38

5.1K 294 7
                                    

"L-le-lepass b-b-brengsekk shh..."

"Pftttt hahahahaha..." tawa Ryuzen semakin menggelegar.

"Bukannya kau menyukai pelukkan kakak? Ini adalah hadiah untukmu karena berani jalan-jalan tanpa kakak."

Ryuzen melepaskan tangannya dari leher Fidellia, hingga tubuh gadis itu terjatuh dengan keras ke tanah. Senyum manis hadir diwajah Ryuzen, saat dia melihat Fidellia yang berusaha mencari banyak oksigen.

Saat ini dia tidak perlu lagi untuk berpura-pura menjadi kakak yang baik, karena semua sandiwara telah berakhir. Awalnya dia ingin membiarkan Fidellia tetep hidup, tapi saat dia tau jika sihirnya tidak berlaku pada Fidellia, dia malah ingin segera membunuhnya.

Senyum Ryuzen semakin lebar saat merasakan aura Arthur, yang semakin dekat dengannya. Botol kecil yang disimpan olehnya, segera dia keluarkan. Pertunjukan sebentar lagi akan dimulai, jadi dia harus menyediakan semua hal yang sudah dia persiapkan. Sebenarnya Ryuzen ingin melakukan hal ini beberapa hari lagi, tapi ternyata mangsanya ingin mati dengan cepat.

Arthur menatap Ryuzen dengan tatapan tajam, amarahnya semakin melunjak saat melihat Fidellia yang sedang kesakitan. Dengan senang hati Ryuzen menyapa Arthur dengan baik, dia tersenyum manis sambil memberikan hormat.

"Selamat datang Yang Mulia, ada apa gerangan anda datang ke hunian saya yang sangat lusuh ini?" Perkataan Ryuzen semakin membuat Arthur marah.

"Ah apa karena gadis ini?"

Ryuzen mendekati Fidellia yang terus mencari oksigen, karena jantungnya seperti berhenti berdetak. Dengan kuat Ryuzen menendang perut Fidellia, hingga tubuh kecil itu terlempar beberapa meter. Fidellia berusaha untuk menahan rasa sakit diseluruh tubuhnya, kemudian memaksakan dirinya untuk berdiri walaupun akhirnya kembali jatuh.

Arthur yang melihat hal itu segera memerintahkan Naka untuk menjaga gadis itu, tapi sepertinya Ryuzen telah menggunakan sihir agar Naka tidak bisa keluar dari cincin penyimpanan. Tanpa berpikir panjang, Arthur mengeluarkan Koxacu dan Pynich untuk menjaga Fidellia.

Oriouze dan para prajurit berusaha untuk menahan para anggota aliansi, yang jumlahnya ternyata melebihi ekspetasi mereka. Awalnya Oriouze sedikit pesimis, dia merasa jika mereka tidak akan menang jika melawan anggota aliansi yang 3x lebih banyak dari mereka. Tapi sebelum para prajurit tewas, bala bantuan datang. Blakelf datang bersama dengan prajurit Blackpuvhourz, diikuti oleh Gazrel yang datang bersama beberapa penyihir dan juga Lumy yang datang membawa banyak prajurit dari istana.

Saat ini kekuatan antara anggota aliansi dan pasukan Arthur setara, setiap orang memiliki lawan mereka masing-masing. Blakelf segera menghampiri Ryond yang mencoba menusuk Arthur dari belakang, dengan pedang api. Blakelf atau lebih tepatnya Wolfron yang merupakan wolf dari Blakelf, menerjang Ryond hingga pria itu jatuh tersungkur sebelum menusuk Arthur. Pertarungan mereka seimbang, mengingat Ryond yang cukup kuat karena didalam tubuhnya mengalir darah vampir dan juga kekuatan mermaid.

Sedangkan Gazrel berusaha untuk melawan Graekly, yang mencoba untuk melukai Arthur. Dirinya telah dipenuhi oleh dendam, hingga dia tidak menyadari jika hal yang dia lakukan salah.

"Graekly tenangkan pikiranmu!"

"Cih kau sampah, kau hanya pengkhianat. Kau meninggalkanku, dan pergi bersama pria pembunuh itu!"

Jika kalian bingung dengan hubungan antara Graekly dan Gazrel, sebenarnya mereka adalah sahabat sejak kecil. Tapi hal itu tidak bertahan lama karena saat mereka menginjak usia remaja, Gazrel memutuskan untuk pergi ke istana karena dia ditunjuk sebagai penyihir agung. Graekly semakin membenci Arthur, karena selain mengambil ayahnya, Arthur juga mengambil sahabatnya.

Meet My King [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang