12

10K 571 8
                                    

Pagi hari yang cerah, sinar matahari menembus tirai hingga menyentuh wajah gadis cantik yang sedang tidur nyenyak. Fidellia yang terganggu dengan sinar matahari itu, menutupi wajahnya dengan selimut lalu kembali tidur. Tapi tidak lama kemudian, Lumy dan Eleiin membangunkannya karena pagi ini mereka akan olahraga.

"Nona bangun, sudah pagi."

"Hmmmmm sebentar lagi Lumyyyy~"

"Ayo nona, kemarin nona bilang ingin olahraga pagi karena tubuhnya mulai kaku."

"Ishhh iya iyaaaa~"

Fidellia akhirnya bangun dan mandi, serta mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah disediakan oleh Eleiin. Setelah selesai bersiap-siap, Fidellia mengajak kedua temannya itu untuk lari pelan mengelilingi istana barat. Ternyata halaman istana barat cukup besar, walaupun tidak sebesar halaman di istana tengah.

Setelah meregangkan badan dan berlari cukup lama, Fidellia pamit untuk mandi dan mengganti pakaiannya lagi karena mereka bertiga akan pergi ke pasar. Lumy bilang di pasar ada banyak jenis makanan, mulai dari buah-buahan hingga kue dan makanan berat lainnya. Fidellia akhirnya tertarik untuk membeli buat dan bermacam-macam daun teh alami untuk diseduh sore nanti.

"Sebelum pergi kita harus minta izin kepada Yang Mulia nona. Kita tidak boleh keluar dari istana tanpa izin."

"Haruskah? Aku tidak mau bertemu dengan Arthur."

"Ssttt nona tidak boleh begitu, apalagi menyebut nama Yang Mulia tanpa gelarnya."

"Baiklah baiklah. Eh tapi Yang Mulia bilang aku tidak boleh muncul dihadapannya. Kita harus bagaimana?"

"Kita mungkin bisa minta izin pada tuan Oriouze?"

"Hm kau benar Eleiin, ayo kira cari Oriouze."

Setelah itu, Fidellia, Lumy dan Eleiin pergi mencari Oriouze di istana tengah dengan hati-hati agar Arthur tidak melihat keberadaan Fidellia. Setengah jam kemudian, akhirnya mereka bertiga menemukan Oriouze di barak prajurit. Nampaknya Oriouze sedang berlatih, dan sialnya dia bersama Arthur. Lumy dan Eleiin pergi menemui Oriouze dan meminta izin, tapi Arthur sudah mengetahui rencana mereka dari isi pikiran Eleiin.

Arthur dengan keras melarang Fidellia untuk keluar, karena jika ada anggota aliansi yang mengetahui keberadaannya maka dia akan berada dalam bahaya.

"Tidak. Gadis itu tidak boleh meninggalkan istana, karena diluar istana terlalu berbahaya untuk gadis lemah sepertinya."

Fidellia yang berada dibelakang pohon mendengar perkataan Arthur, seketika menjadi murung lalu kembali ke istana barat sendirian. Sedangkan Lumy dan Eleiin tetap pamit ke pasar berdua, untuk membeli keperluan yang dibutuhkan oleh Fidellia.

Setelah sampai dikamarnya, Fidellia merasa sangat bosan. Satu-satunya hal yang dapat dia lakukan adalah pergi ke perpustakaan atau memasak di dapur. Karena merasa jika perpustakaan akan sangat membosankan, Fidellia akhirnya memutuskan untuk membuat kue untuk acara minum teh nanti sore.

Fidellia bersenandung menuju dapur, sambil menyapa beberapa pelayan dan pengawal yang melewatinya. Saat sampai di dapur, Fidellia melihat berbagai bahan dan alat yang akan dia gunakan. Sekitar satu setengah jam berlalu, pie anggur buatan Fidellia akhirnya matang. Para pengawal dan pelayan yang mencium aroma manis itu, pergi ke dapur untuk melihat apa yang sedang dimasak oleh koki. Tapi bukannya melihat koki yang biasa memasak, mereka malah terkejut saat melihat kehadiran Fidellia disitu.

"Kalian ingin mencoba pie buatanku?"

Fidellia menawarkan beberapa potong pie kepada semua orang yang ada disitu. Pengawal, pelayan bahkan koki yang datang ke dapur tentu saja tidak membuang kesempatan emas, merasakan masakan yang sangat harum itu. Satu persatu dari mereka mengambil sepotong pie, dan duduk bertebaran di dapur bahkan di dekat meja makan. Namun satu gadis yang juga menggunakan pakaian pelayan, bersembunyi dibelakang tirai sambil menatap Fidellia.

Meet My King [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang