Bayi singa yang melihat ibunya, seketika menjadi semangat dan melompat-lompat ke arah ibunya. Namun dia seketika ketakutan, saat Arthur mengeluarkan pedang kegelapannya. Arthur menatapnya tajam, dan berusaha mengontrol emosinya.
"Y-yang Mulia, tolong turunkan pedang anda."
Bukannya menurunkan pedangnya, Arthur malah mendekatkan pedang ke arah bayi singa itu. Bayi singa yang ketakutan langsung mendekati Fidellia dan menggoyangkan tubuhnya. Fidellia yang merasa terganggu akhirnya bangun, lalu menatap mereka semua dan langsung terkejut.
"MAMA SINGA! WAHHH ADA PAPANYA!"
Fidellia mundur dan bersembunyi dibelakang bayi singa yang juga ketakutan. Arthur yang melihat Fidellia baik-baik saja, langsung menghilangkan pedang tadi dan menatap tajam ke arah Fidellia.
"Arthur? LARI ARTHUR ADA SINGA DIBELAKANGMU!"
Fidellia panik saat melihat Arthur yang berdiri sangat dekat dengan singa-singa besar itu. Arthur tidak peduli dengan teriakan Fidellia, dia mendekatinya dan menarik tangannya.
"Jelaskan apa yang terjadi sekarang."
"I-itu singanya masih ada."
"Mereka tidak makan manusia jelek sepertimu."
"Cih, tidak akan kuberitahu apa yang terjadi."
"Bagus, King silahkan makan dia."
"Eh eh eh bercanda bercanda. Baiklah, akan aku jelaskan. Kamu yang salah, tadi jalannya terlalu cepat dan meninggalkanku!"
King, Imory dan Oriouze terkejut mendengar perkataan Fidellia. Mereka tidak tau jika gadis itu akan bertingkah tidak sopan pada sang raja. Oriouze yang merasa canggung, memilih kembali ke luar untuk memantau area sekitar.
"Kamu meninggalkan aku dan sekarang marah-marah. Kakiku memar dan hampir membeku disini, jika bayi kecil lucu imut ini tidak menolongku. Dan sekarang kamu malah marah-marah tidak jelas, dasar raja egois."
Entah kenapa Fidellia menjadi cerewet dan ganas saat berhadapan dengan Arthur, sedangkan sikapnya yang dulu sangatlah penakut dan tidak bisa membalas perkataan orang lain.
"Baiklah maafkan aku sudah mengacau tidurmu yang nyenyak itu tuan putri. Tapi kau lihat mulut singa itu, kenapa penuh darah?"
"Darah?" Fidellia menatap bayi singa itu dan terkekeh saat melihat mulut yang belepotan.
"Naka tadi makan buah bersamaku, buah itu memang berwarna merah tapi bukan darah. Matamu mines sepertinya."
"Naka?" Tanya King.
"Iya, aku memberikan nama untuknya. Naka, nama yang cantik bukan."
"Tapi dia jantan, putri."
"Eh? Oh? Hm tidak apa-apa, tetap cocok untuknya."
"Kau menyukainya?"
Arthur tiba-tiba penasaran dengan tanggapan Fidellia. Dan seperti dugaannya, gadis itu menyukai bayi singa es itu bahkan langsung memberinya nama. Fidellia mengangguk dengan semangat, sambil membersihkan bulu Naka yang terkena buah.
Dalam hati Imory, dia sangat senang karena ada seseorang yang akan menyayangi putranya dengan baik. King yang melihat tatapan istrinya seketika tersenyum.
"Tuan putri bisa membawa putra kami ke istana, jaga dia dengan baik."
"Wah! Bisa bicara?!" Fidellia terkejut mendengar suara King.
"Tentu saja bisa, mereka hewan yang berbeda dengan hewan diduniamu yang payah itu."
"Raja berisik. Eum apa aku boleh membawa Naka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet My King [End]
ФэнтезиPertemuan itu takdir. Pertemuan itu terjadi karena pertikaian. Pertemuan yang melibatkan dua dunia yang berbeda. Pertemuan antara seorang gadis lemah dengan raja terkuat yang pernah ada. Pertemuan yang menghadirkan suka dan duka, tawa dan tangis. K...