Part 47

456 31 3
                                        

Happy Reading


Setelah pertemuan malam itu berlangsung beberapa saat, suasana dalam Vila nomor 08 semakin tegang. Para tamu duduk saling memandang dengan waspada, termasuk Erwin dan Erva yang mencoba tetap tenang meskipun firasat buruk tak kunjung hilang dari pikiran mereka. Sementara itu, Aletta dan Alfano berdiri di sudut ruangan, memperhatikan seluruh interaksi yang terjadi dengan sorotan mata tajam. Aletta meremas amplop yang sebelumnya mereka temukan di kamarnya.

Seseorang yang tidak dikenal tiba-tiba muncul, berjas hitam, mengenakan topeng emas yang membuat identitasnya tak dapat dikenali. Ia memasuki ruangan dengan langkah tenang dan percaya diri. Seluruh mata tertuju padanya, menyadari bahwa sosok ini adalah pemimpin dari acara malam itu.

Dengan suara berat yang misterius, pria bertopeng itu berkata, "Saya tahu kalian semua bertanya-tanya, untuk apa kalian diundang ke sini. Malam ini bukan hanya pertemuan biasa. Kalian masing-masing membawa bagian dari teka-teki ini, dan hanya jika kalian bekerja sama, kunci rahasianya akan terbuka."

"Omong kosong! Aku akan pergi." ucap Devan dingin.

Pria bertopeng kemudian berjalan mendekati Kesya dan Devan, yang masih tampak tegang setelah kejadian sebelumnya. Ia menatap Devan dan berkata dengan nada dingin, “Kamu mungkin mengira bisa pergi, tapi rahasia besar yang ada di tempat ini akan membuatmu ingin bertahan lebih lama.”

Erwin yang sedari tadi diam, akhirnya tak tahan dan angkat bicara. “Apa maksud dari semua ini? Kami datang ke sini atas undanganmu, tapi kami bahkan tidak tahu siapa dirimu dan apa yang kau inginkan.”

Sosok bertopeng tertawa pelan. “Apa yang saya inginkan bukan hal yang sederhana, Tuan Erwin. Tapi kalian semua akan segera mengetahuinya. Setiap dari kalian memiliki sesuatu yang berharga untuk saya. Jika kalian ingin selamat, kalian harus memecahkan teka-teki yang sudah saya siapkan.”

Lalu pria itu mengeluarkan kunci dari dalam jasnya, sebuah kunci dengan angka “26” yang terukir di atasnya. Ia mengangkatnya tinggi-tinggi agar semua orang bisa melihatnya. “Ini adalah petunjuk pertama. Di vila ini ada satu ruangan yang terkunci. Di dalamnya terdapat sesuatu yang akan membantu kalian. Tapi ingat, hanya satu dari kalian yang boleh masuk ke dalam ruangan itu.”

Aletta menatap kunci tersebut dengan penasaran. Ia merasa bahwa angka "26" yang ada di kunci itu mungkin ada hubungannya dengan pesan misterius yang ia dan Alfano temukan sebelumnya. Ia mendekat ke Alfano dan berbisik, “Mungkin Queen tahu apa arti dari angka 26 dengan surat yang Queen dapatkan.”

Alfano mengangguk setuju dengan pendapat Aletta. Dengan pelan dan tanpa ada yang menyadari keberadaan mereka berdua, pergi meninggalkan ruangan nomor 08.
"Tak perlu bermain-main. Aku hanya ingin gadis ku menjadi milik ku. Itu saja," angkuh Vareno menatap datar pria itu.

Ia mengangguk menanggapi ucapan Vareno, lalu ia tarik ujung topi yang ia gunakan sebelum berkata, "Kau juga berkata seperti itu dua tahun yang lalu, dan sama seperti dua tahun yang lalu... kau tidak mendapatkan gadismu... dan kau menyesal tidak mengikuti permainan dari ku..."

Kalimat panjang yang ia ucapkan sukses membuat mereka yang hadir di ruangan itu menegang, terutama Fareve dan Vareno. Mereka terdiam sesaat sebuah ingatan tiba-tiba saja, terlintas dari benak mereka dan mengingat apa yang seharusnya tidak pernah mereka lupakan.

"Kalau kalian menginginkan nya kalian harus mengikuti permainan ku."

Seseorang berdecih sinis mendengar nya, "Aku bukan bocah pak tua, tak usah membuat permainan konyol seperti ini." ketus Vareno menatap tajam pria itu.

Namun sang empu malah mengendihkan bahu acuh, ia kemudian mengeluarkan kunci dari dalam jasnya, sebuah kunci dengan angka “26” yang terukir di atasnya. Ia mengangkatnya tinggi-tinggi agar semua orang bisa melihatnya. “Ini adalah petunjuk pertama. Di vila ini ada satu ruangan yang terkunci. Di dalamnya terdapat sesuatu yang akan membantu kalian. Tapi ingat, hanya satu dari kalian yang boleh masuk ke dalam ruangan itu.”

QUEEN-NYA SANG SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang