"Berhenti mengikutiku Arthur, aku hanya ingin ke dapur!"
"Tapi aku ingin menemanimu."
Sudah kelima kalinya Fidellia berteriak pagi ini, semuanya karena Arthur. Pria itu terus mengikuti Fidellia sejak dia kembali, hal itu membuat Fidellia kesal karena sifat protektif Arthur yang semakin hari semakin parah. Dia takut jika Fidellia hilang dan tidak akan pernah kembali lagi.
Berkat dari dewi putih membuat kedua makhluk berbeda jenis itu kembali bersama, karena keduanya telah menebus kesalahan dimasa lalu. Tidak ada lagi kesedihan yang menghantui mereka, yang ada saat ini hanya hidup damai tanpa beban berat. Masa lalu biarlah berlalu namun tetap dikenang, sedangkan masa depan terus dinantikan.
"Arthur?
Seketika Arthur membuka matanya, lalu menatap gadis yang selama ini dia rindukan. Tangannya perlahan menyentuh pipi yang basah itu, kemudian dielusnya dengan pelan. Senyum bahagia disertai air mata yang memenuhi kelopak matanya, membuat suasana semakin hangat.
Fidellia segera memeluk Arthur setelah mengingat semua hal yang pernah terjadi dimasa lalu, pelukkan yang sangat dirindukan oleh Arthur. Keduanya menangis tanpa suara, berakhir dengan tubuh mengigil karena terlalu lama didalam kolam.
Saat melihat Fidellia kedinginan, Arthur segera membawanya ke kamar. Kemudian keduanya mengganti pakaian mereka dengan pakaian yang lebih hangat.
Tidak bosannya Arthur memeluk Fidellia, seolah-olah gadis akan hilang ditelan oleh udara. Fidellia tidak membantah, karena sejujurnya dia merindukan pelukkan hangat ini. Arthur duduk dikasur, sedangkan Fidellia duduk dengan nyaman dipangkuan Arthur.
"Kenapa kau sangat lama disana?" Tanya Arthur dengan nada pelan.
"Kamu merindukanku ya?"
"Pertanyaan yang tidak perlu dijawab ck. Cepat jawab pertanyaanku."
"Aku tidak tau. Saat aku bangun, semuanya terasa seperti mimpi, Arthur. Aku berpikir bahwa itu semua hanya mimpiku saat aku koma, tapi kejadian aneh terus terjadi. Perlahan ingatan tentangmu terhapus, aku bahkan tidak mengingat wajahmu saat itu. Tapi suaramu terus berputar dikepalaku."
"Apa kau ingin mengingatku saat itu?" Fidellia mengangguk.
"Aku senang kau mau mengingatku." Arthur mengelus kepala Fidellia, lalu tersenyum.
"Tapi aku terlalu sibuk dengan pekerjaan baruku, makanya aku semakin melupakanmu."
"Kau pernah dekat dengan pria lain?"
"Tidak, suaramu menggangguku. Dan aku juga tidak berpikir untuk mencari pria lain, karena pekerjaanku lebih penting."
"Kau tau aku khawatir saat memikirkanmu dengan pria lain."
"Jangan bahas pria lain, tapi bahas dirimu sendiri sekarang. Apa kamu dekat dengan gadis lain saat aku tidak ada?" Dengan cepat Arthur menggelengkan kepalanya.
"Bahkan berdekatan dengan Oriouze saja aku malas, apalagi dengan gadis lain. Pikiranku hanya penuh dengan wajah cantikmu."
"Ckckck darimana kau belajar merayu seperti itu?"
"Dari Oriouze. Sejak kau pergi, dia gencar mendekati sabahatmu Eleiin. Entah darimana dia belajar menggoda dan merayu, bahkan dia pernah mempraktekan rayuannya padaku. Anak menjijikkan itu."
"Pftttt hahahahaha dasar dua pria aneh." Fidellia mengusap air matanya yang keluar karena dia tertawa.
"Kau mengatai aku aneh hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet My King [End]
FantasyPertemuan itu takdir. Pertemuan itu terjadi karena pertikaian. Pertemuan yang melibatkan dua dunia yang berbeda. Pertemuan antara seorang gadis lemah dengan raja terkuat yang pernah ada. Pertemuan yang menghadirkan suka dan duka, tawa dan tangis. K...