Part 35

1.6K 120 5
                                        


Happy reading

Tatapan Fareve menajam saat mobil Alfano memasuki area sekolah. Darahnya seakan mendidih saat Alfano turun dari mobilnya lalu berjalan ke sebelah mobil untuk membukakan pintu untuk Aletta.

Bayang-bayang Aletta yang kemarin malam menangis didepannya membuat hati Fareve berdenyut sakit. "Aku harus apa supaya kamu percaya, Livy?" lirih Fareve menatap Aletta yang tertawa riang bersama Alfano yang memeluk pundaknya

Tut!

Fareve sedikit meringis saat alat yang berada di telinganya berdengung, pertanda ada panggilan yang masuk melalui earphone yang tengah ia pakai. "Jangan jadikan gadis itu kelemahanmu, atau aku akan melenyapkan nya, seperti dua tahun yang lalu." Mata Fareve bergerak liar mencari darimana "dia"  tahu jika dirinya sedang menatap Aletta?

Perasaan Fareve semakin yakin saat bertatapan dengan seseorang berbaju seragam sekolah menatapnya dari lantai tiga sekolah.

"Jangan menatapku seperti itu, kau membuat diriku seperti seorang penjahat saja," kekeh pria itu dengan tawa sarkas

Fareve mengeratkan genggamannya, "Sial!" Fareve membalikkan badan lalu memasuki mobil sport warna merah milik seseorang.

***

"Permainan yang cukup menarik," gumam Alfano

Aletta mengerlingkan matanya angkuh, "Queen bilang juga apa, King pasti suka dama permainannya," cerocos Aletta

Putra dan Randy saling tatap. "Kalian lagi main game apa?" tanya Putra kepo

Aletta berbalik,"Game Criminal Case. Kalian mau nyoba main, ga?" tawar Aletta

"Gue udah main game itu sih dan hampir seluruh series Criminal Case udah gue selesaiin," bangga Randy melipat kedua tangan didepan dada

Mata Aletta menatap binar Randy lalu berdiri dari duduknya dan melompat ke meja Putra dan Randy. "Seriusan? Ajarin gue dong, gue ngga bisa mecahin kasus Criminal Case yang The Conspiracy," sungut Aletta

Alfano, Putra dan Randy mengelus dada bersamaan menatap nanar meja yang baru saja jadi objek pendaratan Aletta. "Letta, hati-hati. Lo bisa terluka kalo lompat kayak gitu," omel Putra menatap datar Aletta

"Queen, turun!"

Aletta memasang senyum tak berdosa lalu meminta maaf kepada ketiganya namun, sang Queen belum beranjak dari tempatnya. Ia masih memelas untuk diajari oleh Randy, agar ia dapat memecahkan teka-teki permainannya.

"Ntar kalo lo ngajarin gue sampe berhasil, gue janji deh bakal lakuin apapun buat lo,"

Aletta tak sadar, jika sepasang mata Alfano menatap tajam para laki-laki dalam kelas mereka tengah menatap Aletta. Lebih tepatnya, menatap paha mulus Aletta yang tersingkap akibat posisi duduk Aletta yang tidak benar.

"Fuu~ mulus bener cui!" decak kagum Aro menatap ke arah Aletta

"Ck! Di service Aletta kayaknya mantep," sahut pria dibelakang Aro dengan membasahi bibirnya dengan segelas air

"Nanti pulang sekolah kita bawa Aletta aja gimana?" usul Theo teman sebangku Aro

"Lo gila? Kita bisa mati dibunuh Alfano," ketus Aro menggeplak kepala Theo kuat

QUEEN-NYA SANG SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang