Part 38

1.4K 92 2
                                        

Happy reading

"Nih." Aletta menyodorkan kotak p3k ke Alfano yang kini menatapnya dengan senyum lembut

"Seru jalan-jalan nya?" tanya Alfano yang dibalas tatapan sinis dari Aletta

Saat Aletta dan Rayyan sedang asik bermain di permainan penjapit boneka, tiba-tiba Aletta mendapat telfon dari nomor asing. Tanpa rasa curiga, Aletta langsung mengangkat telfon itu dan mendengar seseorang di seberang sana mengatakan bahwa Alfano tengah tergeletak lemah di belakang sekolah.

Tanpa menunggu banyak waktu, Aletta menarik Rayyan keluar dari mall. "Kita ke sekolah sekarang," ucap Aletta yang duduk di depan dengan Rayyan yang duduk di belakang

Rayyan mengendihkan bahu nya acuh, ia memeluk Aletta dari belakang. Bukan berniat modus tapi Rayyan hanya ingin berpegangan dengan kuat, saat Aletta mengendarai moge nya dengan kencang.

"Kok bisa sih King jadi babak belur, hm? Coba cerita," tuntut Aletta meminta penjelasan dengan duduk di samping Alfano yang duduk di ranjang milik nya

Alfano menghela nafas pelan, "Sedikit lagi, King akan menyelesaikan misi Queen." Bola mata Aletta melebar terkejut

"Loh? Misi? Kenapa jadi King yang nyelesaiin? Kan ini misi Queen," bantah Aletta tak terima saat tahu bahwa Alfano babak belur karna berusaha menyelesaikan misi yang belum mereka pecahkan sampai saat ini

Tangan Alfano terulur mengusap rambut Aletta dengan lembut, "Gapapa, lagipula King pengen ambil hadiah King secepatnya," jelas Alfano

"Hadiah apa?" tanya Aletta

Alfano diam, sistem tampan itu memilih menyibukkan diri nya membersihkan debu yang menempel disekitaran lengan nya. Dalam hitungan lima menit, seluruh tubuh Alfano kini telah bersih tanpa meninggalkan satu luka.

Aletta yang melihat itu memutar bola mata nya malas. "Kalo bisa gitu ngapain coba, gue ambilin dia p3k? Bego banget," rutuk Aletta dalam hati

"Dapat informasi?" tanya Alfano menyenderkan kepala nya di bahu Aletta

Aletta diam mencoba mengingat, "Queen rasa ... Rayyan kayak nya ada kaitan nya dengan misi ini," ucap Aletta setelah diam beberapa saat

Alfano diam, ia masih menunggu Aletta untuk melanjutkan ucapan nya. "Dia pengen Queen bantu dia selidiki Fareve dan Ara. Awalnya Queen mikir yaudah lah ngga ada salah nya membantu, toh, Queen juga butuh informasi tentang Fareve tapi Queen bingung." Alfano mengecup pelipis Aletta dengan singkat

"Kenapa bingung?" tanya Alfano menatap Aletta yang ikut menatap nya

"Kenapa Rayyan mau selidiki Ara? Padahal kan Queen dan King tahu, kalau Ara itu ngga ada sangkut paut nya dengan Fareve," ucap Aletta mengerucutkan bibir nya kesal, "Queen cape tau ... kita udah mirip detektif kalo gini terus." Alfano mengangguk kan kepala paham bahwa Queen-nya tengah di landa kebosanan

"Pasti capek ya mikir terus?" tanya Alfano mengusap lengan kiri Aletta

Aletta mengangguk dengan lucu, "King? Keluarga yang King buat kemarin masih ada?" Alfano menukik kedua alisnya bingung

Aletta menghela nafas berat, "Kan King pernah bilang kalau waktu Queen berkunjung ke rumah Mommy sama Daddy itu cuma khayalan doang, kan?" Alfano mengangguk

"Queen mau kesana lagi, gapapa deh khayalan doang, tapi Queen kangen kesana. Boleh yah?" pinta Aletta menatap harap Alfano yang kini menghela nafas berat

"Maaf Queen ngga bisa." Aletta menyenderkan kepala nya ke dada bidang Alfano dengan menghela nafas pelan

Ia tidak memaksa Alfano mengatakan alasan nya, toh Alfano pasti punya alasan yang jelas tentang itu. "Maaf ya," ucap Alfano tulus mengecup pucuk kepala Aletta

"No problem," lirih Aletta

Setengah jam berlalu kedua nya masih betah dalam kesunyian. Aletta memejamkan mata nya menikmati sentuhan halus dari Alfano yang sedari tadi mengelus kepala nya, mengingatkan Aletta kepada dua Abang kembar nya di masa lalu yang selalu melakukan itu saat dia merasa sedih.

"King," panggil Aletta

Alfano berdehem sebentar menyahut Aletta. "Queen ngerasa ada yang beda sama Fareve," ungkap Aletta

"Fareve yang tadi ada di kelas beda banget sama Fareve yang sebelumnya, entah kenapa Queen ngerasa kalau mereka seperti dua orang yang berbeda tapi dengan tubuh yang sama," jelas Aletta yang menghentikan pergerakan tangan Alfano

"King juga ngerasain hal yang sama," gumam Alfano

Aletta mendongak menunggu Alfano berucap, dengan senyum tipis Alfano kembali mengusap kepala Aletta dengan sayang. "Dengerin King ngomong ya, jangan dipotong oke?" Aletta mengangguk antusias bersiap mendengarkan penjelasan Alfano

***

Setelah Alfano menatap kepergian seseorang yang menurut nya tak asing, tiba-tiba entah dari mana ia mendapat pukulan telak yang begitu kuat. Badan Alfano tersungkur ke lantai keramik dengan kuat. Tak hanya sampai di situ, badan Alfano juga ikut di injak oleh seseorang yang tidak Alfano ketahui, sebab kini posisi tubuh Alfano tengah di injak oleh seseorang dari atas punggung nya.

"Tidak bisa dipercaya, kau se-nekat ini mau membantu manusia itu menyelesaikan misi." Alfano menaikkan sebelah alisnya, ia merasa penasaran, kenapa ia bisa tahu? Padahal hanya ada tiga orang yang mengetahui ini

Tak lain adalah Aletta, dia sendiri dan tentu nya atasan Alfano yang bertuga mengatur dunia yang kini Alfano tempati. Dengan cepat, Alfano berbalik lalu berdiri dengan tertatih. Andai Alfano manusia, ia pasti merasa sakit di sekujur tubuh nya namun saat ini dia adalah sistem, ia tidak merasakan sakit apapun.

"Dari mana anda tahu?" tanya Alfano menatap sengit

"Itu tidak penting." Pria itu maju satu langkah menghadap Alfano, "Percuma. Percuma kau menyelamatkan manusia itu, kau dan dia akan berpisah di akhir dan dia akan melupakan kau, Lalu? Apa yang kau dapatkan hm, Sistem Neo Zero One?" Alfano langsung memposisikan dirinya dengan gerakan siaga

"Sial, bagaimana anda bisa tahu identitas saya?" tanya Alfano dengan menatap tajam pria di hadapan nya

"Kembali ke ucapan ku yang pertama, itu tidak penting," desis nya tajam

"Usaha mu akan terbuang sia-sia jika terus membantu manusia itu. Kembalilah ke asal mu, biarkan dia menyelesaikan misi nya sendiri." Tangan Alfano tergepal dengan kuat, ia sekarang tahu siapa yang tengah berada di hadapan nya

Ya benar, dia adalah atasan Alfano. Hanya dia seorang yang bisa mengendalikan dunia novel ini, dan Alfano baru menyadari jika disekitar nya telah berubah menjadi sebuah tempat gelap.

"Tersisa empat hari lagi untuk misi kedua Aletta, jika dia tidak menyelesaikan nya kau tau apa yang dia dapatkan?" Alfano diam menunduk

"Maaf Tuan, misi akan segera dilaksanakan." Alfano duduk sedikit berjongkok seperti seorang pengawal di depan pria itu

Ia tertawa, tertawa dengan cukup keras, ia menepuk kecil kepala Alfano yang menunduk seperti seorang anjing peliharaan nya. "Bagus, teruslah tunduk seperti anjing liar." Alfano menahan mati-matian untuk tidak menghajar pria di depan nya ini dengan menggigit bibir bawahnya



Duh, makin rumit ngga sih?😭 Maap maap, aku ngga tau kenapa tiba-tiba tangan aku lancar banget pengen nulis tanpa di jeda hiks huhu

Tolong dong review tentang chapter ini🙏🙏🙏

QUEEN-NYA SANG SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang