Pagi hari yang cerah, menyinari Hitrach. Salju turun perlahan menyentuh seluruh permukaan, membekukan setiap tempat. Badai salju dan cuaca dingin telah berlalu, sekarang hanya tinggal menunggu musim dingin selesai dan saatnya menyambut musim semi yang indah.
Seorang gadis sedang tidur dengan nyenyak, tapi sesuatu mengganggunya. Jilatan diwajahnya, membuat Fidellia bangun. Hal pertama yang dilihatnya adalah seekor bayi serigala putih, yang sedang menggoyangkan ekor sambil menatapnya. Dan dibelakang bayi serigala itu, ada seorang pria yang sedang tertidur nyenyak menghadap padanya.
Fidellia mengelus kepala serigala itu, kemudian menatap wajah Arthur. Setiap melihat wajah itu, rasa tenang dan damai menghampirinya. Arthur selalu ada disaat dia dalam masalah, atau sedang membutuhkan seseorang. Walaupun Arthur terlalu gengsi untuk mengakuinya, tapi pria itu tetap berada disamping Fidellia disaat yang tepat. Dia sangat bahagia karena ada Arthur yang selalu melindunginya, walaupun pria itu juga selalu membuatnya kesal. Entah sejak kapan dia menyukai pria itu, wajah, sifat, perlakuan, perhatian dan semua hal yang Arthur tunjukkan kepadanya perlahan membuatnya luluh.
Tapi dia selalu berusaha menyadarkan dirinya, bahwa hubungan mereka hanya sebatas orang asing yang dipaksa untuk dekat karena sebuah pertemuan. Fidellia selalu berpikir bahwa dirinya tidak pantas untuk bersanding disamping Arthur, pria itu terlalu sempurna. Lagipula semua hal tentang mereka berdua sangat berbeda dan bertolak belakang.
Setiap kali Fidellia terbawa suasana saat bersama dengan Arthur, dia akan mencoba untuk menjaga jarak. Dia tidak ingin jatuh cinta pada pria itu, tapi semuanya telah terlambat. Hatinya sudah dipenuhi oleh Arthur.
"Sudah puas menatap wajah tampanku?"
"H-hah? Sejak kapan kamu menjadi sangat percaya diri seperti ini?"
Fidellia terkejut karena Arthur bangun saat dia sibuk menatap wajah pria itu. Dengan cepat Fidellia memalingkan wajahnya dan bermain dengan bayi serigala.
"Kau sudah memberinya nama?" Fidellia menggeleng.
"Aku bingung nama apa yang cocok untuknya. Sudah dari semalam aku memikirkannya, tapi belum ada nama yang cocok untuknya."
"Eumm bagaimana kalo moci?"
"Pasaran."
"Pie?"
"Tidak."
"Hm browniss?"
"Dia bukan makanan."
"Black?"
"Dia putih."
"Astaga terserah kau saja, aku tidak peduli dengan hewan itu."
"Harusnya kau membantuku, dasar tidak peka."
Fidellia bangun dari kasur, kemudian pergi ke kamar mandi untuk mempersiapkan diri. Tak lupa dia mengambil pakaian Alura yang diberikan oleh Blakelf tadi malam, karena tidak mungkin dia akan ganti pakaian didepan Arthur. Sedangkan Arthur yang ingin kembali tidur, malah diganggu oleh serigala kecil yang asik menjilati wajahnya.
Setelah selesai bersiap, Fidellia menggendong Waide turun ke bawah untuk sarapan. Bayi serigala itu sudah diberikan nama yang menurutnya lucu, dan Arthur juga menyetujuinya. Naka juga sudah bertemu dengan Waide tadi dan dia sangat menyukai adik barunya. Fidellia menurunkan Waide dihalaman tempat para bayi serigala, diikuti Naka yang juga ingin bermain dengan mereka.
"Selamat pagi nona."
"Selamat pagi alpha, bagaimana keadaan Alura?"
"Ingatannya sudah kembali dan dia hanya butuh istirahat. Dia saat ingin bertemu dengan nona, tapi saya melarangnya karena tubuhnya masih sangat lemah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet My King [End]
FantasíaPertemuan itu takdir. Pertemuan itu terjadi karena pertikaian. Pertemuan yang melibatkan dua dunia yang berbeda. Pertemuan antara seorang gadis lemah dengan raja terkuat yang pernah ada. Pertemuan yang menghadirkan suka dan duka, tawa dan tangis. K...