"Ayahhhh aku mau kamar itu kamar itu kamar ituuuu."
Sharon menunjuk kamar bernuansa biru milik Fidellia. Seperti sifat serakah sudah tertanam dalam pikiran anak itu sejak kecil.
"Iya iya sayang, memangnya kamarmu tidak bagus? Ayah yang mengaturnya sendiri loh."
Telerdo mengusap kepala Sharon untuk menenangkan gadis itu, sebenarnya dia bisa langsung memberikan kamar itu pada Sharon tapi dia tidak sudi kamar itu dipakai anak tiri kesayangannya itu.
Disisi lain, Fidellia yang melihat ayahnya sedang mengelus kepala saudari barunya itu sedikit iri. Namun dia bisa menahannya, mungkin ayahnya juga akan menyayanginya.
"Aku mau kamar itu pokoknya!"
Sharon menghentakkan kakinya sambil menangis, karena dia tidak suka jika kamarnya lebih kecil daripada kamar adik tirinya.
"Baiklah kamar itu akan menjadi milikmu. Dan kau anak sialan, cepat keluarkan semua barang-barangmu dan pindah ke kamar dibawah sana."
Telerdo akhirnya menuruti perkataan Sharon, tanpa peduli dengan perasaan Fidellia.
Gadis kecil itu berpikir mungkin kakaknya lebih membutuhkan kamarnya, lagipula dia bisa tidur dimana saja. Mungkin ayahnya akan memperhatikannya jika dia menjadi anak yang penurut.
Dalam hati Sharon, dia mengejek Fidellia yang tidak bisa apa-apa selain menurut. Dan mulai sekarang, dia akan merebut dan menguasai semua hal yang dimiliki Fidelia tanpa terkecuali.
Setelah Telerdo pergi dari kamar itu, meninggalkan kedua gadis kecil itu. Fidellia segera mengatur barang-barangnya mulai dari pakaian, sepatu dan beberapa aksesoris yang dibelikan Mory. Sharon yang melihat barang-barang indah itu langsung menahan Fidellia dan membongkar semua barang bawaannya.
"Aku mau ini, dan ini juga ini. Kamu tidak boleh memakai ini, hanya aku yang boleh memakainya dasar anak jelek."
Sharon mulai mengambil pakaian, sepatu dan kotak aksesoris yang dipegang oleh Fidellia. Lalu menyisahkan beberapa potong pakaian lusuh, yang sebenarnya akan Mory buang karena menurutnya sudah tidak layak dipakai lagi.
Fidellia yang melihat itu ingin protes dan mengambil barangnya, namun tiba-tiba ibu tirinya datang.
"Sayang, kamu mau semua itu?"
"Iya ibu, Sharon mau semuanya kecuali baju yang sudah jelek. Baju jelek itu cocok untuk dipakai anak jelek ini bu."
Annata memandang Fidellia, lalu mendorong anak kecil itu menjauh dari anaknya.
"Kamu akan memberikan semua ini pada kakak kamu kan? Kalau kamu tidak memberikannya, ayah pasti akan memukulmu"
Fidellia menunduk saat mendengar perkataan Annata, dia tidak mau ayahnya memukulnya atau yang lebih parah membencinya.
"Bagus, sekarang pergi ke dapur dan siapkan aku air panas."
"Tapi aku nda tau bagaimana memasak air, ibu."
Annata yang mendengar perkataan Fidellia langsung menampar pipi mungil anak itu, dan membersihkan tangannya seolah habis memegang kotoran.
"Jangan panggil aku ibu, tapi nyonya dasar anak menjijikan. Dan aku tidak peduli pokoknya buatkan aku air panas secepatnya, aku ingin mandi"
Fidellia memegang pipinya yang memerah, lalu dengan cepat lari ke bawah untuk membuat air panas.
Dipenuhi dengan keringat dan air mata, Fidellia mencoba untuk tidak menangis karena tangannya sakit. Tangan mungilnya tergores kayu bakar karena Annata melarangnya menggunakan kompor, bahkan terkena air mendidih yang dengan sengaja dituangkan oleh Annata.
Fidellia kembali ke kamar dan kembali menangis, sambil memberikan pasta gigi ke luka bakarnya. Sebenarnya itu tidak baik karena bisa menyebabkan infeksi, tapi Fidellia tidak tahan dengan luka bakar itu.
Saat ingin tidur agar tidak merasakan perih, Sharon malah memanggil namanya berulang kali.
"FIDELLIA! ANAK JELEK CEPAT KELUAR SEBELUM IBU MENGHUKUMMU"
Dengan cepat Fidellia keluar dari kamarnya dan menghampiri Sharon diruang tamu.
"Kenapa kak?"
"Pfftttt hahahahha kalian lihatkan. Sudah aku bilang kalo aku punya babu dirumah, kalian malah tidak percaya."
Sharon memandang remeh kedua temannya yang sedang melihat ke arah Fidellia. Mereka awalnya tidak percaya semua perkataan Sharon, karena mana mungkin anak dari janda miskin tiba-tiba kaya raya bahkan mempunyai pembantu.
"Apa dia adikmu?"
"Tidak! Dia bukan adikku. Dan kau berhenti memanggilku kakak, panggil aku nona dasar anak bodoh"
Sharon melemparkan garpu buah yang sedang dipegangnya hingga mengenai kepala Fidellia. Jika kalian bertanya, mana mungkin anak berusia 8 tahun itu bisa memiliki sifat jahat seperti itu.
Sharon tumbuh tanpa tau siapa ayahnya, dan hanya dibesarkan oleh ibunya yang penuh ambisi menjadi wanita kaya raya. Dia dididik untuk menjadi yang terbaik, walaupun dia berasal dari kalangan rendah. Sejak kecil Annata selalu mengajarkan pada Sharon bagaimana mencari teman atau lelaki kaya raya untuk hidup yang lebih menguntungkan.
Hingga suatu hari Annata bertemu dengan Telerdo yang seperti orang tanpa nyawa, memberikan perhatian dan kehangatan hingga Telerdo jatuh ke pelukannya. Sharon yang mendengar ayah barunya kaya raya, langsung bahagia dan memikirkan segala cara untuk menikmati semua perhatian dan uang ayahnya.
Namun satu hal yang Annata dan Sharon benci, Telerdo ternyata mempunyai seorang anak. Dan mereka berpikir anak itu pasti bisa menjadi penghalang bagi mereka, untuk mengambil seluruh harta Telerdo.
Sharon memang tulus menyayangi Telerdo karena selama hidupnya, dia tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya. Berbeda dengan Annata yang hanya memanfaatkan Telerdo, dia tidak pernah mencintai seorang pria dengan tulus. Karena menurutnya semua pria itu menjijikan dan yang berguna hanya uang mereka.
Hubungan Telerdo dan Annata awalnya ditentang oleh Emerald dan Dordioz, namun perkataan Telerdo berhasil meyakinkan mereka.
"Aku janji akan menjaga anak itu, bahkan Annata dapat mengurusnya seperti dia mengurus Sharon" kata Telerdo dengan yakin dan diangguki oleh Annata walaupun dalam hatinya dia tidak sudi.
Emerald yang mendengar itu akhirnya menyetujui tanpa tau, jika cucu satu-satunya itu malah semakin tersiksa sejak kehadiran ibu dan saudari tirinya. Bahkan dia tidak tau jika Telerdo sama sekali tidak peduli pada Fidellia dan tetap menganggapnya tidak ada.
"Cepat ambilkan aku dan temanku jus dikulkas" perintah Sharon kepada Fidellia. Kedua temannya hanya duduk diam menikmati drama didepan mereka.
"I-iya nona"
Fidellia mengambil jus apel dan jeruk serta beberapa cemilan sesuai perintah Sharon, dia tidak ingin dihukum lagi karena mengabaikannya.
"Ini n-nona"
"Sekarang pergi jauh-jauh, aku malas melihat wajah jelekmu"
Fidellia pergi meninggalkan Sharon dan kedua temannya itu, dan pergi ke taman belakang untuk menyiram bunga sesuai dengan perintah ibu tirinya.
Mansion keluarga Aeroze ada 2, yang satu ditinggali oleh Emerald dan Dordioz sedangkan yang satu adalah milik Telerdo pemberian dari Dordioz.
Kedua mansion itu memiliki banyak pelayan, pengawal bahkan supir pribadi untuk masing-masing orang. Namun dimansion Telerdo, Annata mengatur semuanya dengan mengganti sebagian pelayan pilihannya agar mereka menurut padanya.
Untuk pengawal mereka tidak tau apa yang terjadi didalam rumah. Jadi tidak ada satu orangpun yang memberitahu keadaan Fidellia kepada Emerald.
Annata dan Sharon akan berpura-pura baik jika Emerald mengunjungi Fidellia, sedangkan Fidellia hanya bisa menutup mulut kecilnya karena dia tidak mau dibenci ayahnya. Ibu tirinya berkata jika neneknya tau mereka berbuat buruk pada dirinya, neneknya akan mengusir mereka dan ayahnya akan semakin membencinya.
Dan pada akhirnya, Fidellia hanya bisa terus berjuang melawan keluarganya sendiri tanpa pertolongan satu orangpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet My King [End]
FantasyPertemuan itu takdir. Pertemuan itu terjadi karena pertikaian. Pertemuan yang melibatkan dua dunia yang berbeda. Pertemuan antara seorang gadis lemah dengan raja terkuat yang pernah ada. Pertemuan yang menghadirkan suka dan duka, tawa dan tangis. K...