AREA TRANSMIGRATION🔥⚠️
[REVISI]
Bertransmigrasi adalah hal yang sangat mustahil terjadi didunia, dan Aletta adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mengakui kalau bertransmigrasi itu adalah hal mustahil.
Namun, saat ini gadis itu dapat memb...
RENCANA NYA GUWECH MAU UPDATE BANYAK-BANYAK TAPI KARNA CHAP SEBELUM NYA NGGA MEMENUHI TARGET, DIRI INI JADI MALEZZZ
BACA YANG ADA DULU AJA YA MAMS!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading
"Apa ini?" Alfano dan Aletta saling menatap satu sama lain, sebuah surat mereka temukan di atas kasur Aletta. Sebelumnya Alfano telah mengetahui bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam kamar Aletta, namun aneh nya, orang itu tak melakukan apapun, dia hanya datang lalu pergi.
"Buka aja." Aletta mengangguk dalam hati mengiyakan ucapan Alfano. Toh dia penasaran dengan isi amplop itu, lagipula teknologi kan sudah canggih, untuk apa mengirim pesan menggunakan surat seperti ini?
Aletta membuka amplop itu dengan ekspresi serius sedangkan Alfano memilih menghancurkan ruang rahasia yang tadi mereka masuki. Pintu dan jendela yang ada di kamar Aletta, sudah mereka tutup, sesaat orang tadi pergi, entah mengapa mereka merasa akan di awasi terlebih jika tak menutup jendela kamar Aletta.
"Kode?" gumam Aletta menatap sebaris angka yang tertulis di atas kertas. Ia menoleh menatap Alfano yang seperti nya sudah selesai dengan urusan nya. "King, jangan bilang ini kode nya-"
"Benar, itu menggunakan kode itu," sahut Alfano cepat.
Livyana Alettaska
16 5 18 7 9 1 20 1 21 4 9 2 21 18 21
From: 26 15 18 1
"Apa yang akan Queen lakukan?" tanya Alfano menunggu jawaban Aletta. Jika Queen-nya ingin pergi, dia akan mengikuti nya dengan senang hati namun jika gadis nya memilih bertahan, ini akan semakin rumit.
"Kamu tahu apa yang akan Queen lakukan, King."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Matahari yang bersinar terang kini telah berganti dengan sinar rembulan yang indah. Suasana malam gelap, di dukung oleh suara binatang-binatang liar membuat suasana malam itu menjadi tenang. Di malam ini, mereka yang telah di undang akan segera bersiap, mereka harus mendapatkan jawaban, dan apa yang mereka inginkan.
Sudah cukup mereka menunggu begitu lama, kini saat nya mereka mendapatkan nya. Pemimpin dari acara itu tengah duduk santai, di dalam sebuah ruangan yang pernah menjadi saksi bisu dari dua tahun yang lalu. Ia menyesap segelas wine yang ada di tangan kiri nya seraya menatap lurus bulan dan bintang yang malam ini bersinar dengan indah.
"Aku yakin, mereka semua datang. Ada atau tidak ada nya undangan, mereka akan datang malam ini," monolog nya. Mata berwarna cokelat madu itu beralih pandang menatap sebuah mobil yang baru saja masuk ke dalam parkiran. "Dia tamu pertama," pungkas nya sedikit terkekeh.
"Ini menyenangkan."
Erwin mematikan mesin mobil nya dan menoleh menatap sang istri dengan menganggukkan kepala nya, "Ayo kita masuk ke dalam." Dengan nafas berat Erva keluar dari mobil dengan perasaan cemas.
Entah apa yang akan terjadi, namun dia merasa malam ini akan terjadi sesuatu yang membuat nya kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Erwin menggenggam tangan sang istri, berusaha meyakinkan dan menenangkan, ia elus tangan yang telah mendampingi nya selama 19 tahun itu dengan lembut. "Semua nya akan baik-baik saja."
Erva tersenyum dan membalas genggaman tangan Erwin dengan sedikit mengangguk, "Ayo," ajak nya yang mulai berjalan beriringan dengan sang suami tanpa tahu ada seseorang ah, ada beberapa orang yang sedang mengintip interaksi mereka.