AREA TRANSMIGRATION🔥⚠️
[REVISI]
Bertransmigrasi adalah hal yang sangat mustahil terjadi didunia, dan Aletta adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mengakui kalau bertransmigrasi itu adalah hal mustahil.
Namun, saat ini gadis itu dapat memb...
"Apa ini?" gumam Aletta menatap sebuah kunci yang jatuh dari buku diary yang baru saja ia baca.
"QUEEN!! BUKAA!" Aletta hampir terjengkang ke belakang saat Alfano tiba-tiba berteriak dari dalam kamar mandi.
"Astaga, gue lupa!! Ayang gue masih di dalem," sesal Aletta yang langsung bergegas membuka pintu kamar mandi. "Maaf ehe, kelupaan." Alfano langsung menarik tangan Aletta untuk duduk di sofa yang ada di dalam kamar nya.
"Ada apa?" tanya Aletta menatap Alfano.
Alfano menghirup nafas dalam-dalam lalu menggenggam kedua tangan Aletta, "Kita harus lacak keberadaan Rayyan sekarang." Aletta mengerutkan kedua alisnya bingung, "Kenapa? Memangnya dia dimana?"
"Menurut king-" Aletta meletakkan jari telunjuknya di bibir Alfano, meminta sistem tampan itu untuk berhenti berbcara, "Masalah Rayyan bisa nanti, sekarang misi Queen lebih penting," potong Aletta.
Alfano menghela nafas kasar seraya memalingkan wajahnya. "Setelah misi ini berhasil, kita cari keberadaan Rayyan." Aletta tersenyum lega dan segera memberikan sebuah kunci yang tadi ia temukan.
"Queen nemu ini di buku diary Livy." Alfano mengamati kunci yang ada di tangan nya dengan perasaan gelisah.
"Dan ada satu halaman yang menurut Queen isi nya sangat ambigu," sambung Aletta yang langsung menarik perhatian Alfano.
"Apa isi nya kata 'tolong' dan 'lepaskan'?" bisik Alfano tepat di telinga Aletta.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sebuah lorong bangunan sekelompok orang tengah membopong seorang pria yang tampak tak sadarkan diri. Mereka mengikat dan membekap mulut nya dengan perasaan senang bak baru saja mendapatkan sebuah jackpot. "Dia ternyata lebih pintar dari yang kalian bayangkan bukan?" sindir Zora menatap mereka yang sedang memasang raut wajah gelisah
"Diam jalang." Zora diam tak berkutik saat pria yang memiliki luka bakar di lengan nya itu menatapnya dengan sangat tajam.
"Kau membuat rencana ku gagal, ini semua ulahmu! Andai kau berhasil melenyapkan nya di Vila, aku tak perlu melihat wajah hina mu!" cemooh nya dengan suara lantang.
"Ayolah Fareve kau tak perlu memarahi nya ..." Ia menjeda ucapan nya dengan tersenyum miring menatap Zora. "Kita lenyapkan saja wanita gila kekuasaan ini," sambung nya menatap Zora yang langsung pucat pasi.
"Engga! Gue ngga mau sialan! Lo semua ngga boleh lenyapin gue!" sanggah Zora dengan sedikit berteriak yang perlahan berjalan mundur menjauhi mereka
Melihat ketakutan yang ada di wajah Zora membuat ketiga nya tak bisa menghentikan gelak tawa nya. Fareve tertawa paling keras namun lihatlah tatapan yang ia layangkan ke Zora, tatapan yang mampu membuat Zora merasa terintimidasi dan takut dalam satu waktu.
"Memang nya kami membutuhkan izin dari mu? Haha, wanita ini lucu sekali," ucap seorang wanita yang mulai berjalan mendekati Zora dengan seringaian lebar yang ia tunjukkan. Bola mata Zora bergetar, tubuhnya kaku tak dapat bergerak mundur saat dia ada di depan nya.