Part 29

1.6K 165 3
                                    

Happy reading

Ting!

Suara notifikasi yang berasal dari handphone Aletta memecah keheningan diantara mereka. Alfano mengurai pelukannya membiarkan Aletta memeriksa handphonenya.

Kening Aletta mengernyit, "Siapa?"

"Ada apa Queen?" tanya Alfano

Tepat saat Aletta hendak membuka mulutnya, bel berbunyi pertanda bahwa siswa/i masuk ke dalam kelas agar pembelajaran segera dimulai.
"Nanti Queen kasih tau,"

***

"Kita harus kasih tau Aletta semuanya—"

"Dan kamu mau kalau dia pergi ninggalin kita?" Mulut Erva seketika terdiam mendengar Erwin yang memotong ucapannya tepat sasaran

"Tapi kita harus apa? Aku takut dia terluka saat tau semuanya mas," lirih Erva

Erwin memeluk erat Erva yang selalu terlihat rapuh jika bersangkutan dengan putri sewata wayang mereka. "Dia akan baik-baik aja,"

"Kalian pikir dia akan baik-baik saja, saat dia tahu kalau orangtuanya lah penyebab dia koma dan hilang ingatan?" Sepasang suami istri itu menoleh bersamaan mendengar suara yang beberapa waktu yang lalu sempat mereka dengar

Tatapan Erwin langsung menajam, menusuk pria yang tengah berdiri diambang pintu dengan senyum mengembang. "Perlu anda ingat kalau itu semua terjadi karna kesalahan anda sendiri," tekan Erwin

"Erva, kembali ke kamar. Aku akan disini menemani tamu yang tidak diundang ini." Erva mengangguk patuh sebelum pergi meninggalkan sang suami bersama pria yang pernah membuat masa lalu putrinya menjadi kelam

***

"King,"

"Hm?" Alfano menoleh menatap Aletta yang tengah kesusahan memasang selt belt disampingnya

Alfano mencondongkan sedikit badannya ke arah Aletta hendak memasang seltbelt, meski ia masih bingung dengan sikap Aletta yang tiba-tiba tidak bisa memasangnya.

Puk! Puk!
Aletta menepuk-nepuk kecil kepala Alfano dengan lembut membuat sang empu mendongak.
"Queen kenapa?"

"Queen cape. Semuanya terlihat sangat membingungkan dan Queen ngga mau ada disituasi yang kayak gini. Queen juga harus siapin mental buat masalah selanjutnya dan kapan ini semua berakhir?" jawab Aletta masih mengelus rambut Alfano yang berada didepannya

Alfano terdiam cukup lama, sambil mencerna maksud dari ucapan sang Queen. Alfano menegakkan punggungnya kembali membuat Aletta melepas tangannya dari kepala Alfano.

Perlahan, Alfano mengangkat tubuh Aletta hingga kini berada dalam pelukannya. Ia sakit melihat Aletta sakit dan sistem itu pun sedih melihat Aletta sedih, jadi ia paham alasan mengapa ia mengalami semua ini.

Aletta menggeleng pelan dalam pelukan hangat pria itu, tangisnya mulai pecah dengan rasa sesak di dadanya yang semakin menjadi-jadi. Ia tak seharusnya membiarkan semua ini terus terjadi, ia harus bisa membatasi diri dengan Alfano karna cepat maupun lambat, dia dan Alfano akan segera berpisah.

QUEEN-NYA SANG SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang