14

10.5K 632 5
                                    

Ruang tanpa arah yang dipenuhi kabut, membuat setiap makhluk hidup terperangkap hingga mati dengan mengenaskan. Masuk ke dalam ruang itu, sama saja dengan bunuh diri. Tapi jika masuk ke dalam karena perbuatan orang lain, kira-kira apa yang akan terjadi? Mati mengenaskan atau mendapatkan keajaiban?

Fidellia terus mencari jalan keluar, rasanya sudah sangat lama dia berada disitu tapi tidak ada satupun hal yang ditemukan selain kabut.

"Apa aku akan mati disini? Tapi kenapa aku belum melihat tipu muslihat seperti yang dikatakan oleh Lumy?"

Karena semakin bingung, Fidellia akhirnya menyerah. Kakinya pegal, perutnya lapar, dan kepalanya mulai pusing, tapi tetap tidak terjadi apa-apa didalam sana. Setelah duduk dan bersandar, seketika Fidellia menyadari ada dinding dibelakangnya.

"Tunggu, bukannya tadi aku tidak dapat merasakan apa-apa?"

Fidellia mencoba untuk terus menyentuh dinding itu, tapi saat dia berbalik tidak ada apapun didepannya. Setelah berpikir dengan keras, akhirnya dia menemukan satu jalan yaitu memegang semua hal yang ada dibelakangnya. Dan saat mencoba, benar saja ada dinding dibelakangnya. Fidellia terus mundur dan menempelkan badannya di dinding, hingga tiba-tiba dinding itu berubah menjadi pintu putih.

Saat Fidellia merasakan sebuah gagang ditangannya, perlahan dia menurunkan gagang itu dan pintu akhirnya terbuka lebar. Didalam terdapat ruangan berwarna putih tanpa kabut, dan sebuah jendela yang menunjukan pemandangan diluar yang sangat indah.

Perlahan Fidellia berjalan mendekati jendela itu dan melihat dunia luar yang sangat berbeda dengan Hitrach ataupun bumi. Tiba-tiba sebuah suara memanggil namanya, dan mengatakan sesuatu yang membuatnya cukup bingung.

"Fidellia?"

"Siapa disana?!"

"Jangan takut anak manis. Aku adalah orang yang menarikmu ke dunia ini, dan juga orang yang membawa jiwamu ke Hitrach. Aku tau kehidupanmu di bumi tidaklah mudah, oleh sebab itu aku membawamu masuk ke dunia yang tidak pernah kau lihat. Tapi jangan senang dulu karena kehidupan keduamu di Hitrach juga tidak akan semudah itu. Jika kau dapat melewati semua tantangan yang akan menghadangmu di masa depan, kau pasti akan mendapatkan kebahagiaan yang kau nantikan."

"Apa aku bisa bahagia?"

"Tentu saja kau bisa bahagia. Semua orang berhak untuk bahagia. Tapi tentu saja ada bayarannya, karena kebahagiaan itu tidak gratis."

"Boleh aku tau kau siapa?"

"Ah benar juga. Tentang diriku, semua orang biasanya memanggilku dengan sebutan dewi putih. Jika mereka tau kau bertemu denganku, pasti mereka akan memujamu sebagai anak dewi putih."

"Tidak, aku tidak mau di puja oleh siapapun."

"Maka dari itu kau tidak perlu memberitahu siapapun tentang aku."

"Tidak akan dewi. Hm ngomong-ngomong, maksud dari halangan di masa depan itu apa?"

"Sebenarnya kau tidak boleh tau tentang masa depan karena kau bisa saja merubahnya, tapi aku akan memberikan beberapa petunjuk. Pertama kau akan menemukan seseorang yang sangat mencintaimu, tapi dia mungkin bisa menjadi musuh terbesarmu. Yang kedua kau akan mengalami masa-masa yang sangat sulit, maka dari itu kau harus lebih berhati-hati saat menilai seseorang yang ada disekitarmu. Dan yang ketiga adalah jika kau berhasil menyelesaikan semuanya, kau mungkin akan bersedih tapi setelah itu kau akan sangat bahagia. Tapi kita tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan, kau cukup berhati-hati."

"Kenapa harus aku yang kau panggil?"

"Tentang itu, kau akan mengetahuinya nanti Fidellia. Jangan lupa kalau kau harus kembali ke Hitrach, dan ingat juga setelah keluar dari ruang ini kau akan merasakan hal terbaik dan terburuk hingga seseorang menyelamatkanmu."

"Apa aku bisa keluar dari sini dewi?"

"Ada dua pilihan, jika kau keluar dari sini berarti ruang ini akan hancur dan kau bisa datang ke sini setiap kali kau kesusahan. Bisa dibilang ruang ini akan menjadi ruang pribadi khusus untukmu. Tapi jika kau gagal, hal yang terjadi pada orang lain, akan terjadi padamu juga. Jadi sampai jumpa lagi."

Seketika suara itu menghilang, diikuti dengan ruangan yang mulai dipenuhi oleh kabut. Satu persatu memori tentang hal yang membuat Fidellia bahagia, muncul dihadapannya seperti adegan yang ada di layar. Dimulai dari kehidupannya bersama Mory yang selalu ada untuknya saat dia masih kecil, kenangan bersama kakek dan neneknya, kenangan bersama Mercya saat mereka bermain bersama dan masih banyak kejadian lainnya.

"Aku rindu Aunty."

"Aku juga sangat merindukan kakek dan nenek." Ucap Fidellia berusaha menyentuh wajah kakek dan neneknya, tapi tangannya hanya menembus mereka

Fidellia sangat bahagia mengingat semua kenangan bersama orang-orang tersayangnya. Dia berpikir jika dia diberikan kesempatan, pasti dia akan membahagiakan semua orang yang menyayanginya.

Kenangan berpindah saat dia sedang bermain dengan Mercya, semuanya muncul satu persatu. Membuat Fidellia sangat merindukan sahabatnya itu. Pertemuan tidak disengaja saat mereka memasuki sekolah, membuat mereka menjadi sahabat. Pergi bermain bersama tanpa melihat status masing-masing, membuat Fidellia bahagia berteman dengan Mercya.

Mercya adalah gadis yang sangat ceria, baik dan sangat polos. Dia menerima Fidellia disaat semua orang menghina dan menyakitinya. Fidellia sangat beruntung bisa bertemu dengan gadis seperti Mercya.

Fidellia asik menikmati pemandangan didepannya tapi seketika, adegan didepannya berubah menjadi hitam putih. Kenangan baik seketika berubah, semua penyiksaan, penghinaan serta wajah-wajah orang yang selalu menghinanya muncul menggantikan kenangan yang baik tadi. Bahkan kejadian yang tidak pernah dialaminya, akhirnya diketahui olehnya.

Detik-detik kematian ibunya terpampang nyata dihadapannya, air matanya jatuh saat melihat pengorbanan ibunya. Bahkan Mory yang dipikirnya bekerja diluar negeri, ternyata berada didalam gudang dan sedang di siksa oleh beberapa pria yang ada disitu.

"Jangan ganggu Aunty!"

"Hentikan, aku tidak ingin melihat ini semua!"

Berbagai dialog pembicaraan terdengar ditelinganya, seolah dirinya ada di tempat kejadian. Lalu adegan berganti ke mansion kakek dan neneknya. Ternyata mobil yang akan mereka gunakan, remnya sudah di rusak oleh pria dengan pakaian yang sama seperti para pria yang menyiksa Mory.

"CUKUP! Hiks kumohon hentikan. Aku sudah tidak hiks sanggup melihat ini semua."

Kenangan tentang dirinya dan Mercya muncul didepannya, membuat Fidellia menangis histeris. Bagaimana persahabatan mereka hancur dalam satu malam, hanya karena sebuah kebohongan. Perilaku Mercya yang berubah saat bergabung dengan Sharon, membuat Fidellia sakit hati. Sahabatnya yang polos dan selalu ceria, berubah menjadi gadis nakal karena salah pergaulan.

"Jangan Mercya, kumohon jangan ganggu Mercya hiks. Tolong hentikan, aku sudah hiks tidak kuat lagi. Hentikan kumohon..."

Bukannya berhenti, adegan memilukan didepannya malah semakin banyak. Semua kenangan yang tidak pernah dilihatnya, muncul dan semakin menyakiti hatinya. Fidellia terjatuh dan meringkuk dilantai yang sangat dingin. Walaupun dia menutup mata dan telinganya, adegan itu tidak hilang tapi malah semakin mengganggunya.

"A-aku tidak kuat lagi. Tidak ada yang bisa hiks aku p-pertahankan sekarang. Semua orang membenciku, aku memang pembawa s-sial. Semuanya telah hancur hiks. Tidak ada, yang membutuhkanku..."

Kesadaran Fidellia menipis, dia berusaha untuk tidak pingsan. Matanya terasa berat, pundaknya juga semakin berat karena memikul banyak beban, tubuhnya melemah, dan oksigen terasa sangat tipis. Pikirannya telah dipenuhi dengan hal buruk, membuat kepalanya sakit.

"Aku hanya ingin bahagia bersama orang-orang yang aku sayangi..."

Meet My King [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang