28

6.8K 416 5
                                    

"Hatchiii!"

Saat Arthur sedang bingung dan hampir menyerah, tiba-tiba dia mendengar suara bersin dari samping. Perlahan dia berjalan ke arah gazebo yang tidak jauh dari tempatnya berdiri, dia berhati-hati karena bisa saja itu adalah musuh yang sedang bersembunyi.

Setelah melihat seseorang yang sedang terbaring sambil meringkuk, hati Arthur langsung lega tapi amarahnya muncul dengan cepat. Dia melihat Fidellia sedang tertidur di gazebo itu, tanpa peduli dengan nyamuk-nyamuk yang mengigitnya.

Arthur hendak membangunkan Fidellia dan memarahinya, tapi saat melihat keadaan Fidellia amarahnya reda. Gadis itu tidur sambil memeluk dirinya sendiri karena kedinginan, tapi tidak ada niat untuk bangun. Bibir pucat dan hidung merah membuat Arthur yakin, jika gadis itu sekarang demam.

Arthur segera memanggil Koxacu dan Pynich, kemudian memberitahu Blakelf bahwa dia sudah menemukan Fidellia dan sekarang mereka dalam perjalan kembali ke istana. Blakelf memaklumi kepulangan Arthur yang tiba-tiba, karena kejadian ini diluar rencana mereka.

Perlahan Arthur menggendong Fidellia agar gadis itu tidak bangun, kemudian mereka berteleportasi ke istana. Setelah sampai, Arthur membaringkan Fidellia dikasur dan menggantikan pakaiannya. Rasa khawatir belum hilang sepenuhnya, karena gadis didepannya ini sedang demam.

"Kenapa aku harus khawatir padamu? Sebenarnya mantra apa yang kau berikan padaku hingga tidak bisa jauh darimu? Gadis nakal, aku akan menghukummu. Mulai sekarang, kau tidak boleh jauh sedikitpun dariku karena kau milikku."

Setelah mandi, Arthur tidak berniat memakai baju. Dia hanya memakai celana pendek dan jubah mandi, karena dia merasa itu lebih nyaman. Arthur melihat Fidellia yang tidur dengan nyenyak, setelah mendapat darah dari Arthur.

Arthur membaringkan dirinya disebelah Fidellia, kemudian memeluk gadis itu. Fidellia merasa sangat nyaman, hingga dia menenggelamkan dirinya ke dalam pelukkan Arthur dan hal itu membuat Arthur tersenyum dalam tidurnya.

Pagi hari tiba, Fidellia terbangun karena merasakan perutnya tertindih benda yang sangat berat. Tubuhnya juga seperti sedang dikurung oleh sesuatu yang besar dan hangat, membuatnya ingin segera bangun.

Saat membuka mata, dia terkejut saat melihat dada bidang didepannya dan dia tau itu Arthur. Fidellia berusaha melepaskan diri dari pelukkan Arthur, tapi pelukkan itu malah semakin erat dan membuat Fidellia kesal.

"Arthurrrrr lepasssss."

"Hm..."

"Arthur lepaskan aku, kamu berat ish."

"Cium dulu."

"Pria gila." Batin Fidellia.

"Tidak mau tidak mauuu..."

"Kalau begitu tidak akan kulepaskan."

Fidellia diam menunggu Arthur melepaskannya, tapi sudah 10 menit lebih membuat Fidellia semakin kesal dan memberontak.

"Cium, baru aku lepaskan."

Tidak ada pilihan lain, pria ini terlalu keras kepala dan menyebalkan. Jantung Fidellia berdetak kencang, memikirkan bagaimana cara mencium Arthur. Kalau tidak ingin buang air kecil, Fidellia memilih untuk tidur saja daripada harus mencium Arthur.

Perlahan Fidellia mendekatkan wajahnya ke wajah Arthur, dia sangat gugup padahal belum juga mencium Arthur bahkan rasa ingin buang air kecilnya hampir hilang. Saat hendak mencium kening Arthur, pria itu malah mengangkat wajahnya hingga bibir mereka berdua bertemu. Fidellia sangat terkejut, tapi Arthur dengan santai mengubah posisinya dan menindih Fidellia.

Dengan panik Fidellia berusaha mendorong dada Arthur, tapi tidak ada pergerakan sedikitpun. Arthur melepas ciuman mereka, kemudian menatap wajah semerah tomat itu. Perlahan Arthur memegang kedua tangan Fidellia yang berada didadanya, kemudian mengangkatnya hingga tangan itu berada diatas kepala Fidellia.

Meet My King [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang