Kamar 50: Antara Kiara dan Kinala

8 1 0
                                    

Kita melipir ke si ganteng dari kamar 1. Kebetulan banget serentak engga ada kelas di hari itu dan jelas bagi anak Kesehatan dan Teknik itu adalah anugerah yang tak boleh disia-siakan.

Tadinya sih gitu, tapi sepertinya Fawaz harus menelan pil pahit ketika laporan pratikum menyapa dirinya. Tepatnya mendadak dosen mengirimkan drive berisikan laporan praktikum untuk Fawaz cek selaku asisten dosen.

Puluhan kali Fawaz melepas napasnya berat, membatin melihat pengerjaan laporan para adik tingkatnya. Sepertinya di kelas selanjutnya Fawaz harus mengevaluasi keseluruhan.

Berbeda dengan tiga adik Fawaz yang lebih santai. Rian telah memangku gitar milik Vrano dan bersenandung acak dengan Vrano ikut bernyanyi, sementara Ikawa bagian menggendang kaleng biskuit yang isinya telah berganti tuan.

Rengginang pemberian abah Sukidin!

Di lihat dari sudut bibir terangkat ringan dengan pipi mengembang gemas, sepertinya Vrano sedang sangat senang sekarang. Ingin rasanya Rian bertanya namun ia takut mengganggu kesenangan lelaki itu. Apalagi beberapa hari kemarin Vrano tampak frustasi karena kuliah dan UKM.

"Guys kalian tau sebentar lagi pemilihan ketua asrama?"

Dengan begitu aksi karaoke ke tiganya berakhir, terganti fokus dengan obrolan A'a mereka yang sepertinya cukup serius. Tetapi Fawaz terlihat tetap fokus mengecek laporan para mahasiswa sambil bicara.

"A'a lengser ya berarti?" tanya Rian.

Fawaz tersenyum kecil, mengangguk sebagai respon. "Akhir semester nanti kita tentuin. Dari kalian engga ada yang mau maju?"

Tentu saja Vrano dan Rian akan langsung mundur beralih menujuk kawan mereka yang lebih punya potensi menurut ke duanya. Terutama Rian yang sudah lama bersama orang ini.

Membuat Ikawa yang ditunjuk dan kini ditatap ketiganya mengerjap bingung. Menunjuk heran dirinya sendiri. "Gue?"

"Lo engga mau coba?" tawar Fawaz merasa Ikawa punya potensi juga.

Sadar maksud ke tiganya kontan Ikawa larut dalam pikirannya. "Gue engga seatraktif A'a."

Bibir Fawaz menyembur kekehan pelan. "Nanti sembari belajar, lumayan buat asah sosialisasi lo kan? Mudah kok, cuman pantau anak asrama dan mastikan mereka engga macem-macem. Kadang juga bantu mba Tia sama pak Surya tagih uang sewa sama handle acara asrama."

Rian menunjuk Fawaz heboh. "Oh! Oh! Acara amal rutinitas itu yah?"

"Bener, kayaknya selesai UAS sebelum pemilihan kita adain lagi, last proker untuk A'a."

Ikawa mangut-mangut paham. "Bakal gue pikirin—"

"RIAN COBA LIAT TWITTER!"

Semua terkejut dengan suara Vrano yang tiba-tiba menjerit soal platform sosial media. Bahkan dirinya heboh menyuruh ke tiganya mengecek ponsel sekarang juga dan Rian lebih cepat tanggap untuk mengeceknya.

Benar saja, detik kemudian Rian telah bangkit dan meraih asal jaket siapapun yang dilihatnya, bergegas keluar kamar dengan tergesa. Kali ini Fawaz bahkan membiarkan ketika Rian menutup pintu kamar dengan kasar. Karena ke tiganya ikut larut dalam keterkejutan atas informasi yang Vrano baca di sosial media.

"Tiba-tiba banget?" ujar Ikawa setelah mengontrol rasa kagetnya.

Vrano masih blank di tempat, memandang tak percaya layar ponselnya yang menampilkan cuitan di Twitter perihal seorang entertainment. Sedangkan Fawaz menghela napas pelan, alisnya bertaut.

"Vicky Radick pengecara terkenal yang ngelibas kasus apapun?" tanya Fawaz memastikan dan anggukan kepala Ikawa cukup menjelaskan semuanya.

TERTANGKAP KAMERA, DIDUGA ARTIS PAPAN ATAS XIAN TENGAH BERKENCAN DISUATU TAMAN 'XXX' DENGAN PENGACARA VICKY RADICK YANG TERKENAL AKAN KEGIGIHANNYA DALAM MENANGANI KASUS! APAKAH INI PERTANDA SINGLE MOM INI AKAN MELEPAS MASA SINGLENYA DEMI MEMBERIKAN FIGUR AYAH UNTUK AELIS SI MODEL YANG TAK KALAH PAMOUR DENGAN IBUNYA?

Sektor 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang