Part 4

7.4K 581 3
                                    

Happy reading

"Kepada seluruh anak-anak kami tepatnya siswa/i kelas XI IPA 1, segera memasuki kelas karna ada pengumuman mendadak yang ingin bapak kepala sekolah sampaikan," ucap Guru kesiswaan yang bernama Aldo yang membuat seluruh siswa dikelas XI IPA 1 beranjak dari tempat duduknya keluar dari kantin

"Fano Letta, kenapa kalian ngga masuk? Kalian kan murid XI IPA 1 juga," ujar pak Aldo menatap Alfano dan Aletta yang masih asik memakan makanannya tanpa merasa terganggu

Alfano dan Aletta saling pandang, sebelum berbicara lewat batin.

"Kalo soal pengumuman yang mau bapak sampein, ntar ntar aja deh pak! Urusan makan harus nomor satu," cerocos Aletta kembali menyantap bakso pedasnya

"Cacing cacing diperut saya udah minta dikasih jatah pak," tambah Aletta yang membuat King mengetuk kening Aletta pelan

Aletta meringis sambil memegangi keningnya yang sedikit sakit. Tangannya yang ia usap ke keningnya Alfano tepis, bergantian dengan tangan Alfano yang mengusap kening Aletta.

Pak kepala sekolah dan pak Aldo menggelengkan kepalanya lelah, menatap sikap kebucinan murid mereka yang berdua ini.
"Sudah selesai dramanya? Apa mau saya masukkin ke Indosiar supaya berlanjut?" Aletta memandang kikuk pak kepala sekolah yang mulai mengeluarkan suaranya

"Duh maaf ya pak, iya-iya ini udah beres kok makannya." Aletta menarik tangan Alfano agar segera beranjak dari kantin

Seluruh murid yang ada dikantin menatap mereka dengan berbagai tatapan. Ada yang menatap Aletta dengan iri ada juga yang menatap kedua pasangan itu dengan tatapan gemas dan binar.

***

"Assalamualaikum ya ahli kubur!" sentak Aletta memasuki kelas dengan mendobrak pintu dengan keras

"Orang kaya mah bebas, mau pintu nya diapain pun terserah anak orang kaya," sahut Putra yang merendah

"Lah? Lo emang ngga anak orang kaya juga put?" tanya Aletta melangkahkan kakinya ke meja Putra tanpa menyadari bahwa kepala sekolah dan guru kesiswaan sudah berada di depan pintu

"Engga Letta, gue ngga anak orang kaya. Orangtua gue kerja-nya cuma penjahit baju," jawab Putra menundukkan kepalanya

Aletta melengkungkan bibirnya kebawah, prihatin dengan nasib Putra. Ia mengelus punggung Putra lembut membuat Alfano yang menatapnya cemburu, kala Queen-nya malah berdekatan dengan pria lain.

"Yeu! Ngga usah sok-sok merendah deh lo," nista Randy yang datang menggeplak punggung Putra dengan kuat

"Lo kenapa sih Randy Pangalila? Lo kehabisan job makanya nistain Putra yang nasibnya sudah sial dari lahir ini?" Aletta berkacak pinggang menatap Randy yang menatapnya dengan tatapan malas

"Gue bukan Randy Pangalila Letta ... " geram Randy menekan emosinya

"Lagian, ni bocah anak orang kaya! Orangtuanya emang penjahit, lo tau penjahit apa? Penjahit baju artis terkenal papan atas diseluruh dunia," jelas Randy yang membuat Aletta membuka mulutnya cengo

"Lo boongin gue nyet? Tega bener boongin gue yang cakep ini hiks sakit hati dedek bang," ucap Aletta mendramatisir

"EKHEM! kalian selesainya kapan? Kalo dramanya dari tadi dimulai terus?" Aletta, Randy dan Putra yang memang belum menyadari adanya dua guru killer itu langsung menyengir kuda

QUEEN-NYA SANG SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang