terbang dibuat jatuh lagi. Ini Vrano minta ditendang emang.

"Tapi lo Baby Girl gue."

"Ihh, lu tuh, aneh."

"Tapi lo suka, kan?" tanya Vrano.

Shopee mengangguk tanpa beban. "Suka banget."

Hal aneh yang Vrano rasakan pada kejujuran gadis ini. Cukup takjub meski Shopee suka brutal untuk mendekatinya namun ada batas tersendiri yang Shopee lakukan. Sehingga Vrano kerap merasa aman kadang.

Vrano menggeleng. "Lu belajar nyayi?"

Shopee memperhatikan layar ponsel yang pouse tutorial vidio di youtube.

"Iya, gue kan, sok-sok'an mau bisa nyayi."

"Kenapa engga ambil alat musik ajah?" ujar Vrano.

Shopee mengedipkan mata. "Lo mulai tertarik sama gue?"

Vrano memicing melihat raut penuh harap gadis ini. "Kita temen satu UKM. Mau engga mau harus saling bantu. Daripada capek buat bakat baru, kenapa engga asah yang udah bisa ajah?"

"Lu bisa main piano, kan?" lanjut Vrano.

Shopee terperangah di tempat. "Kok, tau?"

"Bang Jev kasih tau gue, lo itu jago banget main alat musiknya." Vrano tersenyum tipis.

Sektor 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang