33

5.3K 289 1
                                    

Sinar matahari masuk melewati jendela, menyentuh wajah Fidellia dan membuat gadis itu terpaksa bangun. Fidellia membuka matanya, lalu menatap wajah Arthur yang tertidur dengan nyenyak. Tidak ingin membuang kesempatan emas, Fidellia mengelus pipi Arthur dan mulai mengabsen setiap inci dari wajah yang tampan itu.

"Bahkan dia lebih tampan dari pria idolaku."

Arthur sama sekali tidak terganggu dengan semua hal yang dilakukan oleh Fidellia, dirinya tetap tidur dengan nyenyak seperti beruang yang sedang berhibernasi. Bahkan Fidellia yang sudah mandi dan bersiap untuk pergi ke pasar, mulai kesal karena pria itu tidak bangun juga.

"Arthur bangunnnnnn..."

"Arthur..."

"Ish bangun, katanya mau pergi ke pasar..."

Fidellia mulai kehabisan akal, Arthur tidak terganggu sekalipun bahkan saat hidungnya dijepit oleh Fidellia. Saat dicium dan dijambak, pria itu tetap tidak bangun.

"Ah aku punya ide." Batin Fidellia.

"Hai pria tampan, namamu siapa? Ah Kyomin, salam kenal." Fidellia sibuk berbicara sendiri.

"Eh Kyomin jangan buka baju disini. Oh astaga perut kotak-kotak, kamu pria yang tampan. Boleh aku memelukmu Kyomin?"

Sring!

Tiba-tiba suara gesekkan pedang terdengar dibelakang Fidellia, gadis itu terkejut saat melihat Arthur memegang sebuah pedang api dengan tatapan tajam setengah mengantuk.

"Mana pria itu, biar kupenggal kepalanya jika berani memelukmu."

"A-arthur, aku bercanda..."

Arthur segera menghampiri Fidellia kemudian memeluknya dengan erat, bahkan untuk bernafas saja rasanya sangat susah. Fidellia terus memukul tangan Arthur, karena dia tidak bisa bernafas dengan baik. Tapi pria itu tetap memejamkan matanya sambil, mengarahkan pedang ke orang yang sebenarnya tidak ada.

"A-aku tidak b-bisa bernafas..."

Setelah mendengar perkataan Fidellia, Arthur tersadar dan segera melepaskan Fidellia bahkan pedang api tadi entah hilang kemana. Wajah pria itu sangat panik saat melihat Fidellia yang pucat, berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Dengan cepat Arthur menggendong Fidellia lalu duduk dikasur, dan memangku gadis itu.

"Bernafaslah dengan pelan sayang. Maaf karena memelukmu terlalu erat."

"Aku tidak apa-apa."

"Mana pria bernama kiyomin kiyomin itu? Apa dia kabur?"

"Tidak Arthur, aku hanya bercanda. Ini semua karena kamu tidak mau bangun, padahal kita harus pergi ke acara pembukaan festival."

"Maaf sayang, aku tidur terlalu nyenyak."

"Aku bahkan sudah mandi, tapi kamu sama sekali tidak mau bangun."

"Iya sekali lagi maafkan aku. Sekarang aku akan bersiap, pergilah ke ruang makan lebih dulu."

"Kamu tidak mau aku menunggu disini?"

"Mau Arthur kecil hadir hm?" Arthur tersenyum miring.

Seakan langsung paham dengan perkataan Arthur, Fidellia segera turun dari pangkuannya dan berlari keluar menuju meja makan. Arthur yang melihat tingkah gadis itu hanya bisa tersenyum dan cepat-cepat mempersiapkan dirinya, karena dia tidak mau Fidellia menunggu terlalu lama. Tapi sebelum itu dia mengirimkan perintah kepada Oriouze, lewat telepati.

"Cari pria bernama kiyomin kiyomin itu di Hitrach, lalu penggal kepalanya dan bawa padaku."

Oriouze yang mendapat perintah seperti itu hanya bisa pasrah, karena dia tidak bisa menolak. Tapi dimana dia harus mencari pria yang memiliki nama aneh seperti itu?

Meet My King [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang